visitaaponce.com

Pemkot Bandung segera Kaji Sesar Lembang Pascagempa Cianjur

Pemkot Bandung segera Kaji Sesar Lembang Pascagempa Cianjur
Foto udara Gunung Batu yang merupakan bagian dari Sesar Lembang di Pasirwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Minggu (7/3).(ANTARA/Raisan Al Farisi)

PEMERINTAH Kota Bandung, Jawa Barat, segera melakukan kajian terhadap isu-isu sesar Lembang pasca kejadian gempa di Kabupaten Cianjur. Hal itu dilakukan sebagai upaya memperbarui isu-isu seputar sesar Lembang.

Sesar Lembang sendiri merupakan sesar aktif di Jabar. Lokasi jalur sesar ini terletak sekitar 10 kilometer arah utara Kota Bandung dengan panjang sesar sekitar 25-30 km.

"Kita sudah bicara secara internal untuk segera kita bicarakan ulang terkait sesar Lembang, nanti akan menghadirkan orang yang paham dengan itu, mungkin dalam waku dekat ini," kata Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna, di Bandung, Kamis (24/11).

Ema mengungkapkan, isu terkait sesar Lembang ramai dibicarakan publik maupun media massa pascagempa bumi magnitudo 5,6 di Cianjur yang memiliki dampak kerusakan besar. Edukasi dan transformasi pemahaman seputar sesar Lembang harus segera dilakukan terhadap warga Kota Bandung.

"Agar menjadi substansi yang penting bagi masyarakat agar lebih mengetahui isu patahan Lembang itu seperti apa, ini akan menjadi
informasi penting bagi masyarakat," jelasnya.

Menurut Ema, kajian kajian terbaru seputar sesar Lembang perlu lebih masif diinformasikan kepada masyarakat. Khususnya prediksi titik titik
rentan dari Sesar Lembang. Ema mendorong masyarakat untuk lebih peka dan selalu waspada terhadap setiap potensi bencana yang ada di lingkungan sekitar.

"Tentunya kita harus waspada, mengantisipasi agar hal itu tidak terjadi, dan kalau pun terjadi kan kita sudah tahu terutama titik-titik rawannya di mana," ujarnya.

Berdasarkan data yang didapat dari berbagai sumber ada 5 hal yang perlu diketahui mengenai sesar Lembang, yang merupakan ancaman gempa Bandung Raya. Sesar Lembang sendiri memiliki panjang bentangan 29 km mulai dari Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, hingga Palintang Ujungberung.


Baca juga: Tiga Tahun Terakhir, Indonesia Berhasil Kurangi Sampah Plastik di Laut 28,5%


1. Panjang 29 km.
Sesar Lembang merupakan patahan geser aktif yang membentang sepanjang 29 km dari titik 0 di ujung barat Kota Bandung (area Cimahi dan Kecamatan Ngamprah) hingga ke sisi timur Bandung (Kecamatan  Cilengkrang, Kabupaten Bandung, dan sebagian area Jatinangor, Kabupaten Sumedang).

2. Lempeng bergerak 3 mm per tahun.
Dari hasil penelitian sejumlah ilmuwan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dapat dipahami bahwa patahan ini bergerak sebanyak 3
mm hingga 5 mm setiap tahunnya. Angka ini termasuk ke dalam kategori pergerakan kecil. Sesar Lembang bergerak dengan pola geser ke kiri, namun pada bagian sesar yang berbelok di sejumlah titik, pola gerak menjadi naik.

3. Terakhir gempa 500 tahun lalu.
Peneliti gempa dari LIPI, Mudrik Rahmawan Daryono, menjelaskan, hingga saat ini, tercatat ada dua sejarah kejadian gempa besar di Sesar
Lembang. Kedua gempa tersebut terjadi pada abad ke-60 SM dan abad ke-15. Meski demikian, dari penelitian tersebut belum dapat diketahui interval pasti kejadian gempa Sesar Lembang. Oleh karena itu, perlu penelitian lebih mendalam dan menyeluruh untuk mengetahui 'ulang tahun' gempa sesar Lembang. Hal yang sudah dapat disimpulkan saat ini adalah sesar Lembang telah memasuki akhir siklus gempanya dan mulai mengeluarkan energi yang tersisa.

4. Potensi gempa hingga 7 Skala Richter.
Berkaca dari magnitudo gempa yang lalu, potensi gempa sesar Lembang bisa mencapai 6,5-7 SR. Pasalnya, gempa di kawasan tersebut sebelumnya berkekuatan lebih dari 6 SR.

5. Ancaman amplifikasi.
Peneliti Puslit Geoteknologi LIPI, Adrin Tohari, menjelaskan, sifat permukaan tanah di Kota Bandung berbeda dengan Palu dan sekitarnya
sehingga tidak ada potensi likuefaksi. Dari hasil penelitiannya, cekungan Bandung didominasi tanah lempung, sehingga tidak ada potensi
likuefaksi yang bermasalah, tanah lempung akan memperkuat guncangan gempa ke permukaan. Penguatan guncangan alias amplifikasi menyebabkan getaran seismik terasa lebih kuat di permukaan tanah, sekaligus berpotensi memperparah kerusakan akibat guncangan gempa. (OL-16)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat