visitaaponce.com

18 Etnis di Kota Tasikmalaya Paling Toleran Menjaga Kerukunan

SEBANYAK 18 etnis di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, paling toleran di wilayah Priangan Timur telah hidup rukun hingga terikat dalam jalinan silaturahmi Forum Pembaruan Kebangsaan (FPK). Kerukunan tersebut, mampu menjaga kesatuan Republik Indonesia dan tidak terjadi perpecahan.

"FPK gabungan jalinan silaturahmi 18 etnis yang dibentuk selama ini hidup rukun berada di Kota Tasikmalaya dan mereka juga memiliki masyarakat paling toleran di Priangan Timur. Kami sengaja menjaga jalinan silaturahmi ini melalui forum supaya mereka tidak membeda-bedakan suku, golongan, ras, agama, warna kulit, sikap saling menghormati dan kerukunan etnis agar tetap rukun, tapi kerukunan tersebut paling banyak dari etnis Sunda," kata, Ketua FPK Kota Tasikmalaya, Iman Firman, Kamis (26/5/2022).

Iman mengatakan, forum jalinan silaturahmi antar etnis di Kota Tasikmalaya ini terbentuk sejak tahun 2010 dan mulanya dari mereka yang tergabung dalam forum ini berjumlah 8 koordinator etnis hingga bertambah menjadi 18 etnis. Namun, etnis lainnya bisa bergabung untuk mempererat silaturahmi seperti etnis Bali ada di Kota Tasikmalaya tapi sekarang ini masih mencari koordinatornya supaya mereka bergabung.

"Kami berharap harmonisasi bernegara lewat gabungan belasan etnis di tiap suatu daerah akan mampu memberikan contoh kerukunan bermasayarakat di semua daerah Indonesia. Karena, Kota Tasikmalaya dikenalnya sebagai kota santri dan banyaknya pesantren, tetapi dengan keberadaan FPK untuk mewadahi 18 etnis telah mampu menunjukkan kerukunan bermasyarakat," ujarnya.

Menurutnya, Forum Pembaruan Kebangsaan (FPK) yang dibentuk bersama belasan etnis sudah banyak bergabung mulai Sunda, Jawa, Tionghoa, Manado, Batak, Papua, Pakistan, Minang, Madura, Arab, Toraja, Aceh, Maluku, NTT, Nias, NTB, Formabata dan Sriwijaya. Kerukunan antar etnis yang dilakukan selama ini perlu menjadi percontohan daerah lainnya, karena toleran sebagai kunci utama supaya tidak terjadinya konflik dan perpecahan.

"Kerukunan etnis yang dilakukannya selama ini supaya hidup rukun, saling menghormati antar penganut agama lain, saling menolong, menghargai pendapat mengenai orang lain. Namun, dengan dibentuknya FPK di wilayah Kota Tasikmalaya dapat mewujudkan suatu daerah terutama pembangunan tidak terjadi konflik maupun perpecahan tapi kita harus tetap bersatu," paparnya.

Sementara itu, Wali Kota Tasikmalaya, Muhammad Yusuf mengatakan, para tokoh masyarakat sangat mengapresiasi adanya forum lintas etnis di Tasikmalaya yang mana mereka telah menunjukkan kekompakan dan kerukunan hidup bermasyarakat. Kerukunan yang telah dilakukan mereka memang tidak membeda-bedakan suku, golongan, agama, ras, warna kulit, saling menghormati sesama.

"Saya sangat bangga dan bersyukur semua etnis bisa rukun dan bersatu serta kompak menjaga kerukunan bermasyarakat. Karena, kerukunan yang mereka lakukan menunjukkan suatu daerah bisa maju terutama infrastuktur dan lainnya tapi kami tetap berpesan supaya kerukunan tetap dijaga agar tidak terjadinya perpecahan dan kunci utamanya perdamaian," paparnya. (AD/OL-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat