MRT Jakarta Pastikan Proyek MRT Tidak Terpengaruh Resesi Jepang
![MRT Jakarta Pastikan Proyek MRT Tidak Terpengaruh Resesi Jepang](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/02/2da829f7605730c93bdc2b3b6f38312b.jpg)
DIREKTUR Pengembangan Bisnis PT MRT Jakarta Farchad Mahfud menegaskan hingga kini belum ada pengaruh resesi ekonomi yang terjadi di Jepang terhadap kerja sama proyek-proyek MRT dengan Jepang di Jakarta.
Seperti diketahui, pembangunan MRT Jakarta baik Fase 1 (Lebak Bulus-Bundaran HI), Fase 2 (Bundaran HI-Kota), hingga Fase 3 (Cikarang-Balaraja) dilakukan melalui kerja sama Indonesia, Pemprov DKI, dan Jepang.
"Belum ada. Masih berjalan terus," kata Farchad saat ditemui Media Indonesia di kantor PT MRT Jakarta, Gedung Transport Hub, Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Selasa (20/2).
Baca juga : BEI Yakin Resesi Jepang dan Inggris tak Berdampak ke Pasar Modal Indonesia
Farchad menegaskan, seluruh pembangunan MRT Jakarta baik yang saat ini sedang berjalan hingga yang baru akan dilaksanakan seperti Fase 3 (Cikarang-Balaraja) Koridor Barat-Timur akan tetap dilaksanakan sesuai jadwal.
Diketahui, proyek pembangunan Fase 3 (Cikarang-Balaraja) Stage 1 (Tomang-Medan Satria) akan diresmikan Agustus mendatang oleh Presiden Joko Widodo.
Stasiun Thamrin direncanakan akan menjadi stasiun yang mengintegrasikan rute koridor Barat-Timur dengan koridor Selatan-Utara (Lebak Bulus-Kota).
Baca juga : Kestabilan Harga Cegah Resesi
Akan ada 21 stasiun yang dibangun pada Fase 3 Stage 1 Tomang-Medan Satria dengan jarak tempuh 24 km.
Di sisi lain, Farchad juga optimistis investasi kepada proyek-proyek MRT Jakarta di luar pembangunan infrastruktur kereta api akan tetap diminati investor meski Jepang sedang dilanda resesi.
MRT Jakarta telah ditugaskan membangun transit oriented development (TOD) atau kawasan berorientasi transit di sembilan lokasi di antaranya Dukuh Atas, Fatmawati, Blok M-Sisingamangaraja, Senayan, hingga Glodok-Kota.
Baca juga : Kemungkinan Resesi Terjadi di Indonesia Dinilai Kecil
"Animo investasi di MRT masih baik," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, Jepang yang pernah menjadi negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia, melaporkan kontraksi selama dua kuartal berturut-turut pada Kamis (15/2). Ekonomi turun 0,4% secara tahunan pada kuartal IV-2023 setelah melaporkan kontraksi atau -3,3% pada kuartal III-2023. (Z-3)
Baca juga : Dampak Resesi Jepang Tidak Hanya ke Ekspor Indonesia, Tapi juga Investasi
Terkini Lainnya
Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I Capai 5,11%, Jokowi: Menggambarkan Optimisme
Musrenbangnas 2024, Presiden Tekankan Pentingnya Sinkronisasi Program Pembangunan
LTLS Optimis Mampu Lewati Ketidakpastian Ekonomi Global
Setelah Dihantam Resesi, Perekonomian Inggris mulai Menggeliat
Inflasi Jepang Turun ke Target Bank Sentral Sebesar 2%
Pengamat: Peningkatan Harga Pangan akan Lebih Berat ke Masyarakat Miskin Kota
Indonesia Hadapi Jepang di Perempat Final Kejuaraan Asia Junior
BNI Dorong Pertumbuhan Bisnis Milik Diaspora di Jepang
Pemerintah Indonesia Kembalikan Sembilan Kerangka Terduga Tentara Jepang pada Perang Dunia II
Pertamina International Shipping Gandeng Perusahaan Kapal Jepang NYK
IHSG Ditutup Menguat Lampaui 6.950
Timnas Tetap Berpeluang, meski tidak Semudah yang Dibayangkan
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap