visitaaponce.com

Dusun Sajingan Kecil 75 Tahun Terisolir Tanpa Sinyal

Dusun Sajingan Kecil 75 Tahun Terisolir Tanpa Sinyal
Pekerja menyelesaikan pondasi untuk pembangunan Base Transceiver Station (BTS) di Desa Semanga, Kecamatan Sajingan Kecil, Kabupaten Sambas,(MI/Usman Iskandar)

PULUHAN tahun sudah masyarakat Dusun Sajingan Kecil, Sambas, Kalimantan Barat menjadi wilayah terisolir. Ketiadaan akses telekomunikasi membuat warga setempat harus berjuang lebih untuk menikmati kemewahan akses internet.

Letak geografis wilayah ini memang terletak di kaki Gunung Senujuh. Kesulitan akses internet nyatanya amat dirasakan masyarakat terutama sejak musim pandemi covid-19. Sehingga, kegiatan belajar mengajarpun kebanyakan masih menggunakan metode tatap muka terbatas.

Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) 11 Sajingan Kecil Fahrurrijal mengakui, sejak pandemi berlangsung, pembelajaran tatap muka dilakukan secara terbatas dan menggunakan protokol kesehatan yang ketat. Dalam satu kelas biasanya murid akan dibagi dua. Serta, durasi pertemuan pun akan lebih singkat.

“Jadi satu minggu dua kali PTM dilakukan secara terbatas, ini dilakukan karena memang masyarakat di Dusun Sajingan Kecil ini amat sulit mengakses internet,” ungkap Fahrurrijal dalam tayangan Bakti Untuk Negeri, Jumat (19/8).

Menurut Fahrurrijal, adanya akses internet ke depannya akan membantu para peserta didik untuk belajar. Sehingga mereka tidak hanya mendapatkan ilmu dari buku pelajaran dan keterangan guru saja. Namun juga mereka bisa mendapatkan pengetahuan dari tempat lain melalui akses internet.

Saat ini, kondisi di Dusun Sajingan memang mesih sangat memprihatinkan. Peserta didik yang hendak berangkat menuju gedung sekolah pun ada yang datang menggunakan sampan. Mengingat akses transportasi di wilayah Desa Sambas didominasi oleh air.

Kepala Desa Semanga Mujan Suantoro menyampaikan, selama ini Dusun Sajingan Kecil memang jadi wilayah terisolir di Kalimantan Barat. Lokasi dusun yang diapit oleh aliran Sungai Sambas dan Gunung Senujuh membuat akses internet tidak masuk ke desa hingga 75 tahun lebih.

“Keluar masuk desa pun hanya melalui jalur air,” ungkap Suantoro.

Mujan menyampaikan, sebetulnya desa yang bersebelahan dengan wilayah ini sudah dilalui akses internet. Namun, sinyalnya tidak sampai ke Sajingan Kecil lantaran terhalang gunung.

Warga setempat, lanjut dia, harus pindah sekitar 1,5 kilometer dari rumahnya menuju muara sungai agar bisa menikmati akses internet terbatas.

Letak Desa Semanga yang ada di kaki Gunung Senujuh dan jauh dari ibu kota nyatanya tidak mematahkan harapan warga setempat untuk maju dari ketertinggalan. Mereka, mau dan terus berusaha mendobrak batas dan berlari menyusul ketertinggalan.

Dalam momentum hari kemerdekaan RI ke-76, hadirnya layanan telekomunikasi yang dibuat oleh Bakti Kominfo diharapkan mampu menumbuhkan semangat dalam mewujudkan asa merdeka konektifitas.

CME Supervisor Fiberhome Andri Himawan di lokasi pembangunan tower base transceiver station (BTS) di Dusun Sajingan Kecil, Desa Sambas, Kalimantan Barat mengatakan, titik lokasi pembanguan BTS tower di wilayah tersebut merupakan lokasi remote area. Di mana, kesulitas akses mobilitas pekerja serta material membuat pengerjaan pembangunan di area tersebut masuk dalam kategori yang cukup suit.

“Transportasinya air, kita naik perahu bawa cabinet solar cell, baterai solar panel hingga antenna its diangkut pakai perahu. Setelah sampai di Desa Sajingan Kecil, untuk menuju lokasi pembangunan dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 1,5 kilometer dengan membawa material,” kata Andri.

Medan yang sulit, lanjut dia, bisa teratasi dengan bantuan para warga setempat yang mau ikut membantu mengangkut material ke titik lokasi pembangunan. Sehingga, pekerjaan tim Bakti Kominfo bisa sedikit lebih cepat.

Andri mengatakan, saat sinyal telekomunikasi sudah bisa dirasakan masyarakat nanti, mereka tidak perlu lagi berlarian ke muara sungai atau ke kaki gunung untuk mencari sinyal. Sebab, akses internet nantinya sudah bisa dirasakan dari rumah.

Melalui inisiasi Bakti Kominfo, pemerataan akses internet dan telekomunikasi terutama di wilayah Terdepan, Tertinggal dan Terdepan (3T) nantinya diharapkan bisa membantu memberikan kemajuan di bidang telekomunikasi dan informasi. Bahkan, mampu mengangkat perekonomian desa di wilayah 3T melalui berbagai sektor. (OL-13)

Baca Juga: Mengolah Limbah Jagung Bernilai Ekonomi

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat