BKKBN Jawa Timur Gencarkan Edukasi Stunting di Kabupaten Sumenep
![BKKBN Jawa Timur Gencarkan Edukasi Stunting di Kabupaten Sumenep](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/07/48a3290d02ac09d877b9107f9b8c82da.jpeg)
TARGET pencapaian penurunan stunting (tengkes) hingga 14% pada 2024 dan 0% pada 2030 menjadi perhatian serius bagi pemerintah pusat dan daerah.
Untuk menekan angka stunting, pemerintah melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Bencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Jawa Timur terus melakukan sosialisasi dan komunikasi informasi edukasi (KIE) program Bangga Kencana bersama mitra kerja.
Baca juga: Cegah Stunting untuk Indonesia Unggul di Masa Depan
Dengan mengusung tema Merdekakan Anak Indonesia dari Stunting, acara sosialisasi program Bangga Kencana kali ini digelar di Aula Pesantren Kampus Uniba Madura, Jawa Timur, Jumat (21/7).
Kegiatan sosialisasi dihadiri Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo dan Ketua Yayasan Qudsiyah Uniba Madura Achsanul Qosasi.
Sebagai pemateri yaitu Kepala BKKBN Perwakilan Jatim Marina Ernawati, Sekretaris Yayasan Qudsiyah Uniba Madura Annisa Zhafarina Qosasi dan Wakil Bupati Sumenep Nyai Dewi Khalifah.
Sekretaris Yayasan Qudsiyah Uniba Madura Annisa Zhafarina Qosasi menjelaskan isu stunting menjadi hal krusial karena menjadi ancaman serius terhadap bonus demografi di Indonesia.
“Bonus demografi adalah populasi penduduk yang produktif jauh lebih banyak ketimbang penduduk tidak produktif,” terang Annisa.
Baca juga: Penurunan Stunting Belum Usai, Wapres Minta Kolaborasi Semua Elemen
Menurut Annisa, saat ini Indonesia akan mendapatkan bonus demografi 70% yang berusia produktif pada 2045. Karena bonus demografi inilah, sangat berdampak pada peningkatan kesejahteraan penduduk Indonesia.
“Jangan sampai kesempatan emas bonus demografi, gagal dimanfaatkan dengan baik. Populasi bertambah tapi tidak produktif, sakit-sakitan dan relatif miskin,” papar Annisa.
Karena itu, Annisa mengajak kepada mahasiswa yang hadir sebagai calon orang tua kelak agar memperhatikan gizi sejak kehamilan bayi hingga balita.
“Mahasiswa ini calon orangtua. Maka itu, perhatikan gizi bayi hingga balita berusia 1.000 hari agar perkembangan otak dan tumbuh kembang anak tidak mengalami stunting,” pungkas Annisa.
Baca juga: Pemberian ASI Eksklusif Sangat Penting untuk Cegah Stunting
Wabup Sumenep Nyai Dewi Khalifah bersyukur pada masa kepemimpinannya penurunan stunting cukup signifikan.
Pada 2021, angka stunting di Sumenep masih mencapai 29%, dan pada 2022 menurun 7,4%, sehingga penderita stunting menjadi 21,6%.
“Semoga pada 2023 angka penderita stunting jadi 15%,” ucap Nyi Eva.
Nyi Eva menjelaskan sejumlah langkah yang digencarkan Pemkab Sumenep dalam penurunan stunting.
“Melalui program Gerakan Eliminasi Tuntaskan TBC dan Stunting (GETTS), upaya pencegahan dan penanganan stunting oleh Pemkab Sumenep begitu terasa,” pungkasnya.
Kepala BKKBN Perwakilan Jatim Marina Ernawati menyampaikan mahasiswa sebagai generasi muda penerus bangsa perlu mengerti hidup sehat dan terbebas dari stunting.
Sebab, katanya, orang yang terkena stunting dapat berdampak negatif bagi tubuh si penderita stunting pada kemudian hari.
“Untuk itu, semua pihak perlu membantu mewujudkan target pencapaian penurunan stunting pemerintah yakni 14% pada 2024 dan 0% pada 2030," tutup Marina. (RO/S-2)
Terkini Lainnya
BKKBN: Pendataan Bayi Stunting sudah Selesai Dilakukan
Dharma Wanita BKKBN Beri Pembekalan Anggota Se-Indonesia untuk Turunkan Tangkes
10 Ribu Orang Diperkirakan akan Hadiri Harganas ke-31 di Semarang
Sasaran Cegah Stunting di Klaten Difokuskan Catin, Bumil, Balita
Kasus Tengkes di Bengkulu Turun 6,2%
Balita Tengkes Tertinggi di Kota Malang Akibat Rokok
Kebakaran Landa Pabrik Mebel Kayu Kuno, Petugas Damkar Butuh Alat Berat
Kawal Pemilu Damai, Paguyuban Lora-Santri Madura Gelar Zikir Akbar di Sumenep
Anies Baswedan Hormati Keputusan Mahfud MD Mundur dari Menko Polhukam
Kretek Lokal Sumenep Makayasa Rambah Pasar Ekspor ke Malaysia
Bawaslu Larang Zakat dengan Logo Partai Politik di Tempat Ibadah, Efek Kasus PDIP
BKKBN Apresiasi Pemkab Sumenep dalam Tangani dan Cegah Stunting
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap