visitaaponce.com

22 Perusahaan Ikut Program Pengembangan Sawit-Sapi di Kalsel

22 Perusahaan Ikut Program Pengembangan Sawit-Sapi di Kalsel
Kondisi sapi-sapi dalam program pengembangan perkebunan kelapa sawit dan peternakan sapi di Provinsi Kalsel.(MI/Denny Susanto)

PROGRAM peningkatan ketahanan pangan melalui program pengembangan perkebunan kelapa sawit dan peternakan sapi di Provinsi Kalimantan Selatan sejak beberapa tahun terakhir terus berkembang. Tercatat sudah ada 22 perusahaan perkebunan kelapa sawit yang mengikuti program yang disebut SISKA KU INTIP ini.

"Program integrasi sawit dan ternak sapi di Kalsel terus berkembang dan menjadi role model di Indonesia. Ini merupakan bagian dari peningkatan ketahanan pangan, dimana Kalsel diharapkan menjadi lumbung ternak sapi penyangga ibu kota negara," tutur Kepala Dinas Perkebunan dan
Peternakan Kalsel, Suparmi, Kamis (2/2).

Program Sistem Integrasi Kelapa Sawit Sapi Berbasis Kemitraan Usaha Ternak Inti Plasma (SISKA KUINTIP), merupakan upaya percepatan swasembada sapi potong. Sejauh ini implementasi SISKA KUINTIP sudah dilaksanakan pada tujuh klaster area kelapa sawit yang telah menggunakan
pagar elektrik dan ada 22 perusahaan perkebunan sawit yang sudah berkomitmen.

"Ketujuh klaster tersebut bakal menjadi pusat pengembangan sapi potong dengan target 1.000 ekor sapi," ujar Suparmi. Selain program sawit-sapi, Disbunak Kalsel juga memprioritas pengembangan komoditas karet, kopi dan ternak itik.

Untuk karet dikembangkan program intensifikasi dan diversifikasi tanaman karet melalui tumpang sari tanaman karet dan tanaman pangan (holtikultura) guna meningkatkan ketahanan pangan daerah. "Program inovasi ini kita sebut Bang Sibon Berkaret. Program ini berupa pengembangan
perkebunan karet dengan pola jarak tanam ganda dan tumpang sari dengan tanaman pangan," kata Suparmi.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan di daerah serta menyiapan kebutuhan pangan ibu kota negara di masa datang. Luas kebun karet di Kalsel sekitar 270 ribu hektare yang didukung 229 Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB).

Sedangkan untuk kopi, luasan kebun kopi di Kalsel baru 2.800 hektare dengan produksi baru 1.500 ton per tahun. Sementara permintaan kopi baik untuk pasar lokal maupun ekspor sangat tinggi. (OL-13)

Baca Juga: 140-an Desa di Pantura Jateng akan Tergusur Pembangunan Tol Demak-Tuban

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat