visitaaponce.com

Tinggi Gelombang 5 Meter, Pelayaran di NTT Lumpuh

Tinggi Gelombang 5 Meter, Pelayaran di NTT Lumpuh
Ilustrasi, perahu nelayan di NTT yang tak melaut akibat gelombang tinggi.(Dok. MI/Palce Amalo)

ARMADA pelayaran di Nusa Tenggara Timur (NTT) lumpuh menyusul cuaca ekstrem di perairan, Selasa (12/3). BMKG melaporkan tinggi gelombang di perairan antara 3-5 meter di perairan utara Flores, Selat Sape bagian selatan, Laut Sawu, Selat Sumba bagian barat, perairan Kupang hingga Rote, Samudera Hindia selatan Kupang-Rote, dan Samudera Hindia selatan Pulau Sumba sampai Sabu Raijua.

"Sehubungan dengan prakiraan cuaca Selasa, kami sampaikan bahwa pelayaran kapal penyeberangan fery dibatalkan," ujar Kepala PT ASDP Indonesia Fery Cabang Kupang. Sugeng Purwono saat dihubungi Media Indonesia.

Menurutnya, seluruh rute pelayaran yang beroperasi pada Selasa tidak berlayar yaitu rute Kupang-Lewoleba-Adonara da Kupang-Kalabahi dan Kupang-Rote.

Baca juga : Gelombang Hingga 5 Meter Berpotensi Terjadi Di Perairan NTT

Penutupan pelayaran tidak berdampak pada penumpukan penumpang di pelabuhan karena warga memilih berada di rumah lantaran hujan lebat disertai angin kencang yang mengguyur Kota Kupang sejak Senin (11/3) sampai Selasa sore.

Angin kencang mengakibatkan sejumlah pohon di sisi jalan tumbang. Sedangkan di pesisir pantai sepanjang Teluk Kupang terjadi banjir rob dengan ketinggian mencapai lima meter yang mengakibatkan rumah penduduk di pesisir pantai mengalami kerusakan.

Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Sti Nenot'ek mengatakan cuaca ekstrem yang melanda seluruh wilayah NTT disebabkan adanya pembentukan pola tekanan rendah di sekitar Utara Australia di sebelah Selatan NTT, yang membentuk daerah perlambatan, pertemuan, dan belokan angin. Kondisi ini mengakibatkan meningkatnya intensitas curah hujan dan angin kencang di wilayah NTT.

Baca juga : Gelombang Perairan Bali Diprediksi Bisa Mencapai Lima Meter

Menurutnya pola tekanan rendah tersebut diperkirakan bergerak ke arah tenggara memasuki daratan Australia bagian Utara dengan kategori peluang rendah untuk menjadi bibit siklon dalam 5 harike depan.

Selain itu, aktifnya gelombang Eguatorial Rosby, Gelombang Kelvin dan Fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) juga menyebabkan wilayah NTT berpotensi hujan sedang-lebat hingga ekstrem yang disertai petir dan angin kencang.

"Waspada akan cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti pohon tumbang, jalanan licin, rusaknya atap bangunan dan fasilitas umum lainnya, banjir, banjir bandang dan tanah longsor. Khusus untuk daerah bertopografi curam/bergunung/tebing patut waspada akan potensi longsor dan banjir bandang pada saat terjadi hujan dengan durasi yang panjang," ujarnya.

(Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat