visitaaponce.com

Libur Panjang, Masjid Baiturrahman Diserbu Wisatawan

Libur Panjang, Masjid Baiturrahman Diserbu Wisatawan
Wisatawan berada di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh(MI/AMIRUDDIN ABDULLAH REUBEE)

MASJID Raya Baiturrahman di Banda Aceh menjadi lokasi wisata paling menarik di ibu kota Provinsi Aceh. Buktinya, setiap musim liburan dan kala Idul Fitri dan Idul Adha, masjid kebanggaan di Serambi Mekkah itu ramai dikunjungi. Para pengunjung adalah wisatawan lokal, domestik, dan bahkan dari internasional, terutama dari negara-negara muslim.

Musim libur panjang empat hari pada pekan ini, mulai Kamis (23/5) hingga Minggu (26/5), ribuan wisatawan lokal dan luar daerah tumpah ruah berdatangan ke masjid yang berdiri kokoh dan menjadi tempat menyelamatkan diri ribuan warga dari hantaman gempa dan tsunami pada 26 Desember 2004 lalu.

Mereka hadir bersama keluarga hingga rombongan sekolah dan kelompok komunitas atau sesama rekan kerja lainnya. Setiap hari, jumlah wisatawan berkisar antara 2.000 hingga 2.500 penginjung.

Baca juga : Malaysia Dominasi Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Aceh

Amatan Media Indonesia, setiba di tempat ibadah ummat Muslim yang terkenal paling indah di Asia Tenggara itu, para wisatawan tidak saja ingin melihat kemegahan arsitektur. Mereka berramai-rami beribadah di dalam masjid melakukan salat jumat dan salat lima waktu (salat rawatib) lainnya.

Bagi yang tidak sempat salat wajib, para wisatawan muslim itu buru-buru menunaikan salat sunat dhuha, tahajjud, atau sekedar salat tahiyad masjid. 

Lalu ada juga yang hanya meluangkan waktu untuk mencari berkah seperti berdoa agar mendapat keselamatan di dunia wal akhirah.

Baca juga : Liburan ke Aceh? Cek Kalender Wisata Terbaru CoE dan ATM 2.0

Muslim, seorang wisatawan asal Sumatra Barat, mengaku di antara agenda mengunjungi Aceh adalah ingin menikmati dengan mata telanjang kemolekan Masjid Baiturrahman. 

Sebelumnya, dia sempat menyeberang ke Pulau Weh Sabang untuk menginjak kaki di tugu kilometer Nol kawasan paling barat Indonesia.

Menurutnya, keindahan masjid yang dibangun tahun 1292 M oleh Sultan Aceh Alaidin Mahmud Syah dan dibangun kembali pada1612 M, di zaman kerajaan Sultan Iskandar Muda itu sungguh luar biasa. 

Baca juga : Unfading Memoirs, Kerja Sama KC Global Media dan Tourism Malaysia

Keramahan warga Aceh juga menjadi satu di antara alasan yang menjadikan Muslim tertarik dan betah saat berada di Aceh.

"Baiturrahman adalah Masjid berusia ratusan tahun silam yang sempat dibakar saat kolonial Belanda menyerang Aceh 10 April 1873 M. Di halaman Masjid ini juga pernah seorang jenderal militer Belanda JHR Kohler tewas oleh pedang pejuang Aceh. Itu karena tentara Belanda berambisi menyerang rumah mulia masyarakat Aceh tersebut. Kini di Masjid yang dianggap keramat itu banyak pengunjung ingin mengambil berkah dengan salat, berdoa atau hanya sekedar melakukan kearifan lokal mengepung tawari pakai percikan air bungan dan kenduri beras ketan" tutur sejarawan Aceh, M Adli Abdullah.

Dikatakan Adli Abdullah, Masjid Baiturrahman itu bukan hanya sekedar ikon religi paling terkenal di tanah air Indonesia, tapi rumah mulia ini juga sangat strategis letak geografisnya, yaitu berdiri menjulang di tengah kota Banda Aceh yang mudah dijangkau dan menjadi titik berkumpul siapa saja tamu wisata.

Baca juga : Austria Tourism Gandeng Traveloka Promosikan Wisata di Asia Tenggara

Lalu sangat mudah mencarinya dan tidak sulit mendapatkan warung makanan, toko pakaian, transportasi hingga hotel penginapan di sekitarnya. 

"Siapa saja yang tersesat, masjid ini menjadi titik sentral pencarian karena terlihat menaranya dari segala pengurus kota. Bahkan berdiri kokoh saat dihantam gempa tsunami dulu," tutur Adli.

Dosen Hukum Adat di USK (Universitas Syiah Kuala) Teuku Muttaqin Mansur juga menuturkan, keramaian pengunjung setiap musim liburan menghiasi pelataran Masjid Raya yang dihiasi 5 unit kubah warna hitam 2 unit kubah pelat baja silver tersebut. 

Halaman nan luas di bawah payung laksana berada di Masjid Nabawi itu ribuan wisatawan duduk santai sambil menikmati terbenam matahari menjelang azan magrib berkumandang.

"Menikmati air mancur dan memandang ikan-ikan mas berlarian dalam kolam itu, seperti kita sedang diperaduan Ridha Ilahi saat menjelang salat magrib. Bukan saja siang hari, sampai larut malam menjelang subuh juga ada pengunjung di Masjid Raya Baiturrahman yang dijuluki lambang ke ketaatan Ummat Muslim di Aceh. tambah Muttaqin. (Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat