visitaaponce.com

Legislator Operasi Pembebasan Pilot Susi Air Jangan Korbankan Warga Sipil

Legislator: Operasi Pembebasan Pilot Susi Air Jangan Korbankan Warga Sipil
Anggota DPRD Kabupaten Nduga Leri Gwijangge.(Ist)

KETUA Komisi A DPRD Kabupaten Nduga Leri Gwijangge menyebut langkah operasi pembebasan sandera pilot Susi Air Philip Merthens mulai mengorbankan warga sipil. Pasalnya, aparat di lapangan justru menangkap warga sipil yang tak ada kaitannya dengan kelompok Organisasi Papua Merdeka pimpinan Egianus Kogoya.

Bahkan, lanjut dia, salah seorang perempuan warga Distrik Mebarok menjadi korban tembak saat tengah melintas di perbatasan antara Kabupaten Nduga dan Lany Jaya. Bukan hanya itu, empat pemuda warga sipil ditangkap di Distrik Nenggeagin juga menjadi korban penangkapan, satu di antaranya meninggal dunia sementara 3 orang lainnya sampai saat ini belum diketahui keberadaannya.

"Kasus terakhir kami dapat laporan, warga sipil Nduga yang berada di Distrik Mebarok ditembak saat mereka di jalan pulang dari Lany Jaya usai belanja bahan makanan ketemu aparat di hutan karena jalan pintas harus melewati hutan, dan mereka dapat tembak, korbannya perempuan terkena di bagian punggung. Padahal mereka warga biasa tidak pegang senjata, cuma bawa noken isinya barang belanjaan yaitu bahan makanan," ungkap Leri dalam keterangannya, Jumat (14/4).

Aparat juga melakukan penangkapan terhadap empat warga Nduga yang ditangkap di Distrik Nenggeagin, Kabupaten Nduga, dan dibawa ke Timika. Mereka ialah Wisi Unue, Pirison Gwijangge, Ebendat Karunggu, dan Terita Telenggen.

"Mereka ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan kelompok TPNPB (Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat) OPM, sebab korban adalah siswa SMP dan pemuda biasa di kampung, juga tidak pegang senjata tetapi ditangkap," sambung Leri.


Baca juga: Survei LPI, Kaum Milenial Papua Bangga dengan Kinerja Kepala BIN


Dia menambahka, dari empat warga yang ditangkap, satu di antaranya meninggal dunia di Timika dan mayatnya dipulangkan oleh aparat keamanan ke Kabupaten Lani Jaya terpaksa dibakar di ujung jalan karena jauhnya jarak kampung.

"Sementara tiga lainnya saat ini menurut keluarga tidak ada kejelasan, apakah masih hidup atau mati. Tidak diketahui keberadaannya," ucapnya.

Leri meminta agar aparat di lapangan tidak bisa bertindak asal tangkap apalagi sudah ada arahan dari Panglima TNI untuk mengedepankan dialog atau persuasif dalam upaya pembebasan sandera pilot Susi Air.

"Yang terjadi seakan-akan, karena kulitnya hitam, rambut keriting, lalu disimpulkan sebagai anggota TPN OPM. Termasuk saat memeriksa HP warga jangan karena menemukan ada foto pilot lalu dicurigai. Ini kan era media sosial siapa saja bisa menyimpan foto lalu dengan menyimpan foto dituduh bagian dari pelaku penyanderaan. Kan tidak bisa begitu. Ini terus terang aparat di lapangan mulai meresahkan karena penangkapan justru menyasar warga sipil yang tidak ada sangkut paut dengan urusan penyanderaan ini," tegas Leri.

Ia berharap agar arahan Panglima TNI untuk mengedepankan dialog (persuasif) dalam operasi di Nduga ini harus benar-benar dijalankan oleh aparat di lapangan. Karena itu, masyarakat sipil mulai merasakan keresahan akibat mulai ada yang menjadi korban, baik yang ditangkap maupun ditembak.

"Kami minta pimpinan TNI dan Polri untuk tertibkan anggotanya di lapangan. Jangan sampai arahan pimpinan justru tidak dilaksanakan karena di lapangan justru mereka mengunakan cara-cara kekerasan layaknya operasi militer. Kami minta dicek benar, evaluasi, dan ambil tindakan," pungkas Leri. (I-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat