Pandemi Covid-19 Naikkan Angka Kemiskinan
![Pandemi Covid-19 Naikkan Angka Kemiskinan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/03/02789032131efb75f0c72a1ff3cb6c9e.jpg)
WALI Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengungkapkan bahwa pandemi covid-19 berdampak terhadap meningkatnya angka kemiskinan di Kota Atlas dari 3,9% menjadi 4,5%.
"Angka kemiskinan sekarang 4,5%. Sebelum 2019 sempat mencapai 3,9%. Kemiskinan naik sedikit karena pandemi covid-19," kata Ita, sapaan akrab Hevearita di Semarang, Kamis (30/3).
Ita mengatakan pandemi memengaruhi pendapatan masyarakat menjadi berkurang, apalagi banyak juga yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).
Baca juga: Banjir di Grobogan Meluas, Lalulintas Semarang-Purwodadi Lumpuh
Penurunan tingkat kemiskinan menjadi prioritas program Pemerintah Kota Semarang pada 2023, terutama di tiga kelurahan, yakni Kelurahan Bandarharjo, Tanjung Mas, dan Jomblang.
"Kami sampaikan bahwa pada 2022 memang pencapaian secara positif ada, laju pertumbuhan ekonomi, IPM (indeks pembangunan manusia), angka stunting turun. Tetapi, di lain pihak, ada hal-hal yang perlu diperbaiki," katanya.
Selain kemiskinan, kata dia, penurunan indeks gini atau ketimpangan pendapatan masyarakat di suatu wilayah juga menjadi prioritas program Pemkot Semarang pada tahun ini.
Baca juga: Selama Ramadan, Pemkot Semarang Kurangi Jam Kerja ASN
"Indeks gini. Masih ada ketimpangan antara masyarakat yang pendapatannya tinggi dan masyarakat berpenghasilan rendah," kata Ita.
Yang tidak kalah penting, kata Ita, penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kota Semarang yang angkanya masih relatif tinggi dibandingkan TPT di tingkat provinsi maupun nasional.
"Kita (angka pengangguran) masih di angka 7%. Provinsi dan nasional masing-masing 5% dan 6%. Kita harus menurunkan angka TPT," kata mantan Wakil Wali Kota Semarang itu.
Dengan redanya pandemi covid-19, kata dia, diakui pengaruhnya sangat besar terhadap anggaran, sebab penanganan covid-19 membuat beberapa mata anggaran yang sudah direncanakan menjadi tergeser.
"Mulai 2020, 2021, dan 2022 kan peralihan dari yang tadinya kasus covid-19 banyak, jadi semakin landai dan landai. Tentu ini memengaruhi anggaran untuk infrastruktur, pemberdayaan masyarakat, kemudian juga pastinya pengentasan kemiskinan, stunting. Yang utama, prioritas untuk rob dan banjir," ujarnya. (Z-6)
Terkini Lainnya
Liburan di Harris Hotel Semarang Yuk! Ada Festival Anime hingga Paket Berenang Murah
Citroën Indonesia Serahkan Unit Ë-C3 All Electric kepada Konsumen di Kota Semarang
Bangkai Sapi Ditemukan di Bawah Jembatan Semarang
Dharma Wanita BKKBN Beri Pembekalan Anggota Se-Indonesia untuk Turunkan Tangkes
7 Daerah di Jawa Tengah Berpotensi Hujan Lebat
10 Ribu Orang Diperkirakan akan Hadiri Harganas ke-31 di Semarang
Ketahanan Kesehatan Global
Akses Patogen Bisa Hemat Waktu Lebih Cepat Tanggulangi Pandemi
Hak Paten Bisa Menjadi Masalah Vaksin dalam Akses Patogen
Lonjakan Kasus Myopia pada Anak, Dokter Sarankan Cara Ini Agar Berkurang
Jemaah Haji Diingatkan Tetap Waspada Kasus Mers di Arab Saudi
Aturan Kesehatan Internasional yang Baru
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap