Jangan Gegabah Sikapi Kasus Penyerangan Polres Jeneponto
![Jangan Gegabah Sikapi Kasus Penyerangan Polres Jeneponto](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/04/c365b268daaf511f87d43b2a0af05470.jpg)
SERANGAN anggota militer ke Polres Jeneponto Sulawesi Selatan harus dilihat secara saksama dan tidak boleh terburu-buru dalam mengambil kesimpulan. Informasi yang beredar yakni adanya kejadian pemukulan pada dua anggota Yonif Raider Kodam V oleh anggota Polres Jeneponto Sulawesi Selatan harus dicermati secara komprehensif agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. Pernyataan ini disampaikan peneliti Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia Beni Sukadis saat dihubungi, Kamis (27/4).
"Kita tidak boleh buru-buru, sehingga terjadi aksi balas dendam oleh anggota militer dengan melakukan serangan. Menurut saya dua kasus saling terkait ini seharusnya tidak terjadi baik soal oknum polres yang melakukan pemukulan (pengeroyokan) dan juga serangan ke polres oleh oknum militer," ucapnya.
Beni menilai ada situasi yang sulit dijelaskan penyebab kejadian ini bisa terjadi jika kedua pihak tidak melakukan evaluasi ke internal mereka (TNI dan Polri) tentang disiplin dan penghormatan hukum, dan lainnya.
Baca juga: Pelaku dalam Kasus Jeneponto Ditangani Dua Kodam dan Polda
"Tentu saja serangan ke polres tidak dapat dibenarkan gara-gara rekannya dikeroyok. Tapi soal disiplin dan penghormatan atas hukum terkait pemukulan anggota TNI Harus jadi perhatian. Kok, polisi gampang saja mencurigai dan memukuli siapa saja (kebetulan anggota TNI) secara serampangan," tegasnya.
Dia menerangkan ada beberapa faktor yang bisa menjadi pemicu kasus tersebut seperti kurang disiplin dan penghormatan hukum oleh kedua oknum anggota TNI dan polisi. Kemudian perilaku esprit de corps yang salah kaprah oleh oknum TNI. Selanjutnya ada faktor komunikasi yang macet di antara kedua institusi tersebut.
Baca juga: Penyerangan Mapolres Jeneponto Akibat Anggota TNI Tak Terima Dikeroyok, Ini Kronologinya
"Mungkin saja ada kecemburuan ekonomi antara kedua institusi ini karena Polri lebih banyak bersentuhan di ranah kamtibmas atau masyarakat yang bisa menciptakan peluang cari uang," tandasnya. (Sru/Z-7)
Terkini Lainnya
Server Judi Online masih Terus Bermunculan
Kapolda Beberkan Isi Ponsel Afif Maulana Soal Ajakan Tawuran
Kapolda Sumbar Bantah Rekayasa Kasus Kematian Afif Maulana
DPR Minta Kasus Kematian Afif Maulana jangan Sampai Rusak Citra Polri
Pegiat Antikorupsi: Koordinasi KPK dan Polri-Kejaksaan Agung Memang tidak Baik
Bea Cukai dan Polri Ungkap Clandestine Lab Terbesar di Indonesia Milik Jaringan Tiongkok
Besok, Menkominfo Lapor ke Presiden Jokowi Kasus Penyerangan PDNS
Perdana Menteri Denmark Diserang di Copenhagen
Perkara Hewan Ternak, Adik di Bengkulu Tembak Kakak Kandung secara Brutal
Densus 88 Monitor Pergerakan Teroris di Indonesia Terkait Penyerangan 2 Polisi Malaysia
Uskup Sydney yang Ditikam Memaafkan Penyerangnya
Suami Tembak Istri di Bandara Kuala Lumpur Malaysia, Satu Bodyguard Terluka
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap