visitaaponce.com

Jumlah Pengungsi Banjir Demak Jadi 15.650 jiwa

Jumlah Pengungsi Banjir Demak Jadi 15.650 jiwa
Petugas mengevakuasi korban banjir Demak yang masih terjebak di dalam rumah untuk diungsikan ke tempat yang aman.(MI/Akhmad Safuan)

BANJIR yang melanda Kabupaten Demak, Jawa Tengah meluas dan belum ada tanda-tanda surut. Jumlah pengungsi pun meningkat lagi menjadi 15.650 orang setelah dilakukan penyusuran dan evakuasi terhadap warga terjebak banjir di ratusan rumah hingga beberapa hari lamanya.

Banjir di Demak itu melanda 35 desa di tujuh kecamatan. Banjir tersebut belum ada tanda-tanda surut dengan ketinggian air 1-3 meter merendam ribuan rumah dan ribuan hektare  sawah.

Upaya penambalan terhadap tanggul di sejumlah sungai yang jebol sepanjang 20-35 meter terus dilakukan.

Baca juga : Banjir Demak Lumphkan Jalur Pantura, Masih Banyak Warga Butuh Pertolongan

Jumlah pengungsi masih terus meningkat dari sehari sebelumnya 11.400 jiwa menjadi 15.650 jiwa dari tercatat 71.000 jiwa (18.700 keluarga) terdampak. Belasan ribu pengungsi selain tersebar di ratusan titik baik di balai desa, masjid, tenda penampungan, maupun mendirikan tenda darurat di tanggul sungai tersebar di Kabupaten Demak dan Kudus.

Bahkan ruas jalur Pantura Demak-Kudus juga masih lumpuh hingga kendaraan dari arah barat (Semarang) menuju ke timur (Surabaya) dialihkan melalui tiga jalur alternatif yang ada, karena ruas jalan masih terendam banjir dengan ketinggian 1-1,5 meter di Karanganyar, Demak.

"Kita minta 12 daerah terdekat untuk mengirimkan BPBD dan bantuan relawan agar dapat membantu korban banjir di Demak ini," ujar Pj Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana saat kunjungan di Karanganyar, Demak, Sabtu (10/2) malam.

Baca juga : Banjir Demak Meluas, Ratusan Keluarga Mengungsi ke Kudus

Bantuan dari berbagai pihak, lanjut Nana, juga terus mengalir seperti sembako bahan pangan dan kebutuhan sehari-sehari dari mulai selimut, tikar, peralatan mandi hingga alat kesehatan. 

"Kami upayakan setiap pengungsian ada posko kesehatannya untuk mengobati warga yang sakit," imbuhnya.

Ditanya soal penanggulangan banjir, Nana mengatakan telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak termasuk Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk melakukan penanggulangan sekaligus penanganan bencana, sudah dilakukan pemasangan tiang pancang untuk tanggul darurat di sana.

Baca juga : Tanggul Sungai Jebol, Banjir di Demak Meluas

"Setelah tanggul yang jebol dapat ditutup kembali, air yang masih membanjiri desa-desa kemudian akan disedot dengan pompa dan dibuang ke sungai," ujar Nana.

Sementara itu, Bupati Demak Eisti'anah secara terpisah mengatakan banjir yang terjadi di daerah ini merupakan terbesar dibandingkan banjir sebelumnya. Hal itu dipicu hujan dengan intensitas tinggi terjadi di daerah hulu seperti Boyolali, Salatiga, dan Kabupaten Semarang dan ada sepuluh tanggul jebol.

"Kita minta bantuan pemerintah provinsi dan pusat  untuk menangani banjir dan tanggul yang jebol tersebut," kata Eisti'anah.

Baca juga : Pengungsi Korban Banjir di Brebes Butuh Bantuan Selimut dan Keperluan Anak

Menyinggung tentang banyak pengungsi yang mengeluhkan kekurangan kebutuhan makanan, selimut, dan pakaian karena sebagian besar pengungsi tidak membawa barang apapun dan hanya pakaian yang melekat di badan, Eisti'anah berjanji akan menanggung kebutuhan pengungsi dan warga korban banjir. (Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat