Korban Kanjuruhan yang Masih Alami Keluhan Kesehatan Diminta ke RS
![Korban Kanjuruhan yang Masih Alami Keluhan Kesehatan Diminta ke RS](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/10/c8fbe89dc1d8253a5d8d59d6cf6c35c4.jpg)
PEMERINTAH Kabupaten Malang meminta para korban tragedi Kanjuruhan yang masih memiliki sejumlah keluhan kesehatan untuk bisa segera mendatangi rumah sakit rujukan yang telah disiapkan untuk mendapat pengobatan.
Bupati Malang M Sanusi di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (1/10), mengatakan bahwa ada dua rumah sakit yang bisa menjadi rujukan para korban tragedi Kanjuruhan, yakni RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang dan RSUD Saiful Anwar Kota Malang.
"Untuk yang mengalami patah tulang, atau sekarang masih merasakan sakit dan tidak enak badan bisa dirujuk ke rumah sakit," kata Sanusi.
Sanusi menjelaskan, untuk biaya perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan, seluruhnya akan ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten Malang. Sementara untuk di RSUD Saiful Anwar, akan sepenuhnya ditanggung Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Menurut dia, jika ada masyarakat yang masih mengalami sejumlah keluhan kesehatan akibat terdampak tragedi Kanjuruhan agar segera melapor kepada RT, RW, atau kepala desa agar bisa segera dirujuk ke rumah sakit.
"Bisa melalui RT, RW atau kepala desa agar segera bisa dirujuk ke Kanjuruhan untuk yang berdomisili di Kabupaten Malang, dan yang di Kota
Malang, bisa ke Saiful Anwar," katanya.
Baca juga: BPBD Kota Surabaya Antisipasi Dampak Buruk Cuaca Ekstrem
Ia menambahkan, saat ini Pemkab Malang fokus pada penanganan korban akibat tragedi Kanjuruhan tersebut. Ada tiga fokus penanganan yang disiapkan adalah penanganan trauma mata, trauma fisik, dan trauma psikologis.
"Korban tragedi Kanjuruhan semua harus ditangani. Kita harus segera bertindak cepat untuk menangani korban dan semua pengobatan gratis dari pemerintah," ujarnya.
Pada Sabtu (1/10), terjadi kericuhan usai pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.
Kerusuhan tersebut semakin membesar di mana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut dan pada akhirnya menggunakan gas air mata.
Akibat kejadian itu, sebanyak 132 orang dilaporkan meninggal dunia karena patah tulang, trauma di kepala dan leher, serta asfiksia atau kadar oksigen dalam tubuh berkurang. Selain itu, dilaporkan juga ada ratusan orang yang mengalami luka ringan termasuk luka berat. (Ant/OL-16)
Terkini Lainnya
Alasan Bela Diri, Paman Tusuk Keponakannya hingga Tewas
Peternak Sapi Perah Dorong Peningkatan Perekonomian Jawa Timur
Dua Orang Meninggal Dunia Tertimbun Longsor di Blitar
Pembunuhan Berencana Februari Diungkap, Perempuan Campur Seblak dengan Racun Tikus
Pilkada Jawa Timur, Sandiaga Akui Komunikasi Informal dengan NasDem
Terobos Perlintasan Jalur Ganda, Pengendara Sepeda Motor Tewas Tertabrak KA Sancaka
Liga 1 Musim Depan Masih Digelar Tanpa Suporter Tandang
Turki vs Georgia: Suporter Bentrok di Dalam Stadion yang Bocor Akibat Hujan
Suporter Inggris Kritik Kekacauan Transportasi di Euro 2024
Suporter Tim Kontestan Euro 2024 mulai Berdatangan ke Berlin
Polisi Jerman Waspadai Duel Inggris Vs Serbia di Laga Pembuka Grup C Euro 2024
Warga Padalarang Jadi Korban Kebrutalan Suporter
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap