Antisipasi Antraks di Bantul, Perbatasan Diawasi
PEMERINTAH Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengantisipasi potensi masuknya antraks dari ternak-ternak dari Kabupaten Gunungkidul. Hal ini menyusul puluhan orang di Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul yang terkena antraks usai konsumsi ternak mati terpapar penyakit hewan tersebut.
"Jalur-jalur masuk (ternak) dari (Kabupaten) Gunungkidul ini kami perketat lagi, terutama saat pasaran hewan," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul, Joko Waluyo dihubungi, Kamis (6/7).
Beberapa daerah yang memiliki akses ke Kabupaten Gunungkidul di antaranya Kecamatan Banguntapan, Piyungan, Pleret, dan Imogiri. Kawasan itu menjadi akses mengangkut berbagai barang, termasuk ternak, dari Kabupaten Gunungkidul.
Baca juga: Tradisi Purak jadi Penyebab Kejadian Antraks di Gunungkidul Berulang
Ia mengatakan Kabupaten Bantul menjadi pemasok ternak terbesar di DIY. Menurut dia, berulang kali memang ada ternak dari Kabupaten Gunungkidul yang masuk.
"Kami memang belum punya pos pengawasan lalu lintas khusus ternak di jalur-jalur perbatasan (dengan Kabupaten Gunungkidul)," kata dia.
Selain itu, Joko menyatakan pihaknya melibatkan dokter-dokter hewan untuk pengawasan. Ini dikhususkan pengawasann di pasar-pasar hewan dan rumah pemotongan hewan (RPH). Di sisi lain, dokter hewan juga diperlukan ke rumah warga yang memelihara ternak mandiri.
"Apalagi saat ternaknya pas sakit, pasti perlu pengecekan dokter. Sementara, ternak dari Gunungkidul kami minimalisasi untuk masuk ke Bantul," kata mantan Kepala Bidang Peternakan DKPP Bantul ini.
Baca juga: Kapasitas Fasilitas Kesehatan di Yogyakarta akan Ditingkatkan untuk Tangani Antraks
Kasus antraks di Kabupaten Gunungkidul diketahui usai satu warga Dusun Jati, Desa Candirejo, Kecamatan Semanu meninggal dunia. Warga yang meninggal itu laki-laki 73 tahun dan sempat empat hari dirawat di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.
Dalam penelusuran, kasus antraks terdeteksi menjangkiti 87 orang. Belakangan, mereka diduga menggali kuburan ternak sapi yang mati mendadak dan mengolahnya untuk dikonsumsi. (Z-6)
Terkini Lainnya
DKPP Klaten Temukan Banyak Hewan Kurban tidak Memenuhi Batasan Umur
Hewan Ternak yang Dikurung dan Stres Lebih Rentan Diserang Penyakit
Jaga Kualitas Kurban, Human Initiative Kirim Tim QC ke Pelosok Daerah
Pemprov Sulteng Pastikan Stok Hewan Kurban Cukup dan Sehat
Perkara Hewan Ternak, Adik di Bengkulu Tembak Kakak Kandung secara Brutal
Jelang Idul Adha, Harga Sapi dan Kambing di Palu Berangsur Naik
Ramalan Zodiak Gemini Hari ini 3 Juli 2024: Jangan Bosan untuk Belajar
Avrist Assurance Gelar health Talk Hadirkan Komika Ridwan Remin dan Pukovisa Prawiroharjo
Presiden Minta Peningkatan Investasi di Sektor Kesehatan Dipercepat
9 Manfaat Buah Pala bagi Kesehatan Tubuh, ini Kandungannya
Belanja Asuransi Kesehatan Sosial Naik, Mayoritas ke Rumah Sakit
Raih Akreditasi Paripurna, PT. Nayaka Era Husada Berhasil Kelola 6 Klinik PT.HM Sampoerna
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap