visitaaponce.com

Sabtu 185 Pagi, Kualitas Udara Jakarta tidak Sehat

Sabtu (18/5) Pagi, Kualitas Udara Jakarta tidak Sehat
Kota Jakarta yang diselimuti polusi udara di pusat kota Jakarta(MI/RAMDANI)

KUALITAS udara di DKI Jakarta, Sabtu (18/5) pagi, berada dalam kategori tidak sehat berdasarkan data yang dikeluarkan situs pemantau kualitas udara IQAir.

Berdasarkan pantauan, Sabtu (18/5) pukul 05.30 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 180, dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2,5 di angka konsentrasi 19,4 mikrogram per meter kubik.

Konsentrasi tersebut setara 97 kali nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca juga : Penanganan Kualitas Udara Jakarta Membutuhkan Peran Seluruh Masyarakat

Situs pemantau kualitas udara dengan waktu terkini tersebut pun mencatatkan Jakarta sebagai kota dengan kualitas udara peringkat keempat terburuk di dunia.

Kota dengan kualitas udara terburuk di dunia, Sabtu (18/5) adalah Baghdad (Irak) di angka 271, Kinshasa (Kongo) di angka 254, New Delhi (India) di angka 244.

Selain Jakarta, situs pemantau kualitas udara tersebut juga mencatat sejumlah kota besar lain di Indonesia masuk dalam kategori tidak sehat, yaitu Tangerang Selatan (Banten) di angka 178, Surabaya (Jawa Timur) di angka 167.

Baca juga : Satgas PPU Sebut 166 Watermist Telah Terpasang

Masyarakat pun direkomendasikan untuk menghindari aktivitas di luar ruangan, mengenakan masker saat di luar, menutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor.

Sementara itu, Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta menyebut kualitas udara di Jakarta untuk polusi udara PM2,5 berada pada kategori sedang hingga tidak sehat.

Dari lima lokasi yang masuk dalam pemantauan, dua di antaranya tidak sehat dengan angka 104 dan 105 yaitu di Lubang Buaya dan Kelapa Gading, sedangkan tiga lainnya yaitu masuk kategori sedang seperti di Kebon Jeruk dengan indeks di angka 98, Bundaran HI 93, dan Jagakarsa 74.

Baca juga : Atasi Polusi, 135 Water Mist Telah Terpasang di Jakarta

Kategori sedang berarti tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif.

Sementara untuk kategori tidak sehat yaitu tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan pada manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.

Sebelumnya, BMKG mengungkapkan Jakarta mulai memasuki musim kemarau pada Mei dan diprediksi mencapai puncaknya pada Juni 2024. Bersamaan dengan itu, Jakarta diprediksi kembali dilanda polusi udara.

Baca juga : Cosmos Hadirkan Air Purifier untuk Solusi Tangkal Polusi di Ruangan

Koordinator Sub Bidang Informatif Gas Rumah Kaca BMKG Albert Nahas mengatakan fenomena iklim global berupa El Nino, La Nina, dan Dipole Mode Positif/Negatif turut mempengaruhi partikel polutan di Indonesia, termasuk di Jakarta.

Albert mengungkapkan La Nina mempengaruhi konsentrasi PM2,5 di Indonesia dan membagi wilayah Indonesia menjadi Timur dan Barat berdasarkan respon PM2.5 terhadap La Nina.

Salah satu dampaknya, konsentrasi PM2,5 cenderung tinggi pada malam hingga pagi hari dan rendah pada siang hari.

"Fenomena iklim global bisa mempengaruhi iklim di Indonesia yang juga berakibat ke kondisi PM2,5," katanya. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat