visitaaponce.com

425 KK dan 6 Hektare Sawah Terdampak Banjir di Parepare

425 KK dan 6 Hektare Sawah Terdampak Banjir di Parepare
Banjir di Parepare.(Dok. BPBD Parepare)

Sebanyak 425 kepala keluarga terdampak banjir yang terjadi di lima kelurahan dan lima kecamatan di Kota Parepare, Sulawesi Selatan. Minggu (20/11), air sudah surut, dan warga mulai kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan sisa-sisa banjir.

Selain 425 KK, ikut terdampak enam hektare sawah, empat rumah sawah, dua pos ronda, dan dua rumah warga hanyut. "Sementara untuk kerugian masih dalam proses validasi," ungkap Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan (BPBD) Kota Parepare, Erick.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Parepare, Irma Suryani, meski air sudah mulai surut, tim tetap bersiaga dan telah mendirikan tiga posko darurat. Dua diantaranya di Kecamatan Ujung, tepatnya di Galung Maloang, Tegal dan di BTN Saras, rumah Ibu RT. Sementara satu posko lainnya di Kecamatan Bacukiki Barat.

Abdul Muhari, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB mengungkapkan, dari laporan visual yang diterima Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB, arus banjir di Parepare terpantau cukup deras dari arah hulu menuju permukiman warga dan beberapa sudut kota.

"Beberapa kendaraan roda empat, kios dan rumah warga hanyut terbawa arus banjir. Sementara di lokasi yang lain, ada beberapa warga yang terjebak di rumah masing-masing namun tim gabungan dari BPBD Kota Parepare bersama instansi terkait telah mengevakuasi ke lokasi yang lebih aman," ungkap Muhari.

Hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih terjadi di wilayah Kota Parepare dan sekitarnya hingga Minggu (20/11), sebagaimana menurut informasi prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Menyikapi hal itu, BNPB mengimbau kepada seluruh unsur pemerintah daerah dan masyarakat agar dapat mengantisipasi adanya potensi bencana susulan yang dapat dipicu oleh fenomena cuaca ekstrem.

Upaya seperti pemantauan kondisi sungai, pembersihan sampah maupun material lain yang dapat menyumbat aliran air, monitoring kondisi tanggul, jalan dan jembatan hingga pemantauan debit air saat terjadi hujan lebat disarankan perlu dilakukan secara berkala.

Untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana susulan, masyarakat di sepanjang aliran sungai agar melakukan evakuasi mandiri sementara jika terjadi hujan menerus dengan intesitas tinggi selama lebih dari satu jam. Masyarakat juga diharapkan agar selalu memperhatikan kondisi debit sungai dan menghindari lereng curam yang minim vegetasi. (OL-12)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat