visitaaponce.com

DPR Provinsi Papua Intan Jaya Krisis Kepemimpinan, Harga Kebutuhan Pokok Naik Drastis

DPR Provinsi Papua: Intan Jaya Krisis Kepemimpinan, Harga Kebutuhan Pokok Naik Drastis
Anggota DPRD Provinsi Papua asal Intan Jaya Thomas Sondegau.(Ist)

ANGGOTA DPR Provinsi Papua asal Intan Jaya Thomas Sondegau menyoroti melambungnya harga kebutuhan pokok di Kabupaten Intan Jaya sehingga menimbulkan gejolak di masyarakat dengan sejumlah demonstrasi. Diketahui, harga tiket pesawat Nabire–Intan Jaya naik fantastis hingga Rp4 juta, harga BBM Rp200 ribu per liter, dan harga beras menjadi Rp2,5 juta per 25 kilogram.

Thomas menyesalkan di tengah harga kebutuhan pokok yang melambung tinggi ditambah aksi demonstrasi masyarakat, Pemkab Intan Jaya seakan tidak mampu melakukan apa–apa. Dikatakan dia, sudah beberapa hari belakangan, masyarakat Intan Jaya melakukan aksi protes atas krisis akibat harga yang melambung tinggi ini.

"Kami sangat menyayangkan. Di mana Pj (Penjabat) bupati dalam krisis ini? Masyarakat dibiarkan menderita seperti itu, seakan-akan tidak ada solusi. Kami mempertanyakan kepemimpinan Pj Bupati. Ini krisis besar masyarakat yang harus segera dicarikan solusinya," ungkap Thomas kepada wartawan, Rabu (19/9).

Dia menilai, kenaikan harga bahan kebutuhan pokok sefantastis ini baru pertama kali terjadi di Intan Jaya. Padahal, jika bicara harga BBM sampai menyentuh Rp200 ribu per liter tentu di luar batas kewajaran, meski ada anggapan hal tersebut disebabkan biaya transportasi tiket pesawat dari Nabire ke Intan Jaya yang juga naik. Menurut Thomas, pemerintah daerah memiliki dana subsidi khusus BBM, termasuk tiket pesawat.

"Lantas di mana dana subsidi itu? Jangan masyarakat dianggap tidak paham soal ini. Itu kan ada subsidinya supaya masyarakat tidak terbebani dengan harga yang selangit itu," tegas Thomas.

Dengan kata lain, lanjut Thomas, Pj Bupati seharusnya mampu mencari solusi terbaik agar masyarakat tidak dikorbankan. Bahan bakar, tiket pesawat, dan beras merupakan kebutuhan pokok di Intan Jaya yang  sangat tergantung pada transportasi udara.


Baca juga: Bandara Wiriadinata Mulai Oktober Layani Penerbangan Tasikmalaya-Jakarta


Dia pun meminta agar pemerintah provinsi dan pemerintah pusat menyoroti kinerja Pj Bupati Intan Jaya agar dilakukan evaluasi. Jangan sampai, lanjut Thomas, masyarakat menjadi korban karena ketidakamampuan pemimpin di daerah.

"Intan Jaya hari ini alami krisis besar. Jangan sampai gelombang protes masyarakat makin besar, maka kami minta agar ada evaluasi serius dari pemprov dan pemerintah pusat dalam hal ini Kemendagri,” pungkas Thomas.

Sebelumnya, ratusan massa yang terdiri atas solidaritas mahasiswa, masyarakat dan pedagang melakukan aksi demonstrasi di Kantor Bupati Intan Jaya, menuntut Pj Bupati Intan Jaya Apolos Bagau segera melakukan operasi pasar untuk menurunkan harga bahan pokok, Jumat (8/9) lalu.

"Mahalnya sembilan bahan pokok (sembako) di Kabupaten Intan Jaya dalam kurun waktu tujuh bulan terakhir membuat masyarakat resah," ucap Koordinator Aksi, Yuser Sondegau, saat berorasi.

Yuser mengatakan Pemkab Intan Jaya gagal mengontrol harga pasar, pemerintah harus segera turunkan harga barang, BBM, dan harga tiket pesawat. 

Marten, salah seorang pedagang di Kota Sugapa, mengungkapkan bahwa mereka terpaksa menaikan harga barang disebabkan barang-barang yang didatangkan menggunakan transportasi udara dari Nabire-Timika dan Jayapura, tidak ada transportasi laut dan darat. 

"Harga timbangan Rp40 ribu per kg dan tiket pesawat Rp3-4 juta serta carter pesawat Rp40 juta, semua naik, malah sekarang ini barang-barang jualan di kios-kios sudah habis, mau pesan barang jualan uang tidak cukup," jelas Marten. (RO/I-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat