visitaaponce.com

Jembatan Kaca Seruni Point Jadi Destinasi Wisata Baru Kawasan Bromo

Jembatan Kaca Seruni Point Jadi Destinasi Wisata Baru Kawasan Bromo
(BINA MARGA)

JEMBATAN Kaca Seruni Point di kawasan Gunung Bromo, Jawa Timur diharapkan menjadi destinasi wisata baru di kawasan tersebut. Rencananya jembatan dengan panjang total 150 meter tersebut akan diresmikan pemanfaatannya pada pertengahan Desember.

Kepala Balai Geoteknik, Terowongan dan Struktur (BGTS) Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Fahmi Aldiamar mengatakan, dari segi fungsi Jembatan Kaca Seruni Point tidak hanya untuk jembatan penyeberangan saja, namun juga sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Bromo, Tengger dan Semeru. 

Pada Podcast Bincang Jalan dan Jembatan di kanal youtube dan spotify @pupr_binamarga, Fahmi Aldiamar menjelaskan, pada proses pembuatan Jembatan Seruni ini melewati zona rimba, zona yang tidak boleh ada gangguan, dan pihaknya sudah berkoordinasi dengan kepemilikan atau pengelola Taman Nasional Gunung Bromo Tengger Semeru terkait metode konstruksi yang digunakan gangguan seminimal terhadap daerah konservasi.

Baca juga: Pembanguan Jembatan Kaca Seruni Point Gunakan Metode Teknologi Suspended

“Pertama kita menggunakan drone, dan drone tersebut nanti akan ada tali kecil yang diikatkan dan menjadi media untuk membentangkan kabel dari posisi inlet ke outlet. Jadi dari ujung ke ujung itu pertama pergunakan tali kecil dan diterbangkan menggunakan drone, kemudian tali kecil tersebut disambungkan dengan tali yang lebih besar dan lebih besar lagi, sehingga akan bertemu dengan kabel yang ukuran 2 inci-an,” jelas Fahmi.

Pekerjaan konstruksi ini dibuat bertahap sehingga tidak ada gangguan pada zona rimbanya, “Nah jadi dari tali yang kecil diterbangkan menggunakan drone, kemudian dibagian ujung sudah ada personil yang akan menarik benang tersebut sampai dengan posisi kabel yang besarnya, Setelah itu diikatkan, dikunci sehingga tidak ada gangguan pada zona rimba yang dilewati,” tambahnya.

Jembatan Kaca Seruni Point merupakan jembatan pertama dengan tipe suspended dan berbeda dengan jembatan yang ada sebelumnya. Letak perbedaan terlihat pada struktur kabel utama yang diposisikan pada bagian lantainya, sehingga dari segi kelenturan kabel akan lebih kaku dan dari segi kekuatan akan lebih stabil dibandingkan dengan jembatan yang menggunakan teknologi atau metode suspension.

Baca juga: Khofifah Optimistis Jembatan Kaca Jadi Ikon Baru Wisata di Bromo

Kepala BGTS menerangkan, alasan jembatan tersebut menggunakan metode suspended karena pertama, lokasi Bromo ini cukup menantang dan merupakan lokasi daerah yang ceruk. Ceruknya itu cukup dalam sampai dengan 80 meter, dan dari segi temperatur relatif dingin dengan lokasi lain, sehingga pertukaran udara dan aliran angin akan lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi daratan yang lain. Jadi memang ada kekhususan untuk membuat jembatan jadi lebih stabil.

Bahan kaca yang digunakan untuk Jembatan Kaca Seruni Point ini mirip dengan kaca tipe tempered glass menggunakan dua lapis, kaca yang bagian atas dan bagian bawah direkatkan dengan matrial SGP (Sentry Glass Plus) dengan tujuan untuk merekatkan dan memberikan kekuatan tambahan pada kacanya. Dengan cara tersebut kaca tidak mudah hancur dan tertahan oleh matrial SGP. Bahan ini sudah dilakukan pengujian di laboratorium.

Jembatan Seruni Point ini telah diuji dengan beban karung, dengan berat masing - masing karung 25 – 50 Kg. Karung tersebut diposisikan serta dijajarkan pada sisi samping kanan dan kiri jembatan dengan total berat beban mencapai 8,4 ton atau setara dengan 100 orang di dalam jembatan. Serta dipasang sensor dibagian bawah jembatan untuk memberikan sinyal lampu merah sebagai peringatan jika terjadi instrumen pergerakan yang terjadi dan beban berat yang berlebih pada jembatan.

Sebagai bahan informasi untuk para pengguna jembatan kaca Seruni point, penggunaan jembatan ini menggunakan dua konsep alat pengaman untuk pengunjung, yang pertama pelindung kaki yang digunakan ketika melewati jembatan, dan yang kedua menggunakan body harness yang dikaitkan di satu sisi jembatan. (RO/S-3)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Chadie

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat