visitaaponce.com

Seminggu Puncak Gunung Merapi Digoyang 1.013 Gempa

Seminggu Puncak Gunung Merapi Digoyang 1.013 Gempa
Awan panas Gunung Merapi hasil tangkapan kamera BPPTKG(Dok. BPPTKG)

BALAI Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat selama seminggu dari hari Jumat (12/4) hingga Kamis (18/4), kawasan puncak Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta diguncang 1.013 kali gempa.

Kepala BPPTKG Yogyakarta Agus Budi Santosa, Jumat (19/4) menjelaskan, kegempaan yang terjadi itu terbanyak adalah jenis gempa guguran (RF) yang tercatat terjadi hingga sebanyak 508 kali, disusul 382 gempa fase banyak atau hybrid, 85 kali gempa vulkanik dangkal (VTB), 22 kali gempa frekuensi rendah dan 16 kali gempa tektonik.

"Intensitas gempa pada pekan ini masih cukup tinggi.  BPPTKG Yogyakarta juga mencatat terjadinya 875 kali gempa yang terdiri dari satu kali gempa awan panas guguran, 75 kali gempa vulkanik dangkal, 14 kali gempa frekuensi rendah, 425 kali gempa guguran dan 17 kali gempa tektonik pada minggu kemarin,” kata Agus.

Baca juga : Seminggu Terakhir, Guguran Lava Gunung Merapi 44 Kali Mengarah ke Hulu Sungai Bebeng

BPPTKG, ujarnya, juga mencatat terjadinya satu kali awan panas guguran ke arah barat daya atau masuk ke hulu Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 1.000 meter. Sedangkan guguran lava terdeteksi terjadi sebanyak 111 kali juga ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 1.700 meter dan terdengar dua kali  suara guguran.

Asap dengan ketinggian hingga 175 meter dari puncak, terjadi pada Kamis (18/4), berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal dan tekanan lemah hingga tekanan tinggi.

Sementara kubah lava, Agus menjelaskan, kubah lava barat daya terukur volumenya mencapai 2.054.600 meter kubik dan kubah tengah volumenya mencapai 2.358.200 meter kubik. Volume kedua kubah lava tersebut, relatif tidak banyak perubahan.

Baca juga : Awan Panas Guguran Gunung Merapi Meluncur hingga 1,5 Km

Selama seminggu lanjutnya, kawasan Gunung Merapi juga sempat diguyur hujan dan dilaporkan oleh Pos Pengamatan Gunungapi Merapi di Babadan, Magelang dengan intensitas curah hujan 51 milimeter per jam selama 35 menit. 

"Namun tidak dilaporkan terjadinya penambahan aliran lahar di sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Merapi," katanya.

BPPTKG Yogyakarta, imbuhnya, belum mengubat status Gunung Merapi dan masih mempertahankan pada Level III atau Siaga. 

Baca juga : Guguran Lava Pijar Gunung Merapi Masih Terjadi

Agus Budi Santosa menegaskan jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

Menurut dia, dari data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.

"Kami minta masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran atau APG terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," katanya. (AU/Z–7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat