visitaaponce.com

Cuaca Ekstrem, KPU DKI Mitigasi Bencana untuk Logistik Dan Lokasi Pemilu

Cuaca Ekstrem, KPU DKI Mitigasi Bencana untuk Logistik Dan Lokasi Pemilu
Petugas mempersiapkan logistik pemilu di Jakarta(MI/Usman Iskandar)

KOMISI Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta mencatat ada sebanyak 1.500 titik lokasi pemungutan suara dan gudang logistik pemilu yang rawan banjir.

Ketua Divisi Teknis KPU DKI Jakarta Dody Wijaya mengatakan, pihaknya telah mengantisipasi hal tersebut dengan relokasi ke tempat yang lebih tinggi.

"Lalu kami koordinasi dengan jajaran pemerintah kota dan pemprov, baik itu BPBD maupun kelurahan/kecamatan," jelasnya kepada awak media, Selasa (6/2).

Baca juga : 2.841 TPS di DKI Berada di Wilayah Rawan Banjir

Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta untuk mengantisipasi jika hujan deras hingga banjir meredam lokasi pemilihan.

"Kami pastikan dulu TPS aman dari banjir. Plan B nya kalau memang situasi tidak memungkinkan ya, kalau hujan deras dan potensi banjir, kami berkoordinasi dengan BPBD," jelasnya.

Dody menjelaskan, sebelumnya KPU telah berkoordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta untuk memitigasi kejadian tidak terduga saat penyelenggaraan pemilu.

Baca juga : Bali akan Dilanda Hujan Intensitas Sedang-Lebat hingga 2 Desember 2023

"Yang pasti kalau terkait dengan gudang kita kan sebelumnya sudah dipastikan bebas banjir, dilakukan humisasi untuk antirayap, ada alat pemadam kebakaran yang dibantu teman-teman dinas damkar untuk memastikan itu aman," ujarnya.

"Selain itu di kotak suara akan dibungkus dengan plastik, sehingga dalam distribusinya, kalau terjadi kondisi hujan, itu aman dari hujan dan sebagainya," pungkasnya.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan potensi hujan dengan variasi intensitas yang beragam di wilayah Indonesia diprediksi masih dapat terjadi hingga memasuki periode awal Februari 2024.

Baca juga : BPBD Imbau KPU Dirikan TPS di Lokasi Bebas Banjir dan Genangan

BMKG menjelaskan, cuaca musim hujan Februari 2024 disebabkan oleh aktivitas Monsun Asia yang disertai adanya potensi seruakan dingin sehingga berpengaruh terhadap peningkatan massa udara basah di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan ekuator. (Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat