visitaaponce.com

Dukung Pencegahan Stunting, Sukarelawan ini Gelar Edukasi ke Majelis Taklim di Asahan

Dukung Pencegahan Stunting, Sukarelawan ini Gelar Edukasi ke Majelis Taklim di Asahan
Edukasi mengenai stunting yang digelar TGS Ganjar(Dok. TGS Ganjar)

SUKARELAWAN Tuan Guru Sahabat (TGS) Ganjar Sumatra Utara (Sumut) ikut berpartisipasi mendukung pemerintah menekan angka stunting di Indonesia dengan menggelar edukasi bahaya dan pencegahan stunting dalam pandangan Islam kepada Majelsi Taklim dan Perwiritan As Syafaah di Dusun IV, Desa Sipaku Area, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Asahan, Sumut.

Untuk diketahui, tahun ini pemerintah menargetkan angka stunting atau gizi buruk pada anak turun menjadi 17 persen.

Karena itu, TGS menggencarkan edukasi tentang bahaya dan pencegahan stunting dalam pandangan Islam di Kabupaten Asahan. TGS Ganjar juga mendengar aspirasi masyarakat yang ingin mengetahui dan memahami persoalan tersebut.

Baca juga : Gerakan Pemuda dan Perempuan Gowa Gelar Pelatihan Membuat Suvenir dari Buah Pinus 

"Kami melaksanakan kegiatan penyuluhan tentang pencegahan stunting yang berbasis agama. Kami melaksanakan edukasi ini juga berdasarkan permintaan masyarakat di sini," ucap Koordinator Wilayah (Korwil) TGS Ganjar Zulpi Andika.

Zulpi menuturkan pihaknya melaksanakan penyuluhan ini untuk mendukung program pemerintah di Kabupaten Asahan. Sebab,  pemerintah terus menggalakkan program pencegahan stunting dan penanganannya.

Baca juga : Bantu Ibu-Ibu Semakin Berdaya, Sukarelawan ini Gelar Pelatihan Personal Branding UMKM

"Yang ditekankan dalam edukasi ini adalah bahaya stunting, khususnya di Sumut. Nah,

Pencegahan stunting berbasis agama Islam ini sangat penting karena menjadi salah satu cara mencetak generasi muda ke depannya," katanya.

Menurut Zulpi, pencegahan stunting pada anak dalam pandangan Islam dimulai sejak dari kandungan. "Di saat anak masih dalam kandungan. Di dalam Al-Qur’an, sudah ditekankan bagaimana cara merawat anak selagi di kandungan,  dilahirkan, hingga dewasa," katanya.

Zulpi mengatakan, dalam pandangan Islam, pencegahan stunting pada anak disinggung. Misalnya, kewajiban menyusui anak hingga dua tahun.

Selain itu, orang tua wajib memberikan nafkah kepada anaknya sejak di dalam kandungan agar kebutuhan gizinya terpenuhi hingga dewasa. Tujuannya, tidak terjadi kasus kurang gizi atau stunting pada anak.

Setelah digelarnya edukasi tersebut, Zulpi berharap masyarakat lebih memperhatikan pola mengasuh dan mendidik anaknya agar sejak dini.

"Harapannya, masyarakat paham dan mengerti tentang bagaimana cara mengasuh dan mendidik anak agar terhindar dari stunting," ucapnya.

Zulpi menambahkan anak-anak inilah yang membangun negara ini ke depannya. Karena itu, dibutuhkan generasi muda yang berakhlakul karimah.

"Kalaupun anak ini benar dalam segi mendidik dan sebagainya, insya Allah bangsa ini ke depan akan memiliki generasi penerus yang berakhlakul karimah serta sehat lahir dan batin," ucapnya.

Selain itu, TGS Ganjar juga memberikan pengeras suara dan tikar untuk mendukung kegiatan keagamaan di Kabupaten Asahan.

Nur Aisyah, peserta edukasi pencegahan stunting, mengucapkan terima kasih atas digelarnya penyuluhan tersebut serta menyambutnya dengan antusias.

"Kami sangat berterima kasih karena mendapatkan pengetahuan tentang bahaya stunting dan cara pencegahannya," ungkap ketua Majelis Taklim dan Perwiritan As Syafaah ini.

Aisyah mengatakan dirinya dan jemaah lainnya diberi edukasi tentang kewajiban mengurus anak dengan baik.

"Tadi kami mendapatkan edukasi tentang kurangnya gizi, kewajiban menyusui anak hingga dua tahun dan lain sebagainya," katanya.

Dia juga berharap kegiatan seperti ini bisa dilaksanakan di beberapa tempat agar angka stunting makin berkurang. (RO/Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat