visitaaponce.com

Mahasiswa ITS Bangun Sinergi dalam Pemulihan Sejarah Wisata Sumur Jobong

Mahasiswa ITS Bangun Sinergi dalam Pemulihan Sejarah Wisata Sumur Jobong
Mahasiswa ITS berfoto berfoto di depan lokasi pariwisata Sumur Jobong(MI/HO)

SEBUAH kisah kolaborasi yang membanggakan tercipta di Peneleh, Surabaya, ketika mahasiswa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bergerak bersama instansi dan penduduk lokal untuk meramaikan dan menghidupkan kembali keberadaan Wisata Sumur Jobong.

Sumur Jobong, sebuah penemuan tidak terduga pada 2018, menjadi titik fokus mahasiswa ITS. Sumur itu menjadi sumur tertua di kota tersebut. 

Keberuntungan membawa para pekerja menemukan sumur ini saat mereka tengah menggali tanah untuk proyek box culvert di kawasan Jalan Pandean Gg I RT 01 RW 13 Kelurahan Peneleh pada 31 Oktober 2018, pukul 18.21 WIB.

Baca juga: SNBT 2023, Ini Tahapan Penerimaan Mahasiswa Baru di ITS

Ditemukan oleh para pekerja yang tidak sengaja menemui struktur ini, Sumur Jobong berhasil diselamatkan Agus Santoso dari serangan linggis dan martil besar. Lokasi penemuan itu, yang berada di perumahan penduduk dengan rumah yang saling berjajar langsung dengan jalan kampung, menciptakan suasana yang unik.

Sumur ini memiliki dinding bertumpuk tiga shaff, terbuat dari terakota tanah liat, dengan ketebalan bibir sumur sekitar 2,5 cm dan dinding sumur sekitar 1 cm. 

Pada kedalaman sekitar dua meter dari permukaan tanah, sumur ini ditemukan dengan koordinat 49 M 0651513 9164442. Ketika ditemukan, Sumur Jobong tertutup rapat oleh tanah liat, menyisakan hanya jobong 1 dan jobong 2 yang terlihat, sedangkan jobong 3 tertutup pasir. Keadaan sumur masih dalam kondisi insitu.

Baca juga: Dirut PT Semen Gresik Berbagi Pengalaman Bisnis dan Industri di Kampus ITS

Penemuan ini tidak hanya mencakup sumur kuno, namun juga mengungkapkan temuan tambahan seperti kereweng atau pecahan gerabah, potongan tulang manusia, dan batu bata. 

Melihat potensi sejarah dan budaya yang terkandung di dalamnya, Mahasiswa Departemen Teknik Infrastruktur Sipil dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember mengambil langkah awal untuk merawat cagar budaya ini.

Dengan bimbingan Dosen Tri Dani Widyastuti, mereka memulai proyek dengan judul "Perbaikan Cagar Budaya di Kawasan Sumur Jobong dan Pengembangan Informasi." 

Langkah-langkah inovatif pun diambil, termasuk upaya untuk membuat banner informasi yang lebih informatif dan penggalian langsung dari narasumber, Pak Agus Santoso.

Tidak hanya itu, kelompok ini mewujudkan kesenian dari alam setempat. Tampah anyaman bambu menggambarkan wayang Jawa dan aksara Jawa bertuliskan Sumur Jobong. 

Lonceng angin bambu, daun sintetis untuk hiasan dalam sumur, hingga kentongan, semuanya dirancang untuk meningkatkan daya tarik Wisata Sumur Jobong di Peneleh.

Proyek ini bukan sekadar upaya merawat cagar budaya, tetapi juga menggugah semangat dan inspirasi bagi anak muda. Mahasiswa berharap ilmu yang mereka peroleh dapat diaplikasikan secara langsung, memberikan dampak positif pada Kampung Wisata setempat. 

Melalui inisiatif ini, mereka berharap untuk mengangkat destinasi lokal menjadi lebih informatif, menarik, dan bernuansa sejarah yang kaya. (Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat