visitaaponce.com

Operasi Pasar Bulog Belum Mampu Turunkan Harga Beras di Pidie

Operasi Pasar Bulog Belum Mampu Turunkan Harga Beras di Pidie
Perum Bulog menggelontor beras untuk Stabilitas Pasokan Dan Harga Pangan di kawasan setempat, namun belum mampu turunkan harga beras.(MI/Amiruddin AR)

HARGA beras di Kabupaten Pidie dan Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh, masih tinggi. Padahal Perum Bulog sudah menggelontorkan sekitar 800 ton beras medium SPHP (Stabilitas Pasokan Dan Harga Pangan) di kawasan setempat.

"Sudah kita lepaskan kepada distributor, toko, kedai dan mitra Bulog lainnya untuk dipasarkan ke konsumen akhir dengan harga jual HET Rp9950/kg" kata Muammar, Pemimpin Bulog Cabang Sigli pekan lalu.

Anehnya harga beras di pasaran Kabupaten Pidie dan Kabupaten Pidie Jaya tetap mahal. Itu sebabnya warga masih harus membeli beras dengan harga tinggi.

Sesuai penelusuran Media Indonesia di pasar Kota Sigli Ibukota Kabupaten Pidie, misalnya harga beras medium kualitas bagus Rp193.000 per sak atau harga eceran Rp13.000 per kg. Harga tersebut lebih mahal dari sebulan lalu yaitu Rp180.000 per sak yakni Rp12.000 per kg.

Lalu beras medium kualitas sedang, harganya sudah  mencapai Rp 185.000 per sak atau Rp 12.500 per kg. Itu juga lebih mahal dari sebelumnya yang hanya Rp170.000 per kg atau Rp8.000 per kg.

"Sudah sebulan terakhir, setiap masuk beras dari pedagang besar atau dari penyalur kilang padi, harganya selalu naik Rp4.000 per sak. Sudah empat kali masuk naik terus" kata Muzakir, pedagang pengecer beras di Sigli, kepada Media Indonesia, Rabu (22/2).

Hal serupa juga terjadi di pasar Garot, Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie dan Pasar Meureudu Ibukota Kabupaten Pidie Jaya. Tidak diketahui apakah kenaikan terus menerus itu ada permainan pedagang besar, pengusaha kilang padi atau pihak terkait lainnya.

Warga berharap, pemerintah atau Perum Bulog Pusat, segera menelusuri penyebab tingginya harga beras di pasaran pasca pelepasan beras premium SPHP tersebut. Jangan sampai keringanan yang diperuntukkan pemerintah untuk masyarakat luas, tapi diselewengkan oleh kelompok tertentu untuk mengeruk keuntungan besar.

"Jangan sampai negara rugi, warga semakin menderita karena ulah segelintir orang" tutur Zikrillah, tokoh mzsyakat Pidue dan pemerhati masalah sosial masyarakat, kepada Media Indonesia. (OL-13)

Baca Juga: Pemkot Tasikmalaya Abaikan Siswa SDN Argasari Hilang Konsentrasi Belajar

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat