visitaaponce.com

Nominasi ADWI 2023, Kemenparekraf Kunjungi Desa Wisata Kenderan Gianyar

Nominasi ADWI 2023, Kemenparekraf Kunjungi Desa Wisata Kenderan Gianyar
Direktur Tata Kelola Destinasi, Kemeparekraf, Indra Ni Tua (tengah) mengunjungi Desa Wisata Kenderan di Gianyar, Bali.(Ist)

KEMENYERIAN Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baperekraf) terus menggalakan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023 sebagai salah satu program unggulan penggerak kebangkitan pertumbuhan ekonomi dan pengembangan pariwisata Indonesia.

Di tahun ketiga penyelenggaraanya, ADWI mengangkat tema “Kebangkitan Ekonomi Dari Desa untuk Indonesia Bangkit”.

Program ini diharapkan mampu mewujudkan visi “Indonesia sebagai Negara Tujuan Pariwisata Berkelas Dunia, Berdaya Saing Global, Berkelanjutan dan Mampu Mendorong Pembangunan Daerah dan Kesejahteraan Rakyat”.

Baca juga: 11 Desa Wisata Mukomuko Dikembangkan untuk Ikuti Ajang ADWI 2023

Di Bali, salah satu desa wisata yang mengikuti ADWI 2023 adalah Desa Wisata Kenderan di Kabupaten Gianyar.

Ke-indra-an, begitulah masyarakat sering menyebut Desa Kenderan yang berarti “Istana Dewa Indra” dalam dunia pewayangan. Sesuai mitologi masyarakat setempat merupakan pelarian Raja Maya Denawa berubah wujud menjadi Dedari Kendran.

Saking kuatnya kepercayaan masyarakat, bahkan mulai dari letak geografis desa, kesuburan hingga keindahan desa diimajinasikan sama dengan Kraton Dewa Indra di Indraloka.

Desa Kanderan mempunyai beberapa peninggalan sejarah dan arkeologi, seperti 2 sarcophagus di Pura Batulusu di Subak Uma Lawas Kaja, Manuaba, Kanderan.

Baca juga: Sembilan Desa Wisata di Borobudur-Yogyakarta-Prambanan Jalin Kolaborasi dengan Perhotelan

Bentang alam persawahan yang subur dengann kontur yang variatif menyajikan pemandangan alam yang menyejukkan mata dan jiwa bagi setiap orang yang berkunjung ke Desa Kanderan.

Desa ini dapat ditempuh menggunakan pesawat dari Jakarta selama 1 jam 50 menit turun di Denpasar lalu melanjutkan perjalananan ke Desa Kenderan via darat selama 1 jam 30 menit.

Miliki Daya Tarik Alam dan Budaya

Untuk daya tarik wisata, Desa Kenderan memiliki daya tarik alam dan budaya berbasis lingkungan, serta daya tarik buatan.

Terkait daya tarik alam dan budaya, Desa Kenderan memiliki kontur alam yang didominasi persawahan di sepanjang jalan.

“Secara potensi, alam ada, buatan ada, kemudian budayanya ada. Itu sudah 100 persen pariwisata,” kata Indra Ni Tua selaku Direktur Tata Kelola Destinasi saat berkunung ke Desa Wisata Kenderan

Baca juga: Komisi X DPR Dorong Pariwisata Lombok Bangkit Mendunia

Selain itu, Desa Kenderan memiliki  beberapa lokasi potensial yang bisa dikembangkan, yaitu pertama, Bali Authentic Walking. Trekking dipandu guide lokal menelusuri persawahan sambil melihat keseharian petani dan mengenali sistem subaknya.

Kedua, Birthday Blessing (Mebayuh Oton). Otonan adalah upacara agama versi Hindu untuk memperingati hari kelahiran seseorang yang jatuh setiap 210 hari atau 6 bulan sekali, berdasarkan perhitungan Kalender Bali.

Upacara Mebayuh Oton (Birthday Blessing) ini menjadi sangat penting ketika yang bersangkutan mengalami kejadian-kejadian istimewa didalam perjalanan hidupnya; semisal sakit yang tak berujung, kecelakaan atau kesialan lainnya.  

Ketiga,  Melukat – Water Healing di Beji Telaga Waja. Aktivitas ini melibatkan Pemangku (pendeta Hindu yang bertugas di pura nya masing masing) dengan sesajen banten Pejati.

Baca juga: Kemenparekraf Beri Pendampingan Kelola Sampah Plastik di 10 Desinasi Wisata

Keempat, Prosesi Mepeed Ngaturang Tirta Ening. Acara berlangsung 4 hari, Hari pertama mepeed Mekiis ke Beji dengan sesaji dan Sesuhunan Barong yang ada di Pura Griya Sakti Manuaba oleh warga dengan berjalan kaki diiringi baleganjur gambelan Bali, 

Kelima. Painting Class. Lukisan Bali merupakan warisan leluhur yang sangat kaya dengan keaneka ragaman style sesuai tempat dan zamannya.

Yang tertua adalah gaya Klasik Kamasan Klungkung, dan semenjak kedatangan pelukis Eropa di Puri Ubud terlahirlah gaya Tradisional Modern Bali style atau dikenal dengan Tradisinal Ubud style.

Baca juga: Kemenparekraf Gandeng Legislator Kembangkan Usaha Subsektor Kuliner di Tegal

“Di Bali ada banyak (desa wisata) dan tidak ada yang sama, keunikannya berbeda-beda. Bali sudah menyatakan daerahnya untuk wisata, sampai sekarang masih tetap terjaga dengan baik dan memberikan kontribusi kepada kesejahteraan masyarakat dan kontribusi ke sektor pariwisata dalam hal ilmu pengetahuan,"  jelas Indra Ni Tua, Direktur Tata Kelola Destinasi, Kemeparekraf. 

"Kontribusi-kontribusi itulah yang harus kita hargai, mungkin tidak terasa sekarang tapi menyiapkan sesuatu itu perlu manusia, dan manusia disini kuat,” jelas Indra. 

Peserta Anugerah Desa Wisata Indonesia 2023 meningkat tajam hingga menyentuh angka 4573 desa wisata yang ada di seluruh Indonesia dari target yang mas Menteri canangkan 4.000 desa wisata.

Antusiasme ribuan desa wisata tersebut diharapkan mempermudah pengembangan desa wisata di Indonesia ke depannya. (RO/S-4)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat