Pemkab Jepara Tetapkan Darurat DBD
![Pemkab Jepara Tetapkan Darurat DBD](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/02/ab54881c3cd576ed715c0f9170d57025.jpg)
KASUS demam berdarah dengue (DBD) di Jepara, Jawa Tengah Kian mengkhawatirkan, dalam dua bulan mencapai 500 orang terserang DBD dan 12 orang diantaranya meninggal, Pemerintah Kabupaten Jepara mulai Rabu, (28/2) menetapkan darurat DBD.
Pemantauan Media Indonesia Rabu (28/2) jumlah pasien DBD di Kabupaten Jepara kian mengkhawatirkan. Jumlah pasien terus bertambah hingga mencapai ratusan orang sebagian besar adalah anak-anak. Mereka dirawat di beberapa rumah sakit baik di daerah sendiri maupun luar daerah dalam dua bulan terakhir.
Memasuki kondisi kian memprihatinkan, mulai Rabu (28/2) ini Pemerintah Kabupaten Jepara menetapkan darurat demam berdarah dengue (DBD) hingga waktu yang tidak ditentukan.
Baca juga : Kasus DBD di Banyumas Melonjak, 9 Orang Dilaporkan Meninggal
“Saat ini Jepara berstatus tanggap darurat DBD,” kata Pelaksana harian (Plh) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jepara Eko Cahyo Puspeno.
"Kamar di rumah sakit yang ada di Jepara juga nyaris penuh," imbuhnya.
Kamar perawatan di seluruh puskesmas yang ada di Jepara, ungkap Eko Cahyo Puspeno, juga telah penuh dengan pasien DBD. Sedangkan berdasarkan data yang ada pasien dan rawat maupun meninggal sebagian besar merupakan anak-anak hingga perlu perhatian bersama serta langkah untuk mengatasinya.
Baca juga : Kasus DBD di Pantura Jateng Meningkat
Dalam menanggulangi gigitan nyamuk aedes aegypti, menurut Eko Cahyo Puspeno, Dinkes Kabupaten Jepara telah melakukan koordinasi kepada semua pihak, bahkan melibatkan puskesmas, kecamatan, dan desa untuk mencegah penyebaran DBD baik dari mulai sosialisasi maupun gerakan pembasmian jentik nyamuk.
"Gerakan 3M plus yakni menguras tempat penampungan air, menutup penampungan air, mengubur tempat-tempat penampung air yang tidak berfungsi dan mencegah gigitan serta perkembangbiakan nyamuk dilakukan sepekan sekali," ujar Eko Cahyo Puspeno.
Selain itu, lanjut Eko Cahyo Puspeno, dinas kesehatan juga telah dan akan melaksanakan fogging. Fogging dilakukan dengan kriteria tertentu dengan menurunkan tim penyelidikan epidemiologi, penelusuran jumlah warga terjangkit dan angka bebas jentik di setiap lingkungan.
(Z-9)
Terkini Lainnya
DBD di Klaten 2024 Naik, 30 Orang Kematian
Benarkah Jambu Biji Ampuh Sembuhkan DBD? Simak Penjelasannya
Inovator Muda Didorong Ikut Cegah dan Kendalikan DBD
7 Tips Jitu Antisipasi DBD di Musim Kemarau yang Harus Anda Tahu
Ini Dampak Penderita DBD saat Terlambat Ditangani
Kewaspadaan Orangtua Kunci Keberhasilan Penanganan DBD pada Anak
Rem Blong, Bus Rombongan Wisata Siswa SD Terguling di Jepara
Bus Rombongan Wisata Siswa SD Terguling di Jepara
SDUT Bumi Kartini Jepara Pertahankan Gelar Juara
Laskar Jepara Putri Puncaki Klasemen Sementara
NasDem Kantongi 2 Bakal Kepala Daerah Jepara
Pemprov Jateng Salurkan Bantuan Keuangan Rp119,4 Miliar untuk Jepara
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap