4 Perusahaan Sarang Walet Sumut Bersiap Masuk Tiongkok
NILAI ekspor Sumatra Utara (Sumut) tak lama lagi akan bertambah dari pengiriman sarang burung walet empat perusahaan ke pasar Tiongkok.
Kepala Kantor Karantina Pertanian Medan Lenny Hartati Harahap mengungkapkan Sumatra Utara akan memiliki empat eksportir baru untuk produk sarang burung walet.
"Ada empat pelaku usaha sarang burung walet (SBW) dari Sumut yang akan masuk pasar Tiongkok," ujarnya, Kamis (24/2).
Karantina Medan kini sedang memberi pendampingan kepada keempat eksportir. Pendampingan itu agar eksportir bisa menghasilkan produk sesuai protokol ekspor dari pemerintah Tiongkok.
Pada sisi lain, Otoritas Kepabeanan Tiongkok (General Administration of Customs China/GACC) tengah memproses pengajuan eksportasi mereka. Lenny optimistis proses ini tidak akan berlangsung lama karena pembicaraan antara Indonesia dengan Tiongkok mengenai pembatasan ekspor SBW mengalami kemajuan pesat.
Baca juga: Empat Eksportir Sarang Burung Walet RI Lepas dari Pembatasan Tiongkok
Terlebih, pada perkembangan terkini GACC sudah membebaskan empat eksportir SBW Indonesia yang sempat terjerat pembatasan. Kemudian pembebasan satu eksportir lagi yang tinggal menyelesaikan masalah teknis.
Pada tahun lalu, GACC membatasi pemasukan produk SBW dari lima eksportir asal Indonesia ke negaranya. Sebanyak empat perusahaan mengalami pelarangan karena GACC menganggap mereka melebihi kapasitas ekspor saat pertama kali mendaftar pada 2017.
Sementara satu ekspotir lagi terganjal karena otoritas itu menilai kandungan Nitrit produknya melebihi ketentuan, yakni di atas 30 ppm.
Lenny melanjutkan, saat ini sudah ada 26 eksportir SBW Indonesia yang masuk pasar negeri Tirai Bambu. Dari jumlah itu, sebanyak enam eksportir diantaranya beroperasi di Sumut. Bila proses pengajuan di atas berjalan lancar maka akan ada 10 eksportir SBW asal Sumut yang masuk pasar Tiongkok. Penambahan jumlah perusahaan ini menjadi salah satu indikator terjadinya tren peningkatan ekspor SBW dari Sumut.
Dari data sertifikasi ekspor di wilayah kerjanya, tercatat sebanyak 1.313 kali pengiriman SBW sepanjang 2021. Frekuensi pengiriman itu membawa 301,05 ton SBW senilai total Rp3,7 triliun.
Menurut Lenny, peminat SBW dari Sumut tidak hanya Tiongkok. Berbagai negara lain juga berminat memasoknya, seperti Australia, Kamboja, Prancis, Hong Kong, Jepang, Malaysia, Amerika Serikat dan Korea Selatan.
"Selain ke pasar global, kita juga akan mendorong konsumsi SBW di dalam negeri. Sehingga industri ini makin berkembang dan masyarakat juga dapat merasakan manfaatnya bagi kesehatan," pungkas Lenny.(OL-5)
Terkini Lainnya
Kementan Melepas Ekspor Ubi Jalar ke Jepang dan Korea Selatan
LPEI Ajukan Penambahan PMN Rp10 Triliun untuk Perkuat Ekspor
Mendag Lepas Ekspor Kopi ke AS Senilai USD1,48 Juta
Sempat Anjlok Akibat Politik di Rusia dan Timur Tengah, Ekspor Rumput Laut Menggeliat Lagi
Terungkap, India Ekspor Roket dan Bahan Peledak ke Israel
Apindo Sebut PHK di Industri TPT Belum Berakhir
Pemerintah Dinilai tidak Serius Tangani Urusan Pangan
Industri Tekstil Dalam Negeri Ambruk Akibat Produk Impor, Penetapan BMAD Dinilai Efektif
Indonesia-Tiongkok Perkuat Kerja Sama Ketenagakerjaan
Pengamat Minta Pemerintah Hati-hati Tetapkan Aturan Bea Masuk 200 Persen
Bea Cukai dan Polri Ungkap Clandestine Lab Terbesar di Indonesia Milik Jaringan Tiongkok
Sekjen Kemnaker Terinspirasi oleh Pengelolaan SDM Tiongkok
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap