visitaaponce.com

Genjot Penurunan Stunting jadi 14, Ganjar Optimalkan Peran Puskesmas

Genjot Penurunan Stunting jadi 14%, Ganjar Optimalkan Peran Puskesmas
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat kunjungan di Posyandu di Cilacap, pada Kamis (2/2/2023).(dok.Pemprov Jateng)

PEMPROV Jawa Tengah (Jateng) terus menggenjot penurunan angka staunting di provinsi setempat.  Sebagai upaya penurunannya, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo melibatkan ahli gizi dan kader kesehatan hingga ke tingkat puskesmas. Sebab, puskesmas merupakan tempat paling familier
bagi masyarakat untuk memeriksakan diri.

Ganjar mengatakan dengan pelibatan ahli gizi dan kader-kader kesehatan, maka akan lebih efektif, karena mereka bertemu dengan masyarakat secara langsung. Ahli gizi dan kader kesehatan bakal menjelaskan kepada ibu hamil terkait stunting seperti gizi, anemia, hingga kondisi ibu hamil yang beresiko tinggi.  Mereka juga akan memantau perkembangan kesehatan ibu hamil dan balita.

"Dengan upaya tersebut, maka pertumbuhan bayi yang punya problem kandungan yang punya masalah, semuanya masuk dalam monitor para pelayan kesehatan. Jadi kita harapkan pada saat ibu hamil melahirkan sehat. Ibunya sehat, bayinya sehat," jelas Ganjar saat kunjungan di Posyandu di
Cilacap, pada Kamis (2/2/2023).

Ganjar juga menyalurkan beras fortifikasi yang telah diperkaya vitamin A, vitamin E, vitamin D, B1, B2, B3, B6, B9 (Asam Folat), B12, zat besi, protein, zinc, yodium, dan kalsium. Beras yang akan digunakan untuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT) itu mulai disalurkan ke pusmesmas se-Jateng.

"Kita bantukan kepada mereka, dan mulai detik ini kita akan memonitor. Nanti kita akan distribusikan ke tempat-tempat itu dan kades nanti kita minta untuk membantu, kemudian kader-kader kesehatan termasuk ahli gizi agar semua sampai kepada yang berhak,"jelas Gubernur.

Di tempat yang sama,  Ahli Gizi Kabupaten Cilacap, Dyah Kartika Ratnasari  menyatakan pihaknya melakukan PMT ke balita berisiko stunting selama 90 hari tanpa putus di puskesmas-puskesmas. PMT tersebut juga akan dibarengi dengan kelas ibu hamil.

"Jadi itu ada tiga sesi, yang pertama sesi tentang ibu hamil, yang kedua tentang ASI, terus yang ketiga itu tentang KB pasca persalinan karena diharapkan setelah ibu hamil tersebut bersalin, dia memberikan jarak untuk merawat diri sendiri, balitanya juga tumbuh kembangnya lebih baik dan terpantau," ujarnya.

Seperti diketahui, penurunan stunting Jateng lebih cepat dibanding  nasional. Pada tahun 2019, stunting Jateng dan nasional ada di angka 27%. Sementara di 2022 Jateng berhasil turun di 20,9%, sementara nasional masih 24%.

Ganjar menargetkan angka stunting di Jateng jadi 14% di tahun 2023 ini. Pemprov Jateng dan BKKBN membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang tersebar di 35 kabupaten/kota, 576 kecamatan, dan 8.562 desa/ kelurahan untuk mencapai target. (OL-13)

Baca Juga: 22 Perusahaan Ikut Program Pengembangan Sawit-Sapi di Kalsel

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat