visitaaponce.com

Sopir Audi Bantah Tabrak Mahasiswi Cianjur Saat Iring-Iringan Polisi

Sopir Audi Bantah Tabrak Mahasiswi Cianjur Saat Iring-Iringan Polisi
Ilustrasi(DOK.MI)

PERKEMBANGAN kasus tewasnya mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Suryakancana (Unsur) Cianjur, Jawa Barat, yang jadi korban tabrak lari pada Jumat (21/1) terus bergulir. Teranyar, pengendara mobil sedan Audi A8 yang disebut-sebut diduga jadi penyebab tewasnya Selvi Amalia Nuraeni itu membantah informasi yang beredar saat ini.

Seperti diungkapkan Kapolres Cianjur AKB Doni Hermawan saat konferensi pers di Mapolres Cianjur, Rabu (25/1), keterangan saksi maupun rekaman kamera pengawas (CCTV), dugaan penyebab tewasnya korban akibat benturan dengan kendaraan yang dicurigai berjenis sedan Audi A8 berwarna hitam.

"Kami lakukan pemeriksaan sejak hari pertama. Dari semua saksi, semuanya diduga mengarah ke kendaraan sedan warna hitam Audi A8 kalau dilihat dari bentuknya hasil capture dari CCTV," beber Doni kepada wartawan saat memberikan keterangan pers, Rabu.

Namun, pernyataan Kapolres itu dibantah SGU yang merupakan pengendara sedan Audi A8. SGU sengaja datang ke Cianjur bersama majikan perempuan untuk mengklarifikasi dan memberikan informasi sejelas-jelasnya.

"Saya adalah driver Audi A8 yang diberitakan selama ini. Saya selaku pengemudi, saya mau mengklarifikasi kejadian yang sebenar-benarnya," kata SGU kepada wartawan di Mapolres Cianjur, Jumat (27/1).

SGU pun menceritakan detail kronologi dari awal perjalanannya. SGU membeberkan, ia membawa majikan perempuan dan anak majikannya dari Jakarta hendak ke Bandung.

"Saya ikut iring-iringan, masuk dalam iring-iringan, bukan saya menerobos ataupun saya memaksa, merangsek masuk ikut iring-iringan. Tidak. Itu atas sepengetahuan bapak, suami dari ibu bos saya yang saya bawa. Saya sebagai pengemudi," terang SGU.

Atas izin suami majikannya, kata SGU, ia pun mengikuti iring-iringan kendaraan yang akan menyelidiki kasus Wowon cs di Kecamatan Ciranjang. Ia mengikuti iring-iringan kendaraan selepas rumah makan di kawasan Cipanas.

SGU memastikan saat itu di belakang mobil yang dikendarainya tidak ada lagi kendaraan rombongan yang lain.

"Saya berjalanlah mengikuti iring-iringan. Bukan berarti saya liar. Saya mengikuti karena memang diketahui oleh pihak bapak yang ada di depan," ujarnya.

Mendekati lokasi kejadian di Jalan Raya Bandung, Kecamatan Karangtengah, lanjut SGU, di depan ia melihat seorang perempuan yang mengendarai sepeda motor dengan posisi oleng. Spontan SGU pun memelankan laju kendaraan ke arah kiri.


Baca juga: Lanud Sam Ratulangi Bantu Evakuasi Warga Terdampak Banjir Manado


"Jarak dua mobil di depan saya, saya melihat ada perempuan pakai motor udah oleng. Seperti mungkin dia memakai rem depan atau bagaimana, oleng, seperti mau jatuh. Dalam hitungan detik, karena jarak saya dekat, ini mobil di depan saya terhalang dua mobil, spontan saya ke kiri, menghindar," sebutnya.

Dari arah belakang, lanjut SGU, melaju kendaraan lain. SGU memperkirakan ada dua kendaraan berwana hitam di belakangnya, namun ia tak memperhatikan persis jenisnya karena saat itu ia sedang fokus berkendara.

"Saya memelankan kendaraan, saya ingin memeriksa karena saya adalah driver dan mobil itu tanggung jawab saya. Kalau nanti ada percikan atau lecet, kan saya yang harus mengganti rugi kepada bos. Apalagi saya bekerja baru satu minggu," ujarnya.

Namun, saat SGU melajukan kendaraan, sekitar 1 kilometer dari lokasi kejadian, ia diberhentikan warga yang mengejarnya. SGU menduga, upayanya memelankan laju kendaraan saat itu di lokasi kejadian disangka warga dirinya pelaku penabrak pengendara sepeda motor.

"Saya bukan berhenti, tapi memelankan kecepatan. Saya di bawah 40-30 (kilometer per jam) kecepatan saat itu karena kondisi di TKP memang ramai dan macet lah. Enggak mungkin saya kecepatan di atas 50, apalagi 80. Enggak mungkin. Saya pelan. Jarak di atas 1 kilometer, tiba-tiba di sebelah kiri warga banyak mengejar," bebernya.

Ia pun mengaku meminggirkan kendaraan yang dibawanya. Warga sempat memarahinya dan menuduh sebagai pelaku tabrak lari yang menyebabkan tewasnya pengendara sepeda motor.

"Saya menjaga emosi masyarakat yang langsung nge-judge begitu tanpa tahu pembuktian. Saya ajak untuk membuktikan. Saya terangkan 'Pak, bapak-bapak semua, ini mobil yang saya kemudikan adalah mobil sedan jenis Audi. Ceper, pak. Rendah banget. Kita cek dulu deh, apakah betul yang bapak tuduhkan kepada saya menabrak korban'," ungkapnya.

Selanjutnya masyarakat mengecek kondisi bodi kendaraan. Hasilnya, tidak ada lecet ataupun penyok pada bodi kendaraan.

"Ada saya bukti videonya. Termasuk ban semua, dikelilingi mobil itu. Tidak ada sedikit pun. Bukti-bukti tidak ada. Jadi, yang dituduhkan itu semua tidak benar," tegasnya.

Menurut SGU, warga yang mengejarnya pun akhirnya meminta maaf. Warga pun mempersilakan SGU melanjutkan perjalanan.

"Saya pun merasa tidak melakukan penabrakan, saya berjalan seperti biasa," pungkasnya. (OL-16)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat