visitaaponce.com

Warga Mamuju Terdampak Banjir masih Mengungsi di Terminal Simbuang

Warga Mamuju Terdampak Banjir masih Mengungsi di Terminal Simbuang
Sejumlah relawan membersihkan sekolah yang tertimbun lumpur akibat banjir di Desa Toabo, Mamuju, Sulawesi Barat, Senin (20/12/2021).(Antara/Akbar Tado.)

PULUHAN warga terdampak banjir bercampur lumpur di Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, masih mengungsi atau bertahan di Terminal Simbuang. Dari pantauan di Terminal Simbuang, Senin (13/6) sore, warga terlihat membuat tenda-tenda darurat di ruang tunggu dan sebagian memanfaatkan tempat duduk terminal sebagai tempat tidur.

"Kami tidur seadanya di tempat duduk ruang tunggu terminal karena tidak ada tenda yang disiapkan," kata salah seorang pengungsi, Firman. Ia mengatakan, sebagian besar warga yang mengungsi di Terminal Simbuang merupakan warga di sekitar bantaran Sungai Karema yang rumah mereka sangat terdampak saat terjadi banjir pada Minggu sore (12/6).

Walaupun saat ini air sudah surut dan banyak warga mulai membersihkan rumah mereka, tetapi Firman mengaku masih akan bertahan di pengungsian karena rumahnya rusak dan dipenuhi lumpur. "Siapa yang mau tinggal seperti ini? Kami bersama lebih 100 warga lain masih bertahan karena rumah kami rusak dan dipenuhi lumpur," tuturnya.

"Kami berharap ada perhatian dari pemerintah sebab tidak mungkin kami memperbaiki rumah kami dalam kondisi seperti ini," ujar Firman. Apalagi, tambahnya, trauma banjir bandang yang melanda Kabupaten Mamuju empat tahun silam ditambah gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo pada Januari 2021 dan gempa berkekuatan 5,8 magnitudo pada Rabu (8/6) masih membayangi warga di kawasan tempat tinggalnya.

"Saat gempa pekan lalu, kami juga mengungsi di sini (Terminal Simbuang). Berselang sehari setelah kembali ke rumah, kami kembali mengungsi di Terminal Simbuang," kata Firman.

Baca juga: Kasus PMK di Tasikmalaya masih Landa 15 Kecamatan

Warga lain, Sisilia, mengaku juga masih tetap bertahan di tempat pengungsian di Terminal Simbuang karena rumahnya rusak diterjang banjir bercampur lumpur. "Hanya sekitar setengah jam air tiba-tiba naik sehingga kami langsung mengungsi ke sini. Hanya sedikit baju yang bisa kami bawa sementara sebagian pakaian anak-anak saya dan suami terbawa air," tutur Sisilia yang mengungsi bersama dua anaknya yang baru berusia dua tahun dan tiga tahun.

Saat ini kata dia, yang paling dibutuhkan para pengungsi yaitu tenda, pakaian anak-anak, dan pakaian bekas untuk orang dewasa. "Selain rumah rusak, banyak perabotan rumah juga hanyut. Kalau bantuan makanan lumayan. Begitu pun dengan obat-obatan dan susu untuk anak-anak. Tadi sudah ada yang memberikan bantuan," tutur Sisilia. (Ant/OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat