visitaaponce.com

Gunung Slamet Waspada, Jalur Pendakian Ditutup

Gunung Slamet Waspada, Jalur Pendakian Ditutup
Gunung Slamet(Dok. MI)

STATUS Gunung Slamet di Jawa Tengah meningkat dari level I normal menjadi level II waspada, seluruh jalur pendakian ditutup baik untuk warga maupun masyarakat luar. Tidak boleh ada yang berada di radius 2 kilometer dari kawah.

Pantauan Media Indonesia, Jumat (9/8), kegiatan warga yang berada di lereng Gunung Slamet wilayah Pemalang, Jawa Tengah, masih terlihat normal. Kegiatan pertanian dan perkebunan di Kecamatan Pulosari dan Belik sudah cukup lama vakum karena kekeringan.

Hanya terlihat beberapa warga yang tetap beraktivitas di ladang untuk menggembala ternak atau mencari rumput dan dedaunan yang masih hijau untuk ternak, sesekali terlihat warga melintas dengan sepeda motor di jalan desa.

Kesibukan terlihat di Pos Pengamatan Gunung Berapi Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Pemalang, para petugas tampak terus mengamati puncak gunung yang memiliki ketinggian 3.432 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Kepulan asap keluar dari kawah terlihat tipis, demikian juga awan di atasnya tidak terlalu menggumpal. Namun aktivitas kegempaan cukup terlihat di alat rekam yang dipasang di beberapa titik.

"Beberapa kali merasakan gempa, tapi biasa dan kita tidak melihat tanda-tanda cukup membahayakan," kata warga Lereng Gunung Slamet di Pulosari, Pemalang, Sartimin, 54, Jumat (9/8).

Jalur pendakian di Gunung Slamet yakni Jalur Bambangan, Kaliwadas, Guci, Baturaden, Kaligua dan Sawangan ditutup untuk sementara waktu menyusul dikeluarkannya status baru dari level I normal menjadi level II waspada oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Jumat (9/8) pukul 09.00 WIB.

"Jalur pendakian Bambangan sudah ditutup sejak pertengahan Juli, bukan karena status Gunung Slamet tapi untuk menjaga ekosistem dan hutan sepanjang jalur dari kerusakan dan bahaya kebakaran," ujar petugas Pos Pengamatan di Desa Gambuhan, Pulosari, Pemalang, Nur Kholis.

Baca juga: Ratusan Pendaki Rayakan Tahun Baru di Puncak Gunung Slamet

Pihaknya terus melakukan pemantauan usai status gunung ditingkatkan, terutama aktivitas warga yang berada di sekitar puncak.

"Memang terjadi beberapa gempa bumi yang dirasakan warga di sekitar lereng," imbuhnya.

Peningkatan kegempaan yang terekam, lanjut Nur Kholis, berupa gempa embusan dan tremor, hal itu berlangsung sejak Juli lalu hingga saat ini, namun tidak terlalu mengganggu aktivitas warga.

Mengutip Kepala PVMBG Kasbani, peningkatan status Gunung Slamet di Jawa Tengah dari normal menjadi waspada karena adanya peningkatan aktivitas vulkanik di gunung.

Sejak Juni hingga Agustus, ungkap Kasbani, telah terjadi 51.511 kali gempa embusan, 5 kali gempa tektonik lokal dan 17 kali gempa tektonik jauh.

Bahkan sejak akhir Juli 2019, mulai terekam adanya getaran tremor dengan amplitudo maksimum 0,5-2 mm dan getaran tersebut masih terjadi hingga saat ini serta energi kegempaan terdeteksi meningkat secara bertahap.(OL-5)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat