Mulai Panen Raya, Petani Sulsel Ogah Jual Beras ke Bulog
Sejumlah daerah di Indonesia sudah mulai memasuki musim panen raya, salah satunya kawasan sentra padi di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Yang menarik perhatian, para petani memilih menjual hasil panen mereka kepada tengkulak atau swasta ketimbang Perum Bulog. Itu dilakukan karena pihak swasta bersedia membeli dengan harga yang lebih tinggi.
Seperti yang terjadi di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), petani memilih menjual gabahnya ke tengkulak alias pengumpul, ketimbang kepada bulog, karena harga beli yang ditawarkan lebih tinggi.
Baca juga: Serikat Petani Menyambut Baik Panen Raya Padi
“Harga yang ditawarkan lebih tinggi meskipub selisihnya cuma Rp300 hingg Rp500 per kilogram (kg). Petani lebih memilih menjual gabah ke tengkulak,” ujar Ketua Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Sulsel Muhammad Yunus.
Yunus menyebut sekarang para petani sudah pintar. Mereka menunggu siapa yang memberi penawaran lebih bagus.
Baca juga: Jokowi Minta Harga Gabah Segera Ditentukan
"Mereka pasti menjual ke pihak yang mau beli dengan harga tinggi,” tuturnya.
Selain itu, para petani juga mengecek, apakah timbangan yang digunakan para pembeli sudah ditera (diuji) atau belum demi memastikan keakuratan timbangan. Jika pembeli membawa alat timbangan yang belum ditera, mereka enggan menjual hasil panen mereka..
Yunus mengatakan, saat ini, harga gabah kering panen (GKP) yang ditawarkan pengepul kepada para petani berkisar Rp5.300 hingga Rp5.500 per kg.
Sementara itu, Pemimpin Wilayah Badan Urusan Logistik (Bulog) Sulawesi Selatan dan Barat Bakhtiar AS mengatakan pihaknya mengaku tidak mengalami kesulitan dalam menyerap gabah milik petani. Untuk saat ini, jumlahnya belum besar akrena memang panen baru dimulai.
“Kami serap secara bertahap karena panen baru mulai. Saat ini yang sudah masuk musim panen baru di wilayah-wilayah sentra seperti Kabupaten Wajo, Bone, Sidenreng Rappang, Soppeng, dan Kota Parepare,” tutur Bakhtiar.
Ia pun memastikan bahwa harga beli yang diterapkan Bulog sudah sesuai dengan harga pembelian pemerintah (HPP) yang berlaku 11 Maret 2023, sesuai Surat Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 62/KS.03.03/K/3/2023 tentang Fleksibilitas Harga Gabah atau Beras dalam Rangka Penyelenggaraan Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
Berdasarkan ketentuan tersebut, Bulog bisa menyerap gabah petani seharga maksimal Rp5.000 per kg untuk GKP. Adapun, untuk Gabah Kering Giling (GKG) di penggilingan dihargai Rp6.200 per kg, GKG di Gudang Perum Bulog Rp6.300 per kg, dan beras di Gudang Perum Bulog Rp9.950 per kg. (Z-11)
Terkini Lainnya
Bulog Targetkan Serap Lebih 900 Ribu Ton Beras dari Dalam Negeri
Tindakan Bulog Membeli Beras dari Kamboja Dinilai akan Menekan Petani Lokal
Harga Beras Tinggi, Petani tetap Gigit Jari
269.000 Keluarga di Jakarta Terima Bantuan Pangan Beras Tahap Kedua
Perum Bulog Klaim Serap 486 Ribu Ton Gabah di Sepanjang April 2024
Program Bantuan Pangan Belum Berjalan, Stok Beras Bulog Capai 1.457 Juta Ton
Perkuat Kolaborasi Pertanian Kopi demi Dorong Ekonomi Kerakyatan
Kemarau, Lamongan Panen Jagung Seluas 21 Ribu Hektare
Dukungan Nyata Kementan, Petani Desa Marga Mulya Berhasil Panen Raya
Inflasi ke Depan Diperkirakan Melandai seiring Panen Raya
Tidak Ada Alasan bagi Bulog untuk tidak Serap Gabah Petani
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap