visitaaponce.com

Jelang Ramadan, BI dan Pemda Mantapkan Sinergi Pengendalian Inflasi Pangan di Sulteng

Jelang Ramadan, BI dan Pemda Mantapkan Sinergi Pengendalian Inflasi Pangan di Sulteng
Rapat Koordinasi daerah TPID dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) se-Sulawesi Tengah.(MI/Mitha Meinansi)

BANK Indonesia (BI) bersama Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) menggelar Rapat Koordinasi daerah Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) se-Sulawesi Tengah, di Ruang Polibu Kantor Gubernur Sulteng, Senin (4/3).

Kegiatan dengan tema Sinergi Pengendalian Inflasi Pangan dan Mendorong Digitalisasi Daerah Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1445 H, membahas strategi yang seharusnya dilakukan dalam menunjang pengendalian inflasi di Sulteng.

"Intinya ada empat strategi, kan empat K," ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulteng, Ronny Hartawan.

Baca juga : BI Siapkan Peredaran Uang Sekitar Rp197,6 Triliun untuk Ramadan

Ia menjelaskan strategi yang pertama adalah keterjangkauan harga dengan melihat daya beli masyarakat. Kedua, ketersediaan pasokan pangan yang harusnya detail semisalnya beras, harus diketahui persis stoknya berapa, sehingga dalam pelaksanaan pasar murah nantinya menyediakan barang-barang spesifik.

Ketiga, distribusi pasokan pangan yang disuplai ke luar daerah Sulteng harus dipastikan juga tetap berada dan tersedia di dalam wilayah Sulteng.

"Kita lihat distribusi ini kemana, jangan-jangan pada keluar dari Sulawesi Tengah, kita coba agar distribusinya jalan tidak hanya keluar tetapi pastikan dulu pasokannya yang di dalam," tutur Ronny.

Baca juga : Bank Indonesia dan TPID Kolaborasi Kendalikan Inflasi Pangan

Menurut Ronny, dalam pendistribusian itu, bahan bakar minyak (BBM) tersedia dan tidak terjadi antrian di SPBU. Harga BBM yang tinggi karena langka di pasaran bisa menjadi kendala dalam pendistribusian stok pangan.

"Distribusi juga terkait dengan BBM. Kalau BBM-nya tinggi itu berbahaya. Makanya kita pastikan tidak ada problem dalam distribusi BBM," kata Ronny.

Yang keempat adalah komunikasi, yang jika tidak terjalin akan menyebabkan akses terkait kenaikan inflasi. Sehingga harus dipastikan komunikasi antara wilayah kabupaten berjalan lancar dalam menyampaikan ketersediaan pasokan pangan di wilayah masing-masing.

Baca juga : BI: Kinerja Kegiatan Usaha Triwulan II-2023 Meningkat

"Oleh karena itu kita coba komunikasinya bagus, termasuk beras SPHP. Banyak masyarakat yang belum tau kalau beras SPHP itu kualitasnya bagus, sehingga perlu ada komunikasi dari kami TPID pada masyarakat, ibu-ibu untuk melihat langsung makanya kita akan lakukan uji tanak," urai Ronny.

Rapat yang dihadiri Gubernur Sulteng Rusdy Mastura serta unsur Kepolisian, TNI, Kejaksaan dan beberapa pihak terkait, serta Pemerintah Daerah Kabupaten secara virtual mengeluarkan rekomendasi untuk menjaga kestabilan harga menjelang Ramadan yang dibacakan gubernur.

Adapun isi rekomendasi tersebut di antaranya penekanan dalam melakukan sidak secara mingguan untuk memantau harga dan pasokan komunitas pangan serta penyaluran BBM dan LPG melalui Satgas Pangan, Satgas BBM dan Perindag.

Selain itu menyebutkan pelaksanan pasar murah harus digelar secara mingguan pada Sabtu hingga Selasa di pasar tradisional Kota Palu, Luwuk, Morowali, Banggai, yang disinergikan dengan Warkop TPID, Dinas Pangan dan Disperindag Kota.

Sebelumnya, dalam suatu kesempatan, Presiden Jokowi menyebut pemerintah akan mampu mengendalikan inflasi hingga di bawah angka 3%, jika seluruh kepala daerah dapat bekerja sama dengan TPID. (Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat