visitaaponce.com

Wolobobo Mountain Walk, Menyusuri Gunung dan Lembah di Perbukitan Flores

Wolobobo Mountain Walk, Menyusuri Gunung dan Lembah di Perbukitan Flores
Acara Wolobobo Mountain Walk sebagai ajang promosi spot wisata alternatif ke tingkat nasional hingga internasional, Kamis (15/9).(MI/Ignas)

KAYA akan gunung dan perbukitan Flores menjadi salah satu alternatif tujuan wisata di Indonesia Timur. Seperti di Bukit Wolobobo, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur. Sejumlah anak muda pecinta alam bersama Pemerintah Kabupaten Ngada menggelar acara Wolobobo Mountain Walk sebagai ajang promosi spot wisata alternatif ke tingkat nasional hingga internasional, Kamis (15/9).

Berbeda dengan kegiatan treking yang berjalan dari lembah ke pegunungan, kegiatan ini punya keunikan di mana para peserta berjalan dari gunung atau bukit ke lembah. Kegiatan ini diikuti sejumlah peserta yang datang dari berbagai daerah juga sejumlah pelajar tingkat pramuka.

Sejumlah tenda lebih dari 30 buah terlihat berdiri mengembang di punggung Bukit Wolobobo melindungi tidur para tamu pencinta alam ini dengan latar Gunung Inerie. Tak hanya itu, sejumlah tenda pelajar pramuka tingkat SMA/SMK juga terlihat berdiri gagah mendamping Gunung Inerie.

Dalam event Wolobobo Mountain Walk ini, para peserta mulai berjalan mengelilingi Bukit Wolobobo lalu menuruni lembah dengan mengitari kawah-kawah sekitar perbukitan hingga mencapai tujuan akhir di perkampungan warga di kaki Bukit Wolobobo.

Rupanya sebelum melakukan perjalanan para peserta harus nginap semalam di Bukit Wolobobo ini dengan tenda tenda yang telah disiapkan oleh komunitas anak muda seperti Langa Treking, Pokdarwis Wolobobo, dan Jagatnata.

Sebelum memulai perjalanan para peserta dibagi dalam beberapa kelompok dengan guide disiapkan oleh komunitas anak muda Langa Trekking dan Jagatnata.Mereka lalu menyusuri jalur aman yang telah dibuat juga oleh komunitas anak muda Jagatnata sejauh 10 kilometer.

Menurut Mertin Lusi, anggota komunitas Langa Trekking jalur Wolobobo Mountain Walk, relatif aman karena melewati rute yang relatif aman dan nyaman buat para peserta sehingga para peserta bisa membawa anak-anak atau keluarga.

"Ini sebenarnya jalur santai tak sekedar berjalan para guide juga memberikan pengetahuan soal budaya, sejumlah tanaman pegunungan, kearifan yang masih terjaga serta manfaatnya, lalu ada edukasi seperti sosialisasi dengan sesama pejalan," kata Mertin.

Mertin menjelaskan bersama 3 komunitas dalam ajang Wolobobo Mountain Walk ini merupakan kali pertama mereka menyelenggarakan event skala nasional namun antusiasme peserta yang sangat tinggi dengan para peserta datang dari berbagai daerah seperti Bandung, Makassar, Labuan Bajo, Jogja, serta beberapa kota lain.


Baca juga: Masyarakat Panimbang Banten Gelar Tasyakuran Laut dan Perayaan HUT RI


Ia menambahkan bahwa ada banyak peserta yang mereka tolak akibat keterbatasan peralatan namun ini menjadi pelajaran buatnya dan teman-teman dalam menyelenggarakan event.

"Sekitar 300 dengan 50 di antaranya berbayar. Banyak yang kami tolak karena keterbatasan peralatan. Namun kami akan terus belajar dengan ini agar kami lebih matang," ungkap Mertin.

Sejumlah pelajar pramuka tingkat penegak juga terlihat antusias mengikuti acara ini. Mereka berjalan beriringan didampingi para guru dan guide yang telah disiapkan. Bagi mereka ini merupakan kali pertama mereka berjalan memulai titik awalnya dengan menuruni lembah.

"Kami sangat senang karena ini kali pertama kami berjalan menuruni lembah, apalagi dengan udara yang segar di pegunungan, tentu 10 km ini akan terasa mudah dan lebih santai," kata Riska seorang pelajar yang ikut dalam event ini.

Sedangkan Shana Fatina, Direktur Badan Pariwisata Otoritas Labuan Bajo yang juga mengikuti event ini bersama keluarganya mengungkapkan perasaan senang karena bisa menikmati udara segar di perbukitan sehingga walaupun berjalan jauh tetap tidak terasa lelah.

"Rutenya seru banget, kemudian sepanjang jalan kita menkmati udara amat segar tak terasa sudah berjalan berkilo-kilo namun tidak rasa lelah lalu rutenya sangat bervariasi dan menarik, memasuki perkebunan kopi, jagung lalu hutan.

Shana menjelaskan dalam pengembangan wisata alternatif, di Flores sendiri belum mempunyai trail tourism jadi harus dikembangkan bagaimana orang bisa menikmati wisata dengan berjalan kaki.

"Kita lagi pikir bagaimana orang bisa menikmati Flores dengan berjalan kaki. Jadi kita lagi membuat orang bisa berjalan kaki dari Labuan Bajo sampai ke Larantuka. Nanti tentunya kita akan bekerja sama dengan teman-teman pegiat trail seperti di Ngada sehingga kita bisa bikin jalur jalan kaki itu ke mana aja dan kita dikasih koordinat-koordinat sehingga setiap pejalan punya experience," pungkasnya.

Sedikitnya tiga area perhentian juga disiapkan oleh komunitas anak muda dalam acara ini. Perjalanan yang dilakukan sejak pagi hari rupanya tak menurunkan semangat para pecinta alam ini hingga sampai ke titik akhir perkampungan warga di Langa Gedha.

Setiap peserta yang berhasil mendapat medali yang telah disiapkan. Sejumlah warga terlihat senang dan antusias menyambut sejumlah peserta ketika memasuki kampung.

Event Wolobobo Mountain Walk ini merupakan event permulaan sebelum Festival Wolobobo yang akan digelar pada 17 hingga 24 september 2022 ini sebagai pemantik dan promosi wisata di Flores bagian tengah. (OL-16)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat