visitaaponce.com

Pasca Kebakaran, Museum Nasional Tutup Hingga Akhir Tahun

Pasca Kebakaran, Museum Nasional Tutup Hingga Akhir Tahun
Petuga Polisi bagian Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor)saat melakukan penyelidikan terlait Kebakaran yang terjadi di Museum Nasional(MI / M Irfan)

OPERASIONAL Museum Nasional Indonesia (MNI) akan tutup hingga akhir tahun. Penutupan tersebut dilakukan imbas insiden kebakaran yang melanda MNI pada September 2023 lalu, 

Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya (BLU MCB), Ahmad Mahendra, mengungkapkan saat ini, tim evakuasi masih melakukan penyisiran koleksi.

“Hal itu membuat pihak MNI berencana akan menutup operasional museum untuk publik sementara waktu hingga akhir tahun 2023,” jelasnya saat dihubungi Media Indonesia pada Selasa (10/10).

Baca juga : 589 Koleksi Museum Nasional Berhasil Dievakuasi dan Diidentifikasi

Lebih lanjut, Ahmad mengungkapkan bahwa Tim Khusus Penanganan Unit Museum Nasional Indonesia telah mengidentifikasi 589 artefak dalam waktu dua minggu meskipun pekerjaan tersebut sangat kompleks dan perlu kehati-hatian.

Baca juga : IAAI Sebut Museum di Indonesia belum Memiliki SOP Penanggulangan Bencana

“Tim melaporkan telah mengidentifikasi 589 koleksi dari 817 koleksi yang terdampak musibah kebakaran. Hingga hari ini proses evakuasi dan identifikasi terus berlanjut di ruang koleksi keramik, terakota dan peradaban,” ungkapnya

Demi mempermudah proses kerja tim, MNI mendapat bantuan tenaga ahli dari Tim Balai Konservasi Borodubur dan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIII Provinsi Banten dan DKI Jakarta untuk menyisir koleksi-koleksi yang terdampak, khususnya yang tertimpa dinding bangunan cagar budaya MNI yang runtuh akibat kebakaran.

Sementara itu, Sejarawan Indonesia dan pakar museum, Asep Kambali mengatakan penutupan MNI menjadi salah satu cara yang tepat untuk kembali merestorasi ratusan koleksi bersejarah. Namun, lanjut Asep, pihak MNI harus tetap menghadirkan akses museum secara virtual.

“Edukasi museum kepada publik seharusnya tidak berhenti walaupun masih dalam restorasi. Misalnya dengan melayani secara virtual, karena kebakaran ini tidak harus diratapi terus-menerus tapi bagaimana kita harus bersiasat memberi layanan dan edukasi,” jelasnya saat dihubungi Media Indonesia melalui pesan tertulis pada Selasa (10/10).

Menurut Ujang, untuk mewujudkan layanan berbasis digital tersebut, MNI bisa berkolasi dengan komunitas-komunitas tertentu.

“Ada berbagai komunitas edukasi yang bergerak dalam bidang digital siap untuk membackup dan menjembatani museum dengan masyarakat. Apalagi MNI sudah memiliki ruang immersive jadi lebih mudah untuk bertransformasi ke digital,” tandasnya. (Z-8)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat