Diduga Dibunuh Akhirnya Jenazah Bendahara Bupati Lembata Diautopsi
TIM ahli forensik dari RS Bhayangkara Kupang, Nusa Tenggara Timur, Selasa (31/5/2022) pukul 10.00 WITA, melakukan aulematopsi jenazah Bendahara Bupati Lembata, Albertus Ali Buran.
Proses Otopsi dipimpin Dokter Edi Syahputra Hasibuan, memakan waktu dua Jam di tempat pemakaman umum Katholik, Kolinuba, Waikomo, Kelurahan Lewoleba Barat, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.
Kepada Media Indonesia, usai melakukan Otopsi, dr. Edi Syahputra Hasibuan mengatakan, proses otopsi dimulai pukul 10.00 WITA, dimulai dengan pembongkaran kubur, pengangkatan Peti jenazah, kemudian tim memeriksa mayat korban selama dua jam.
"Kita lakukan otopsi luar dan dalam. Kita perlu ketahui juga bahwa mayat sudah dikubur tiga minggu nih. Sudah terjadi proses pembusukan. Hasilnya akan saya buatkan hitam di atas putih, namanya visum et repertum. Karena mayatnya sudah membusuk saya minta waktu 10 hari untuk mengetahui hasil otopsi. Biasanya sepekan saja," ujar dr. Edi.
Hasil temuannya dalam otopsi ini, jelas dr.Edi, tidak akan dipublikasikan. Namun dirinya berjanji akan menuangkan hasil otopsi mayat dalam visum Et Repertum.
"Saya tidak bisa bilang sekarang karena itu bukan hak saya. Itu hak Penyidik. Tadi saya otopsi juga keluarga ikut. Saya jelaskan juga kepada keluarga," ungkap dr. Edi Syahputra Hasibuan.
Dokter spesialis forensik yang bertugas di RS Bhayangkara Kupang itu menolak menyebut adanya faktor kesengajaan dalam peristiwa kematian Bendahara Bupati Lembata ini.
"Saya tidak bisa bilang tentang sebab kematian korban, sebab yang berhak itu penyidik. Kalau saya cuman pembantu penyidik. Kalau dibilang faktor sengaja, bunuh diri atau dibunuh, saya tidak bisa ungkap," tegasnya.
Ia memastikan, hasil otopsi jenazah Albertus Ali Buran akan disampaikan secara tertulis dalam 10 hari. "Hasilnya, saya minta waktu 10 hari," janji dr.Edy
Sementara itu, Tonce Buran, adik kandung korban, kepada pers mengatakan, proses otopsi ini diharapkan dapat mengungkap misteri kematian Albertus Ali Buran.
"Sampai keluarga minta otopsi, karena keluarga menemukan tanda-tanda mencurigakan saat korban dievakuasi dari TKP menuju RSUD untuk divisum. Saya sendiri menyaksikan proses visum di RSUD Lewoleba. Tanda tanda mencurigakan itu seperti, adanya memar di punggung bagian belakang,
semua areal leher keliling itu ada lebam berwarna hitam, juga bengkak pada bagian bawah kedua lutut korban. Nah kami ingin mengetahui bahwa korban ini murni gantung diri atau dianiaya lalu digantung," ujar Tonce Buran.
Pihak keluarga mengapresiasi kerja kerja Forensik Kepolisian dan terus menantikan hasil otopsi yang diharapkan menguak misteri kematian Bendahara Bupati dan Wakil Bupati itu.
Dugaan adanya kekerasan fisik pada tubuh almahrum itu disaksikan sendiri oleh adik kandung korban, Tonce Buran, saat turut serta bersama Dokter RSUD Lewoleba melakukan visum luar.
Visum luar dilakukan pada saat di jenazah Albertus dievakuasi menuju RSUD Lewoleba setelah ditemukan tergantung di pohon di hutan Eto, wilayah Desa Nubamado, kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, Selasa (10/5/2022) lalu.
Namun hingga saat ini, hasil visum belum diserahkan kepada keluarga. "Keluarga belum terima hasil visum. Kemarin antar permohonan otopsi, polisi bilang belum. Kemarin, Kasatreskrim perintahkan. anggota untuk minta hasil visum di RSUD. Hasilnya sudah ada tetapi keluarga belum disampaikan. Ini sudah 21 hari sejak almahrum dikuburkan," ungkap Tonce Buran..
Albertus Ali Buran, 45 tahun, bendahara Bupati dan Wakil Bupati Lembata, Nusa Tenggara Timur, Selasa (10/5/2022), sekitar pukul 08.00 Wita ditemukan meninggal tergantung di sebuah pohon dengan seutas tali mengikat lehernya. (OL-13)
Baca Juga: Bendahara Bupati Lembata Ditemukan Gantung Diri di Pohon
Terkini Lainnya
Polri Akui Anggotanya Kurang Teliti Usut Kasus Vina
Polisi Tunggu Hasil Visum Kasus Dugaan Pelecehan Rektor UP
Visum Psikiatrikum Ditunda, Kuasa Hukum Sebut Rektor UP Nonaktif Sakit
Tamara Tyasmara Siap jika Jenazah Anaknya Harus Diautopsi
Polisi Akan Periksa Leon Dozan Terkait Kasus Penganiayaan Kekasihnya
Kematian Atlet David Jacobs masih Misterius, Polisi Periksa Organ Dalam Korban
Pria Paruh Baya Ditemukan Meninggal Dalam Kontrakan di Tangerang Selatan, Jasad Membusuk
Kasus Pembunuhan Vina, Kuasa Hukum Ungkap Perbedaan Putusan Vonis Autopsi dan Visum
Hasil Autopsi Mahasiswa STIP: Ada Memar di 2 Organ Ini
Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Korban Dimakamkan Keluarga
Korban Penganiayaan di STIP Putu Satria Ananta Rustika Dimakamkan, Keluarga Rencanakan Bawa Jenazah ke Bali
RS Polri Temukan Satu Luka Tembak pada Jenazah Bripda Ignatius
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap