visitaaponce.com

Harga Kacang Kedelai Meroket, Perajin Tahu Tempe NTT Sekarat

Harga Kacang Kedelai Meroket, Perajin Tahu Tempe NTT Sekarat
Salah satu lokasi pembuatan tahu tempe di Manggarai Barat NTT.(MI/John Lewar.)

USAHA mikro kecil atau industri rumah tangga seperti tahu tempe di ujung barat Pulau Flores Kabupaten Manggarai Barat, NTT, sejak dua pekan ini terus mengalami kesulitan mendapatkan pasokan bahan baku. Di tengah kesulitan mendapatkan pasokan, harga kacang kedelai terus melambung tinggi.

Pantauan Media Indonesia, Jumat (28/5), di empat tempat lokasi pembuatan tahu tempe, beberapa pemilik mengeluh ketiadaan pasokan dan harga kacang kedelai tembus mencapai Rp1,5 juta untuk 100 kg. Pemilik usaha tahu tempe, Rano Ismail, mengatakan situasi kesulitan saat ini dialami oleh hampir semua perajin tahu tempe. Ini disebabkan pasokan bahan baku berupa kacang kedelai tidak tersedia di pasar maupun tingkat petani lokal.

"Inilah kesulitan yang kami alami. Dua minggu belakangan ini harga kacang kedelai terus naik tajam. Kami sangat kewalahan mendapatkan bahan baku itu," ujar Rano.

Rano  menuturkan harga kacang kedelai untuk satu karung berukuran 100 kg sebelumnya dijual dari Rp750.000. Saat ini harganya telah naik menjadi Rp850 ribu bahkan Rp1,5 juta.

Kenaikan harga begitu tinggi itu, sebut Rano, membuat perajin tahu tempe mengalami kesulitan bahkan terancam gulung tikar jika tidak diperhatikan pemerintah dalam melakukan pengontrolan terhadap pengendalian harga pasar maupun penyiapan stok pasokan kacang kedelai di sejumlah pasar, Labuan Bajo Manggarai Barat.

Baca juga: Produsen Tahu-Tempe Bandung Raya Kembali Mogok

 

Semestinya, lanjut Rano, pemerintah daerah mendukung usaha mikro kecil di tengah giatnya program pariwisata Labuan Bajo yang dikenal sebagai kota pariwisata superpremium untuk menunjang dan mendukung permintaan masyarakat. "Berharap saja pemerintah turut membantu untuk mendukung usaha mikro kecil berupa perajin tahu tempe karena sulitnya mendapatkan bahan baku kacang kedelai," kata Rano. (OL-14)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat