visitaaponce.com

Harga Migor Curah di Pekanbaru Tembus Rp20 ribuliter

Harga Migor Curah di Pekanbaru Tembus Rp20 ribu/liter
Minyak goreng curah di Pekanbaru, Riau tembus Rp20 ribu/liter, lampaui HET Rp14 ribu/liter.(dok.ant)

HARGA minyak goreng (migor) curah dijual di warung sembako Kota Pekanbaru, Riau tembus mencapai Rp20 ribu per liter. Harga ini melampaui harga eceran tertinggi (HET) migor curah yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp14 ribu/liter.

Sejumlah warga di Kota Pekanbaru mengeluhkan kenaikan migor curah sebesar Rp20 ribu/liter karena penjualannya hanya ditemukan pada satu warung sembako saja. Migor curah tidak ada di pasar modern, seperti Indomaret dan alfamart yang hanya menjual migor kemasan.

"Minyak goreng dalam kemasan makin langka saja. Dimana-mana sudah dicari tidak bisa ditemukan. Ada satu pedagang yang menjual minyak goreng curah tapi harganya mahal pula," kata Det, warga Kelurahan Simpang Tiga Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru di Pekanbaru, Sabtu..

Kelangkaan minyak goreng di daerah itu juga diakui warga lainnya Yeni (45) dan Bude Yetno. Keduanya menyatakan, kelangkaan minyak goreng sudah terlalu lama terjadi. Pemerintah terlihat tidak berdaya, padahal Indonesia negara penghasil sa wit (bahan migor) terbesar di dunia.

"Pandemi Covid-19 belum usai, pendapatan warga melemah. Ini juga kami makin susah menemukan minyak goreng, ya kalau memasak tidak pakai minyak goreng juga tidak enak," ungkap warga.
 
Susi warga Kecamatan Marpoyan mengatakan, kalau dirinya terkejut saat membeli minyak goreng di pasar ritel yang tiba-tiba penuh di etalase pajangan minyak goreng. Namun, harganya tinggi bagi masyarakat kebanyakan. Migor kemasan dipajang dicantumkan harga jual Rp24.500 per liter.

"Aneh, kemarin ada HET migor kemasan langka. HET dicabut migor banyak. Kami menduga ada penimbunan yang disengaja oleh distributor dan pedagang minyak goreng. Pemerintah harusnya paham,” kata Susi.

Warga berharap Pemerintah Provinsi Riau perlu bertindak tegas mengusut penyebab terjadinya kelangkaan minyak goreng di wilayah itu. Padahal kondisinya di Provinsi Riau merupakan daerah terluas di Indonesia sebagai penghasil kebun sawit.

Sebelumya, pemerintah sempat mengeluarkan mekanisme Harga Eceran Tertinggi (HET)  untuk minyak goreng curah sebesar Rp 11.500/liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp 13.500/liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp 14.000/liter.

HET yang diterapkan mulai 1 Februari 2022 itu memang sempat membuat harga minyak goreng di pasaran turun. Namun, keberadaannya menjadi langka di pasaran sejak aturan HET dicabut sehingga terjadi kenaikan signifikan setelah pemerintah menyerahkan harga minyak goreng kemasan kepada mekanisme pasar

Di Kota Pekanbaru, harga 1 liter minyak goreng kemasan melonjak naik menjadi Rp25 ribu. Kemudian, untuk harga 2 liter minyak goreng kemasan premium dijual Rp50 ribu.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Riau SF Hariyanto mengatakan, pemerintah sudah mencabut HET minyak goreng melalui Surat Edaran (SE) Kemendag.

Namun, menurut Sekda, pihaknya sebagai satgas pangan daerah akan melakukan peninjauan kepada distributor, ritel modern, dan pasar lainnya di wilayah Pemerintah Provinsi Riau.

“Nanti kita bersama tim satgas pangan daerah akan mengecek setiap hari di pasar tradisional, distributor dan pasar modern lainnya. Hasilnya kita laporkan ke satgas pusat karena kebijakannya di pusat,”ujarnya.

“Untuk HET minyak goreng kemasan premium akan diatur lagi lebih lanjut. Satgas Pangan akan turun ke lapangan. Kalau melihat data stok minyak goreng untuk kebutuhan nasional jumlah stoknya cukup, datanya sudah ada," kata SF Hariyanto.

"Harganya itu kita harus minta serendah mungkin. Tapi kenapa ini kok bisa naik. Kita akan panggil distributor untuk membahas kenaikan harga ini,” janjinya. (Ant/OL-13)

Baca Juga: Polisi Sidoarjo Tangkap Pembuat dan Pengedar Uang Palsu

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat