visitaaponce.com

BPJamsostek Sosialisasi Kerja Keras Bebas Cemas di Pasar Pagi Mangga Dua

BPJamsostek Sosialisasi 'Kerja Keras Bebas Cemas' di Pasar Pagi Mangga Dua
BPJS Ketenagakerjaan Jakarta Cabang Mangga Dua melakukan sosialisasi program dan manfaat Jamsostek di Pasar Baru Mangg Dua, Jakarta Utara.(Ist)

 

TIM BPJS Ketenagakerjaan Jakarta Cabang Mangga Dua melakukan sosialisasi program dan manfaat Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (Jamsostek) secara masif kepada para pedagang di Pasar Pagi Mangga Dua di Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, Selasa (12/12).

Selain membuka booth, kegiatan dilakukan petugas secara door to door dengan mendatangi kios-kios atau toko-toko.

Langkah dan upaya tersebut berhasil menarik antusiasme dan minat warga untuk mendaftar menjadi peserta. Seperti yang dilakukan salah seorang pegawai bernama Hariani, 34.

Baca juga: Jaminan Sosial Masuk Kurikulum, Dirut BPJS Ketenagakerjaan: Langkah Baik Literasi Sejak Dini

Setelah merasa cukup mendapatkan penjelasan yang dibutuhkan dari tim, perempuan yang saban hari beraktivitas di pasar tersebut langsung memutuskan untuk mendaftarkan dirinya. 

"Perlindungan jaminan sosial diri kita dari risiko bekerja ini penting, sih, menurut aku. Kita yang gaji UMR pun bisa ikut, ada tabungannya, dan memperoleh manfaat bagus program ini," ujar Hariani yang berdomisili di Jakarta Barat.

Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Jakarta Cabang Mangga Dua, Dessy Sriningsih, menyebut kegiatan tersebut adalah aktivasi pasar Kerja Keras Bebas Cemas.

Tujuan sosialisasi ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya BPJS Ketenagakerjaan. Fokus sasaran BPJS Ketenagakerjaan tahun ini adalah kalangan UMKM yang adalah pekerja informal.

"Mengapa kita menyasar pasar terutama seperti pasar pagi di Mangga Dua ini karena memang ini salah satu kantung UMKM pekerja informal," ujar Dessy.

Baca juga: Gandeng Radio, BPJS Ketenagakerjaan Gelar Kampanye Kerja Keras Bebas Cemas 

Ia menekankan, BPJS Ketenagakerjaan selama ini identik dengan pekerja sektor formal, seperti pekerja kantoran.

Padahal, kata Dessy, data menunjukkan cakupan pekerja informal yang sudah terlindungan program jaminan sosial berupa Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM) secara nasional masih sangat rendah. Sektor informal bahkan mencakup 60% lebih dari angkatan kerja di Indonesia.

"Karena itulah kita bergerak secara masif menjemput bola seperti ini, meningkatkan kesadaran teman-teman kita di sektor informal," ucap Dessy. 

Manfaat JKK yaitu memberikan perlindungan sejak pekerja peserta berangkat dari rumah ke tempat kerja hingga sampai kembali lagi ke rumahnya.

Setiap risiko yang terjadi dan semua biaya yang muncul dari risiko kecelakaan kerja akan ditanggung atau dibayar oleh BPJS Ketenagakerjaan.

Baca juga: RSUD Tarakan Raih Penghargaan PLKK Award 2023 dari BPJS Ketenagakerjaan

Sementara itu, JKM berupa santunan yang didapatkan ahli waris sebesar Rp42 juta dan manfaat beasiswa untuk dua anak dengan total Rp174 juta.

Adapun manfaat tambahan yang juga bisa diikuti masyarakat sektor informal adalah Jaminan Hari Tua (JHT) berupa tabungan. Adapun biaya atau iuran untuk dua program JKK dan JKM sebesar hanya Rp16.800, sementara dengan JHT menjadi Rp36.800.

"Ketiga program inilah yang kita kampanyekan di pasar pagi ini. Kita target khusus hari ini bisa mengakuisisi hingga 150 pekerja informal yang mendaftar," jelas Dessy.

"Kami berharap tahun depan kegiatan seperti ini bisa kita lanjutkan karena sosialisasi sifatnya harus berkelanjutan, apa lagi di pasar pagi ini infonya ada 2.500 pedagang," kata Dessy. (RO/S-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat