BMKG Ingatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Wilayah NTT
![BMKG Ingatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Wilayah NTT](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/02/cb3d75a7c5bf7befd51a4f620caf28a8.jpg)
KEPALA Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) Sti Nenot'ek menyebutkan saat ini muncul daerah tekanan rendah di wilayah Australia bagian Utara yang dapat meningkatkan potensi hujan di Pulau Timor pada Selasa (27/2).
"Waspada akan potensi bencana hidrometeorolgi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, jalanan licin, rusaknya atap bangunan dan fasilitas umum. Khusus daerah bertopografi curam atau bergunung, waspada akan potensi tanah longsor saat hujan dengan durasi panjang," ujarnya di Kupang, Senin (26/2).
Selain itu, terdapat daerah pertemuan angin di wilayah NTT yang juga menyebabkan terjadinya peningkatan potensi hujan antaa 6-20 knot per jam, serta Gelombang Equatorial Rosby diprakirakan aktif di sekitar wilayah ini.
Baca juga : BMKG Ingatkan Sultra Soal Ancaman Cuaca Ekstrem
Di perairan, tinggi gelombang antara 1,25-2,5 meter berpeluang terjadi di Selat Sape bagian seltan, Selat Sumba bagian barat, Laut Sawu, Samudera Hindia selatan Sumba-Sabu, Perairan Selatan Kupang hingga Rote, serta Samudera Hindia selatan Kupang hingga Rote.
Terkait cuaca buruk tersebut, BMKG mengingatkan armada pelayaran yang beroperasi di NTT waspada, sebab kecepatan angin lebih dari 15 knot per jam dan tinggi gelombang lebih dari 1,5 meter berisiko tingggi terhadap
keselamatan pelayaran.
Masyarakat yang bermukim atau beraktivitas di dekat area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi diminta selalu wasapda. Sementara itu, hujan dengan intensitas sedang turun di Kota Kupang sejak Senin siang, namun tidak memicu banjir seperti yang terjadi pada Kamis pekan lalu yang mengakibatkan ruas ruas jalan tergenang air dengan ketinggian 30 centimeter.
Sejumlah lokasi yang tergenang air seperti di Jalan Frans Seda, Jalan Suverdi di Kelurahan Oebufu, dan Jalan Manafe di Kelurahan Kayu Putih memicu kemacetan arus lalu lintas.
Warga Kelurahan Kayu Putih, Esau Taek menyebutkan genangan air muncu lantaran tidak tesedia drainase di permukiman penduduk. Di sejumlah lokasi tersedia drainase namun dalam kondisi rusak. "Persoalan utama genangan air adalah tidak ada drainase, ada drainase pun sudah penuh dengan tanah, batu, dan sampah tetapi tidak pernah dibersihkan," sebutnya. (Z-6)
Terkini Lainnya
Cuaca Buruk Selat Malaka Pengaruhi Harga Ikan di Aceh
Awas Longsor, 6 Daerah di Jawa Tengah Berpotensi Diguyur Hujan Lebat
83 Persen Jemaah Haji Meninggal pada 2024 Tidak Miliki Izin Resmi
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Prakiraan Cuaca Selasa 11 Juni 2024, BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Sejumlah Wilayah
Bumi Sedang Tidak Baik, Transisi Energi Diminta Segera Dilakukan
Duel Maut di Lembata, Polisi Tahan Pelaku
Rayakan HUT Bhayangkara, Anggota Polda NTT dan TNI Terima Hadiah Handphone dari Kapolda
Kapal Nelayan Tenggelam, Bocah Terombang-ambing di Perairan Pulau Padar
Indonesia Flobamorata Fashion In Town 2024: Merayakan Warisan Budaya dengan Tema "Culture Protector: Tradition and Modernity"
Kasus TPPO di NTT Masuk Kategori Gawat Darurat
Polres Manggarai Barat Bedah Rumah Warga tidak Layak Huni
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap