visitaaponce.com

Pandemi Covid-19 Naikkan Angka Kemiskinan

Pandemi Covid-19 Naikkan Angka Kemiskinan
Pemulung melintas di depan spanduk bergambar pahlawan.(ANTARA/FAKHRI HERMANSYAH)

WALI Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengungkapkan bahwa pandemi covid-19 berdampak terhadap meningkatnya angka kemiskinan di Kota Atlas dari 3,9% menjadi 4,5%.

"Angka kemiskinan sekarang 4,5%. Sebelum 2019 sempat mencapai 3,9%. Kemiskinan naik sedikit karena pandemi covid-19," kata Ita, sapaan akrab Hevearita di Semarang, Kamis (30/3).

Ita mengatakan pandemi memengaruhi pendapatan masyarakat menjadi berkurang, apalagi banyak juga yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).

Baca juga: Banjir di Grobogan Meluas, Lalulintas Semarang-Purwodadi Lumpuh

Penurunan tingkat kemiskinan menjadi prioritas program Pemerintah Kota Semarang pada 2023, terutama di tiga kelurahan, yakni Kelurahan Bandarharjo, Tanjung Mas, dan Jomblang.

"Kami sampaikan bahwa pada 2022 memang pencapaian secara positif ada, laju pertumbuhan ekonomi, IPM (indeks pembangunan manusia), angka stunting turun. Tetapi, di lain pihak, ada hal-hal yang perlu diperbaiki," katanya.

Selain kemiskinan, kata dia, penurunan indeks gini atau ketimpangan pendapatan masyarakat di suatu wilayah juga menjadi prioritas program Pemkot Semarang pada tahun ini.

Baca juga: Selama Ramadan, Pemkot Semarang Kurangi Jam Kerja ASN

"Indeks gini. Masih ada ketimpangan antara masyarakat yang pendapatannya tinggi dan masyarakat berpenghasilan rendah," kata Ita.

Yang tidak kalah penting, kata Ita, penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kota Semarang yang angkanya masih relatif tinggi dibandingkan TPT di tingkat provinsi maupun nasional.

"Kita (angka pengangguran) masih di angka 7%. Provinsi dan nasional masing-masing 5% dan 6%. Kita harus menurunkan angka TPT," kata mantan Wakil Wali Kota Semarang itu.

Dengan redanya pandemi covid-19, kata dia, diakui pengaruhnya sangat besar terhadap anggaran, sebab penanganan covid-19 membuat beberapa mata anggaran yang sudah direncanakan menjadi tergeser.

"Mulai 2020, 2021, dan 2022 kan peralihan dari yang tadinya kasus covid-19 banyak, jadi semakin landai dan landai. Tentu ini memengaruhi anggaran untuk infrastruktur, pemberdayaan masyarakat, kemudian juga pastinya pengentasan kemiskinan, stunting. Yang utama, prioritas untuk rob dan banjir," ujarnya. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat