Inovasi dalam Kebijakan Publik Hasilkan Solusi dalam Permasalahan di Daerah
![Inovasi dalam Kebijakan Publik Hasilkan Solusi dalam Permasalahan di Daerah](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/03/531f623db93b1b75c13804e1c4683565.jpg)
BERDASARKAN Undang-Undang (UU) Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, negara menyerahkan 32 urusan pemerintahan kepada pemerintah daerah (Pemda) yang bersifat konkuren. Permasalahan yang timbul dari 32 urusan tersebut diharapkan menjadi motivasi Pemda untuk meningkatkan inovasi daerah dalam kebijakan publik.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Yusharto Huntoyungo saat memberi arahan dalam acara Asistensi Penyusunan Indeks Inovasi Daerah (IID) Provinsi Jambi dan Internalisasi Kegiatan Prioritas BSKDN 2023, Kamis (9/3).
Yusharto mencontohkan permasalahan yang banyak dihadapi Pemda meliputi penurunan stunting, tingkat pengangguran yang tinggi, dan beragam masalah lainnya. Dia menegaskan, stunting merupakan permasalahan yang kompleks. Sehingga, untuk mengatasinya membutuhkan kerja sama banyak pihak.
Baca juga : BSKDN Kemendagri : Koordinasi Antar Perangkat Daerah Menentukan Peningkatan Inovasi Daerah
"Kita tidak bisa mengatasi stunting hanya dari anak yang kena stunting, tapi jangan sampai nanti ada stunting-stunting berikutnya. Untuk itu, diperlukan intervensi yang lebih luas dari pemerintah, sehingga permasalahan yang muncul bisa (menjadi peluang untuk) melahirkan inovasi," kata Yusharto.
Tak hanya stunting, tingkat pengangguran yang tinggi semestinya juga memacu Pemda untuk menginisiasi suatu inovasi yang dapat mengurangi angka tersebut. Hal itu misalnya inovasi yang mampu menumbuhkan semangat generasi muda dalam berwirausaha.
Yusharto menekankan, inovasi tidak melulu sesuatu yang belum pernah ada apalagi harus mahal. Justru, kata dia, inovasi lahir dari permasalahan sehari-hari yang dihadapi.
Baca juga : Kepala BSKDN Kemendagri Tegaskan ASN Harus Terdepan dalam Berinovasi
"Kita harus melihat bahwa inovasi lahir dari keseharian kita, masih banyak dipersepsikan bahwa inovasi itu harus digital, (Padahal) digitalisasi itu menjadi tahap berikutnya setelah kita sukses melaksanakan inovasi-inovasi non digital," tutur Yusharto.
Dalam kesempatan itu, Yusharto berharap inovasi yang ada di setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di wilayah Provinsi Jambi akan memiliki nilai kematangan yang cukup, sehingga bisa mendapatkan nilai IID yang lebih tinggi pada tahun-tahun berikutnya.
"Setiap inovasi kami hargai sampai dengan skor 111 apabila tingkat kematangannya sudah cukup," pungkasnya. (RO/Z-5)
Terkini Lainnya
Survei: Permintaan Rumah Tapak Menunjukkan Tren Positif Sepanjang 2024
Fokus pada Pengembangan Kecerdasan Buatan sebagai Bentuk Inovasi
Lenovo Hadirkan Inovasi AI PC Generasi Terbaru 2024 untuk Warga Bandung
Golf-Tech Smartscore Global Resmi Hadir di Indonesia lewat Smartscore x Modern Golf & CC Digital Cup 2024
Dua Skema BRIN terkait Pendanaan Riset dan Inovasi
AI Menghadirkan Tantangan dalam Mempersiapkan SDM Berkualitas
Apresiasi dan Keberlanjutan ILUNI SSP Menjadi Katalisator Indonesia Emas 2045
Jokowi Diminta Batalkan Upacara di IKN, Kenapa?
BSK Kumham Gelar Hari Bhakti Pertama
Jangan Singkirkan Warga Kampung Bayam
Pijar Foundation-PoliPoli Inc Bentuk Dana Filantropi Dukung Inovasi Kebijakan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap