visitaaponce.com

Gelombang El Nino Masih Menghantui, Titik Panas Meningkat 50 Persen Dibanding Tahun Lalu

Gelombang El Nino Masih Menghantui, Titik Panas Meningkat 50 Persen Dibanding Tahun Lalu
El Nino diprediksi bakal datang lagi, 50% lebih panas(Antara)

KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat adanya kenaikan titik panas tahun ini dibanding periode yang sama pada 2023 sebanyak 50%. Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK Thomas Nifinluri mengungkapkan, kenaikan jumlah titik panas tersebut dipengaruhi oleh el nino yang masih terjadi pada tingkat moderat sehingga menyebabkan kondisi kering pada beberapa wilayah.

“Ancaman El Nino diprediksi masih bertahan hingga sekitar bulan April 2024 sesuai dengan prakiraan BMKG sehingga perlu kewaspadaan dalam pengendalian karhutla,” kata Thomas saat dihubungi, Jumat (22/3).

Secara rinci, sejak 1 Januari hingga 22 Mareti 2024, berdasrkan satelit Terra/Aqua (NASA), KLHK mencatat ada sebanyak 246 titik panas dengan confident level high. Hotspot tersebar di wilayah Kaltim (79 titik), Sulsel (41 titik), NTT (33 titik), Riau (28 titik), Maluku Utara (14 titik), dan Sulteng (9 titik), Kalteng (7 titik), Jambi (4 titik), Sumut, Papua Barat, Maluku, Kaltara, dan Aceh masing-masing 3 titik, Babel, Jatim, Kalsel, masing-masing 2 titik serta Bengkulu, Jabar, Jateng, Kalbar, Ker. Riau, dan Sumsel masing-masing 1 titik.

Baca juga : Makin Panas, Suhu Majalengka Capai 38,7 Derajat Celsius

Ia menyatakan, berbagai langkah pencegahan akan dilakukan. Salah satunya ialah operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC). Adapun, operasi TMC sampai saat ini masih dalam tahap persiapan pelaksanaan di Provinsi Riau yang direncanakan akan dilaksanakan pada minggu keempat Maret 2024.

Operasi TMC di Riau dilaksanakan untuk menyikapi kejadian karhutla yang telah terjadi di wilayah Riau, serta saat ini Provinsi Riau telah menetapkan Status Siaga Darurat Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan,” ucap Thomas.

Selain itu, operasi TMC tahun 2024 direncanakan akan dilaksanakan di Riau, Sumsel, Jambi, Kalbar, Kalteng, dan Kalsel sesuai dengan jadwal yang telah disusun dengan dengan memperhatikan kondisi di lapangan, seperti kondisi titik panas (hotspot), kejadian karhutla, tinggi muka air tanah (TMAT), dan juga potensi awan.

Baca juga : Jumlah Titik Panas September Tertinggi Sepanjang 2023

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi kejadian kebakaran hutan dan lahan pada 2024 tidak akan separah 2023. Hal itu disebabkan telah melemahnya el nino menuju netral pada periode Mei, Juni, Juli 2024 dan akan beralih menjadi la nina lemah pada Juli, Agustus, September 2024.

Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan mengungkappkan, pada periode Juli, Agustus dan September 2024, ada sejumlah daerah yang perlu wasapda akan potensi terjadinya karhutla, terutama di daerah-daerah yang memiliki lahan gambut.

Beberapa wilayah dengan potensi karhutla risiko menengah dan risiko tinggi yang paling rawan di antaranya Provinsi Riau, Sumatra Selatan, Jambi, Lampung, Sumatra Utara dan Nusa Tenggara Timur.

Baca juga : Titik Panas Karhutla Sumatra Tembus 446 Titik, Paling Banyak Sumsel

“Lalu pada periode Agustus hingga September 2024, saat puncak musim kemarau monsunal di beberapa wilayah, terdapat perluasan sekaligus perpindahan wilayah dengan potensi karhutla, baik kategori risiko menengah maupun risiko tinggi,” ucap Ardhasena.

Lalu terdapat peningkatan yang signifikan untuk wilayah rawan di pulau Sumatra pada bulan Agustus dan perluasan potensi karhutla ke wilayah pulau Kalimantan bagian selatan, Sumatra Selatan dan Jambi. Wilayah tersebut menjadi wilayah dengan kelas risiko paling luas pada periode terkait.

“Lalu wilayah Nusa Tenggara, Pulau Jawa bagian timur dan Papua bagian selatan menjadi wilayah-wilayah dengan kelas risiko tiggi paling signifikan pada September,” pungkas dia. (Z-10)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat