visitaaponce.com

Gempa Susulan Pulau Bawean Terjadi 167 Kali, Mengapa Demikian

Gempa Susulan Pulau Bawean Terjadi 167 Kali, Mengapa Demikian?
Penyebab terjadinya gempa susulan sebanyak 167 kali di Pulau Bawean(YouTube)

BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, hingga pukul 12.00 WIB, ada sebanyak 167 kali gempa susulan di wilayah Pulau Bawean, Jawa Timur. Lantas, mengapa gempa susulan bisa terjadi sebanyak itu?

KEPALA Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengungkapkan, banyaknya gempa susulan di wilayah tersebut karena karakter gempa kerak dangkal Bawean terjadi di batuan kerak permukaan yang batuannya heterogen, sehingga cenderung rapuh dan mudah patah. Ia membeberkan, gempa Bawean sendiri diduga bersumber dari Sesar Muria.

“Berbeda dengan gempa kerak samudera yang batuan homogen-elastik, miskin gempa susulan bahkan tanpa susulan,” kata Daryono dalam keterangan resmi, Sabtu (23/3).

Baca juga : Sesar Aktif Picu Gempa Dangkal di Perairan Tuban, Apa Dampaknya?

Menurut dia, gempa susulan memang lazim terjadi pascagempa kuat. Namun, itu bukan hal yang perlu ditakuti. Pasalnya, banyaknya gempa susulan merupakan gambaran kondisi batuan yang rapuh mudah deformasi. “Gempa susulan yang banyak justru dapat memberi informasi peluruhan sehingga kita jadi tahu aktivitas gempa akan segera berakhir,” ucap dia.

Adapun, BMKG mencatat bahwa gempa susulan yang terjadi di Bawean, Jawa Timur semakin jarang. Jika kemarin dalam satu jam mencapai 19 kali hempa, data terkini menunjukkan 1 jam hanya terjadi 3 gempa.

“Pelajaran yang dapat kita ambil bahwa ancaman gempa tidak hanya berasal dari selatan, subduksi lempeng/megathrust, tetapi juga dari sesar aktif di daratan dan di laut utara Jawa Timur,” pungkas Daryono. (Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat