visitaaponce.com

Titik Panas Karhutla Sumatra Tembus 3.692 Titik, Kualitas Udara Tidak Sehat

Titik Panas Karhutla Sumatra Tembus 3.692 Titik, Kualitas Udara Tidak Sehat
Sebanyak 3.692 titik panas terdeteksi di Pulau Sumatra, dengan jumlah terbanyak 2.734 di Sumatra Selatan.(MI/Rudi Kurniawansyah)

TITIK panas atau hotspot sebagai indikator kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatra terus melonjak. Saat ini, terdeteksi sebanyak 3.692 titik panas di Pulau Sumatra dengan jumlah terbanyak masih terpantau di Sumatra Selatan dengan 2.734 titik.

"Jumlah titik panas di Sumatra sebanyak 3.692 titik. Jumlah terbesar di Sumatra Selatan sebanyak 2.734 titik," kata forecaster on duty Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru Yasir, Selasa (17/10).

Ia menjelaskan, selain Sumatra Selatan dengan 2.734 titik panas, jumlah terbanyak juga terpantau di Lampung 404 titik, Bangka Belitung 219 titik, Jambi 194 titik, Riau 86 titik, Sumatra Barat 39 titik. Kemudian Bengkulu 9 titik, dan Kepulauan Riau 7 titik.

Baca juga : Hujan Buatan Penanganan Karhutla Dilakukan di Empat Provinsi

Adapun sebanyak 86 titik panas di Riau, jumlah paling banyak berada di Indragiri Hulu sebanyak 65 titik, Indragiri Hilir 12 titik, dan Pelalawan 9 titik.

Kualitas udara di Pekanbaru, Riau kembali terpantau pada level tidak sehat. Padahal operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan untuk penanganan kabut asap serta Karhutla Riau telah berakhir pada Jumat (13/10). Total sebanyak 5 ton garam dihabiskan untuk bahan semai menurunkan hujan dalam operasi TMC yang berlangsung selama 7 hari itu.

"Terakhir kita melakukan 2 sorti penyemaian awan dimana sorti 1 dilakukan di Kabupaten Kampar, Kuantan Singingi dan Rokan Hulu. Sedangkan sorti 2 dilakukan di Kabupaten Bengkalis," kata Supervisi TMC Riau Perekayasa Muda Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Fikri Nur Muhammad kepada Media Indonesia.

Baca juga : Titik Panas Karhutla Sumatra Tembus 446 Titik, Paling Banyak Sumsel

Ia menjelaskan, total keseluruhan bahan semai yang dipakai sebanyak 5 ton. Adapun total penerbangan sebanyak 10 kali menggunakan pesawat Pilatus PC 6 milik pihak swasta PT Smart Cakrawala Aviation.

"Total bahan semai dipakai sebanyak 5 ton dengan total penerbangan sebanyak 10 kali," jelas Fikri.

Ia mengungkapkan, secara keseluruhan dalam operasi TMC Riau selalu mendapatkan peluang awan-awan potensial yang bisa untuk disemai sesuai dengan prediksi dari BMKG waktu awal kegiatan.

"Selama sepekan ini, Alhamdulillah setiap harinya kita mendapatkan hujan di beberapa wilayah. Selama kegiatan, rataan curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 9 dan 10 Oktober 2023 berdasarkan data yang kami peroleh dari BMKG," pungkasnya. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat