Dusun Sajingan Kecil 75 Tahun Terisolir Tanpa Sinyal
![Dusun Sajingan Kecil 75 Tahun Terisolir Tanpa Sinyal](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/08/b0fbd8139500fa01c49368eafa431ca0.jpg)
PULUHAN tahun sudah masyarakat Dusun Sajingan Kecil, Sambas, Kalimantan Barat menjadi wilayah terisolir. Ketiadaan akses telekomunikasi membuat warga setempat harus berjuang lebih untuk menikmati kemewahan akses internet.
Letak geografis wilayah ini memang terletak di kaki Gunung Senujuh. Kesulitan akses internet nyatanya amat dirasakan masyarakat terutama sejak musim pandemi covid-19. Sehingga, kegiatan belajar mengajarpun kebanyakan masih menggunakan metode tatap muka terbatas.
Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) 11 Sajingan Kecil Fahrurrijal mengakui, sejak pandemi berlangsung, pembelajaran tatap muka dilakukan secara terbatas dan menggunakan protokol kesehatan yang ketat. Dalam satu kelas biasanya murid akan dibagi dua. Serta, durasi pertemuan pun akan lebih singkat.
“Jadi satu minggu dua kali PTM dilakukan secara terbatas, ini dilakukan karena memang masyarakat di Dusun Sajingan Kecil ini amat sulit mengakses internet,” ungkap Fahrurrijal dalam tayangan Bakti Untuk Negeri, Jumat (19/8).
Menurut Fahrurrijal, adanya akses internet ke depannya akan membantu para peserta didik untuk belajar. Sehingga mereka tidak hanya mendapatkan ilmu dari buku pelajaran dan keterangan guru saja. Namun juga mereka bisa mendapatkan pengetahuan dari tempat lain melalui akses internet.
Saat ini, kondisi di Dusun Sajingan memang mesih sangat memprihatinkan. Peserta didik yang hendak berangkat menuju gedung sekolah pun ada yang datang menggunakan sampan. Mengingat akses transportasi di wilayah Desa Sambas didominasi oleh air.
Kepala Desa Semanga Mujan Suantoro menyampaikan, selama ini Dusun Sajingan Kecil memang jadi wilayah terisolir di Kalimantan Barat. Lokasi dusun yang diapit oleh aliran Sungai Sambas dan Gunung Senujuh membuat akses internet tidak masuk ke desa hingga 75 tahun lebih.
“Keluar masuk desa pun hanya melalui jalur air,” ungkap Suantoro.
Mujan menyampaikan, sebetulnya desa yang bersebelahan dengan wilayah ini sudah dilalui akses internet. Namun, sinyalnya tidak sampai ke Sajingan Kecil lantaran terhalang gunung.
Warga setempat, lanjut dia, harus pindah sekitar 1,5 kilometer dari rumahnya menuju muara sungai agar bisa menikmati akses internet terbatas.
Letak Desa Semanga yang ada di kaki Gunung Senujuh dan jauh dari ibu kota nyatanya tidak mematahkan harapan warga setempat untuk maju dari ketertinggalan. Mereka, mau dan terus berusaha mendobrak batas dan berlari menyusul ketertinggalan.
Dalam momentum hari kemerdekaan RI ke-76, hadirnya layanan telekomunikasi yang dibuat oleh Bakti Kominfo diharapkan mampu menumbuhkan semangat dalam mewujudkan asa merdeka konektifitas.
CME Supervisor Fiberhome Andri Himawan di lokasi pembangunan tower base transceiver station (BTS) di Dusun Sajingan Kecil, Desa Sambas, Kalimantan Barat mengatakan, titik lokasi pembanguan BTS tower di wilayah tersebut merupakan lokasi remote area. Di mana, kesulitas akses mobilitas pekerja serta material membuat pengerjaan pembangunan di area tersebut masuk dalam kategori yang cukup suit.
“Transportasinya air, kita naik perahu bawa cabinet solar cell, baterai solar panel hingga antenna its diangkut pakai perahu. Setelah sampai di Desa Sajingan Kecil, untuk menuju lokasi pembangunan dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 1,5 kilometer dengan membawa material,” kata Andri.
Medan yang sulit, lanjut dia, bisa teratasi dengan bantuan para warga setempat yang mau ikut membantu mengangkut material ke titik lokasi pembangunan. Sehingga, pekerjaan tim Bakti Kominfo bisa sedikit lebih cepat.
Andri mengatakan, saat sinyal telekomunikasi sudah bisa dirasakan masyarakat nanti, mereka tidak perlu lagi berlarian ke muara sungai atau ke kaki gunung untuk mencari sinyal. Sebab, akses internet nantinya sudah bisa dirasakan dari rumah.
Melalui inisiasi Bakti Kominfo, pemerataan akses internet dan telekomunikasi terutama di wilayah Terdepan, Tertinggal dan Terdepan (3T) nantinya diharapkan bisa membantu memberikan kemajuan di bidang telekomunikasi dan informasi. Bahkan, mampu mengangkat perekonomian desa di wilayah 3T melalui berbagai sektor. (OL-13)
Baca Juga: Mengolah Limbah Jagung Bernilai Ekonomi
Terkini Lainnya
Jimin Dijadwalkan Rilis Album Solo Kedua pada Juli Mendatang
Jin BTS Resmi Menyelesaikan Wamil, Member Lain Sambut di Lokasi Kecuali Suga
Sebut tidak Ada yang Bisa Saingi Kesuksesan One Direction, Simon Cowell Dikecam Fans K-Pop
Prabowo Diminta Siapkan Langkah Strategis demi Wujudkan Legacy Fundamental
Mampir ke BTS Pop-Up Monochrome In Jakarta? Intip Dulu Harga Merchandisenya di Sini
Album Proof BTS Hadir dalam Kemasan Hot Brew Coffee
BMKG Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Karhutla di Kalbar
PDIP Respons Rencana Prabowo Subianto Bentuk Koalisi Jumbo
Kopi Liberika Masih Belum Dilirik
Pontianak Digital Kreatif Forum Percepat Perkembangan Ekonomi Kreatif
SpeedLab Beri Layanan Cek Darah Hingga Asam Urat Secara Gratis
Sandiaga Uno Dorong Bangun Desa Wisata untuk Kesejahteraan Masyarakat
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap