visitaaponce.com

Pemkot Palu Buka Dapur Umum di Kelurahan Turunkan Angka Stunting

Pemkot Palu Buka Dapur Umum di Kelurahan Turunkan Angka Stunting
Petugas mendata balita untuk mendapatkan makanan tambahan dan vitamin pada program aksi 1.000 telur dan pemberian vitamin A di Taman GOR Pal(dok.ant)

PEMERINTAH Kota Palu, Sulawesi Tengah, terus berupaya untuk menurunkan angka stunting hingga 0 kasus di kota itu dengan pelbagai cara. Salah satunya dengan membuka dapur cegah stunting di kelurahan.

Wakil Wali Kota Palu, Reny Lamadjido mengatakan program dapur cegar stunting itu baru dibuka di Kelurahan Birobuli Selatan, Kecamatan Palu Selatan.  

"Kita berharap di semua kelurahan nanti terbuka juga dapur stunting, khususnya kelurahan yang memiliki angka tinggi stunting," terangnya, Minggu (9/10).  

Menurut Reny, sebelumnya sudah ada beberapa program lainnya yang dijalan pemerintah Palu. Di antaranya, Rumah Cegah Stunting. Di mana, program itu berkolaborasi dengan Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Sulteng.  

"Program itu juga suado berjalan dan fokus penanganan stunting pemerintah Palu terutama mengejar target bebas stunting di tahun 2024," imbuhnya.  

Sementara itu, Lurah Birobuli Selatan, Irma Astrid menjelaskan, program dapur stunting yang dijalankan di wilayahnya bekerjasama dengan warga.  "Jadi kami dan warga sepakat membuka dapur cegah stunting di Jalan Malaya. Karena di wilayah itu terdapat kasus stunting," ungkapnya..

Irma menjelaskan, dapur cegah stunting merupakan bantuan warga untuk menyediakan bahan bagi penderita stunting untuk dibantu perbaikan gizinya selama sebulan ini. Program tersebut akan diperpanjang bila kasus stunting di kelurahan tersebut belum 0.  

"Dapur cegah stunting dikelola langsung kader posyandu yang memasak makanan bergizi untuk diberikan kepada penderita stunting setiap harinya," ungkapnya.  

Irma menyebutkan, kasus stunting di wilayahnya terdapat tiga kasus.  Di mana, penderitanya adalah anak-anak dan ibu hamil.  

"Kami buka dapur stunting itu agar mereka (penderita) bisa mendapatkan asupan makanan bergizi yang cukup sehingga bisa terbebas dari stunting," tegasnya.  

Menurut Irma, saat ini jumlah stunting di Palu masih cukup tinggi yaitu sebesar 23 persen. Tersebar di 46 kelurahan. "Angka tersebut lebih rendah dibanding rata-rata nasional 24 persen,"
ujarnya.  

Irma menambahkan, terbatasnya akses pelayanan kesehatan termasuk layanan kehamilan dan postnatal (pertumbuhan setelah lahir) serta kurangnya akses air bersih dan sanitasi bisa menyebabkan stunting. Juga bisa disebabkan oleh masih kurangnya akses mendapat makanan bergizi.  

"Makanan bergizi itu kan mahal, makanya kami buka dapur stunting agar penderita tidak lagi berfikir untuk membeli makanan bergizi," tandasnya.
 
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis, sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah
bayi berusia 2 tahun. (OL-13)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat