visitaaponce.com

BMKG Waspadai Gelombang Tinggi di Laut Jawa Hingga Akhir Tahun 2022

BMKG: Waspadai Gelombang Tinggi di Laut Jawa Hingga Akhir Tahun 2022
Kapal penyeberangan Jepara -Karimunjawa bersandar di pelabuhan Jepara karena gelombang tinggi(MI/Jamaah)

BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan pada aktivitas di perairan pantura Jawa Tengah. Lantaran potensi gelombang tinggi hingga 3,5 meter di perairan pantura Jawa Tengah hingga akhir tahun 2022.

Pemantauan Media Indonesia Kamis (29/12) ribuan kapal nelayan di pantura Jawa Tengah masih bertahan tidak melaut bersandar di berbagai daerah Brebes hingga Rembang, akibat gelombang tinggi disertai angin kencang masih menjadi ancaman keselamatan bagi pencari nafkah di lautan tersebut.

Pelayaran penyeberangan antar pulau baik barang maupun orang juga terhenti terutama untuk kapal berukuran kecil dan sedang, selain kapal cepat dan ferry jurusan Jepara-Karimunjawa, puluhan kapal layar motor (KLM) phinisi yang biasanya melayani angkutan barang Semarang-Kalimantan juga memilih sandar di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.

Dalam update terbaru BMKG kembali memperingatkan gelombang laut setinggi hingga 3,5 meter masih akan terjadi di Laut Jawa dan menerjang pesisir utara Jawa Tengah.

"Berdasarkan perkembangan dinamika atmosfer terkini, Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang menyatakan potensi gelombang tinggi diprakirakan akan terjadi selama tiga hari ke depan mulai Kamis (29/12) hingga Sabtu (31/12) mendatang," kata Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang, Retno Widyaningsih.

Angin di pesisir utara Jawa Tengah, demikian Retno Widyaningsih, berhembus dari arah barat - barat laut secara konsisten dengan kecepatan 15 - 25 knots, sehingga diprakirakan pada  28-31 Desember terjadi puncak pasang air laut (rob) dengan ketinggian gelombang 1,1 meter.

Beberapa wilayah mendalami gelombang tinggi tersebut, lanjut Retno Widyaningsih, meliputi Laut Jawa bagian tengah, perairan Karimunjawa, perairan Brebes - Pemalang, perairan Pekalongan - Kendal, perairan Semarang - Demak, perairan Jepara dan perairan Pati - Rembang.

Sementara itu akibat gelombang tinggi cukup merepotkan warga berada di Kepulauan Karimunjawa, selain ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) juga bahan pangan menipis. "Kami nekat menembus gelombang tinggi karena stok bahan makanan di Karimunjawa sudah mulai menipis," kata Mujahidin, ditemui di Pelabuhan Kartini Jepara jelang berangkat dengan perahu ikan dengan
kapasitas mesin 26 grosston.

Bahan makanan di Karimunjawa seperti sayuran dan cabai sudah tidak ada, lanjut Mujahidin, bahkan telur ayam ras disana harga mencapai Rp50.000 per kilogram, sehingga dengan dua perahu bersama beberapa rekan nekat menembus gelombang tinggi di atas 2,5 meter.

Tidak hanya wisatawan yang tertahan, gelombang tinggi ini juga mengakibatkan 136 keluarga warga Karimunjawa tidak dapat pulang ke rumah, termasuk Camat Kepulauan Karimunjawa Muslikin yang terpaksa bertahan di kantor sekretariat Kecamatan Karimunjawa di Pengkol, Jepara.

"Saya habis menghadiri undangan rapat di kabupaten, saat mau kembali tidak ada pelayanan karena gelombang tinggi," akunya.

Selain dirinya, juga bertahan bersama beberapa keluarga Karimunjawa di kantor sekretariat Kecamatan Karimunjawa di Pengkol, sedangkan puluhan keluarga lainnya menginap di tempat saudara masing-masing hingga menunggu ada pelayanan kembali. (OL-13)

Baca Juga: Waspadai Cuaca Ekstrem pada Jalur Penyeberangan Merak-Bakauheni

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat