Ratusan Hektare Lahan Pertanian di Garut Kekeringan dan Puso
MUSIM kemarau berdampak pada kekeringan dan menyebabkan lahan pertanian seluas 251 hektare di Kabupaten Garut, Jawa Barat mengalami kekeringan. Kekeringan tersebut, menyebabkan 22 hektare lahan gagal panen (puso) tersebar di dua Kecamatan.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Beni Yoga mengatakan kekeringan yang terjadi di daerahnya dampak pada sektor pertanian dan kondisi lahan mengalami kekeringan ringan, sedang, berat, dan gagal panen (Puso). Namun, lahan pertanian dalam kondisi kekeringan tingkat ringan seluas 163 hektare, sedang 70 hektare dan berat 36 hektare serta 22 hektare puso.
"Untuk kriteria kekeringan ringan mencapai sekitar 25%, sedang 50% dan kondisi berat mencapai 75% atau mendekati gagal panen (puso). Akan tetapi, di lahan kekeringan tingat ringan, sedang masih memiliki peluang untuk panen jika dibanding lahan gagal panen tidak bisa menghasilkan produksi gabah," katanya, Kamis (7/9).
Baca juga: Ratusan Hektare Sawah Puso di Jateng
Ia mengatakan, lahan pertanian selama ini mengalami kekeringan dan menyebabkan gagal panen di Kecamatan Pasirwangi seluas 7 hektare dan Kecamatan Selawi luas lahan 15 hektare. Namun, berdasarkan tingkat kekeringan masuk zonasi merah menunjukkan kekurangan sumber air yang signifikan.
"Untuk Kecamatan Pasirwangi dan Selaawi sudah zonasi merah tidak ada sama sekali sumber air yang bisa dieksplorasi terutama menyelamatkan kondisi di lapangan. Akan tetapi, untuk mengatasi situasi perlunya jaminan hidup (jadup) untuk petani maupun buruh tani agar mereka memiliki cadangan pangan berupaya bantuan sembako dan lainnya," ujarnya.
Baca juga: Kalimantan Selatan Gelar Salat Minta Hujan
Menurutnya, zonasi kuning di wilayah Garut memang terdapat sedikit sumber air, namun masyarakat kesulitan mengakses sumber mata air baik, karena jauh maupun ketinggian yang sulit dijangkau. Akan tetapi, untuk zonasi hijau memang ada irigasi teknis dan kebutuhan air masih terpenuhi, meskipun debit air mulai berkurang karena kekeringan tapi berharap petani mencari tanaman pendek untuk 30-40 hari bisa dipanen guna mempertahankan kondisi ekonomi.
"Kami mengimbau kepada seluruh petani di Kabupaten Garut termasuk para petugas penyuluh, UPT Pertanian, di lapangan untuk segera melaksanakan sosialisasi secara masif agar masyarakat di lokasi yang masih terdapat sumber air bisa memanfaatkan air dengan menanam yang tidak memerlukan air banyak," pungkasnya. (Z-3)
Terkini Lainnya
100 Hektare Sawah di Pidie Alami Kekeringan
Dampak El Nino, Puluhan Hektare Tanaman Jagung di Gersik Gagal Panen
Pemkab Kaur Bengkulu Bagikan Pompa untuk Airi Sawah Tadah Hujan
Klaten Mulai Dilanda Kekeringan, BPBD Salurkan Air Bersih
Ancaman Kekeringan terhadap Sektor Pangan harus Segera Dimitigasi
Puluhan Hektare Sawah di Aceh Terancam Gagal Panen Akibat El Nino
Serapan Pupuk Subsidi Baru 32%, Komisi IV DPR: Penyaluran tidak Efektif
Jawa Barat Targetkan Peningkatkan Produksi Gabah Naik 11 Juta Ton
Kementan Gencar Sosialisasikan Kebijakan Pengembangan Tebu Rakyat
Produktivitas 1.000 Ha Lahan Pertanian di Cianjur tidak Terpengaruh Kemarau
Pesanan 2.000 Ekskavator Haji Isam Terbesar di Dunia, Tanda Kemajuan Pertanian Indonesia
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap