visitaaponce.com

Antisipasi Antraks di Bantul, Perbatasan Diawasi

Antisipasi Antraks di Bantul, Perbatasan Diawasi
Pemeriksaan kesehatan hewan kurban di tempat penampungan hewan kurban, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (15/7/2021).(MI/ANDRI WIDIYANTO)

PEMERINTAH Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengantisipasi potensi masuknya antraks dari ternak-ternak dari Kabupaten Gunungkidul. Hal ini menyusul puluhan orang di Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul yang terkena antraks usai konsumsi ternak mati terpapar penyakit hewan tersebut. 

"Jalur-jalur masuk (ternak) dari (Kabupaten) Gunungkidul ini kami perketat lagi, terutama saat pasaran hewan," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul, Joko Waluyo dihubungi, Kamis (6/7).

Beberapa daerah yang memiliki akses ke Kabupaten Gunungkidul di antaranya Kecamatan Banguntapan, Piyungan, Pleret, dan Imogiri. Kawasan itu menjadi akses mengangkut berbagai barang, termasuk ternak, dari Kabupaten Gunungkidul. 

Baca juga: Tradisi Purak jadi Penyebab Kejadian Antraks di Gunungkidul Berulang

Ia mengatakan Kabupaten Bantul menjadi pemasok ternak terbesar di DIY. Menurut dia, berulang kali memang ada ternak dari Kabupaten Gunungkidul yang masuk. 

"Kami memang belum punya pos pengawasan lalu lintas khusus ternak di jalur-jalur perbatasan (dengan Kabupaten Gunungkidul)," kata dia. 

Selain itu, Joko menyatakan pihaknya melibatkan dokter-dokter hewan untuk pengawasan. Ini dikhususkan pengawasann di pasar-pasar hewan dan rumah pemotongan hewan (RPH). Di sisi lain, dokter hewan juga diperlukan ke rumah warga yang memelihara ternak mandiri. 

"Apalagi saat ternaknya pas sakit, pasti perlu pengecekan dokter. Sementara, ternak dari Gunungkidul kami minimalisasi untuk masuk ke Bantul," kata mantan Kepala Bidang Peternakan DKPP Bantul ini. 

Baca juga:  Kapasitas Fasilitas Kesehatan di Yogyakarta akan Ditingkatkan untuk Tangani Antraks

Kasus antraks di Kabupaten Gunungkidul diketahui usai satu warga Dusun Jati, Desa Candirejo, Kecamatan Semanu meninggal dunia. Warga yang meninggal itu laki-laki 73 tahun dan sempat empat hari dirawat di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. 

Dalam penelusuran, kasus antraks terdeteksi menjangkiti 87 orang. Belakangan, mereka diduga menggali kuburan ternak sapi yang mati mendadak dan mengolahnya untuk dikonsumsi.  (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat