Pemerintah Diminta Optimalisasi Peran Desa Budaya di Lembata
![Pemerintah Diminta Optimalisasi Peran Desa Budaya di Lembata](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/05/a17bf488a03cbec45a4ce7f4ec7828c5.jpg)
SETELAH menetapkan Desa Lamalera dan Desa Jontona di Kabupaten Lembata, Nusa Tengggara Timur sebagai desa budaya, pemerintah desa diharapkan terus berinovasi guna memberi efek domino baik bagi pemajuan budaya, maupun aspek pendidikan hingga pariwisata.
Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI, belum lama ini menetapkan satu lagi Desa di Lembata sebagai Desa Budaya. Kini di Lembata, sudah ada dua desa budaya.
Namun, penetapan tersebut bukan tanpa tantangan. Pembangunan di sektor kebudayaan sebagai urusan wajib non-layanan dasar, kerap menjadi halangan dalam pembangunan.
Baca juga : Desa Jontona di Lembata Terpilih Ikuti Giat Pemajuan Kebudayaan Desa Tahun 2024
Hal tersebut disampaikan Apol Mayan, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Kebudayaan (Porabud) Kabupaten Lembata, kepada Media Indonesia, Selasa (28/5).
Ia menjelaskan, kebanyakan desa memerioritaskan pembangunan pada sektor layanan dasarnya. Meski begitu, ia menegaskan, ada 10 objek pemajuan budaya pada Desa Budaya yang dapat memberikan efek domino dalam pembangunan di Desa.
Ada 10 objek pemajuan budaya menjadi pedoman bagaimana desa itu dibangun antara lain: tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat; ritus, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, permainan rakyat dan olahraga tradisional.
Baca juga : Ada 28 Desa Wisata di Temanggung, Empat lagi tengah Dirintis
Seluruh dokumentasi tersebut wajib termuat dalam dokumen pemajuan budaya (DPB), sebagai turunan dari PPKAD.
"10 objek pemajuan budaya tersebut yang terdokumentasi dan dilaksanakan secara rutin, dapat menjadi laboratorium budaya dan menjadi locus bagi para siswa untuk belajar tentang budaya, apalagi dalam kurikulum merdeka, mulok menjadi hal penting dalam pelajaran. Selain itu even budaya yang tertata dengan baik menjadi saya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Jadi pemajuan budaya jangan dipandang sepele. Ayo kerja," ungkap Apol Mayan.
Apol mengingatkan, tugas pemerintah desa dan pemerintah daerah tidak mudah, namun tidak rumit juga jika ada kemauan.
"Setelah diusulkan dan ditetapkan, sekarang apa kiat mempertahankan itu. Ini juga menjadi tugas Pemerintah daerah juga, selain pemerintah Desa," ungkap Apol Mayan.
Perhatian pemerintah berkaitan pemajuan budaya masih rendah. Penting rasanya untuk melihat Kebudayaan sebagai tonggak pemabangunan desa. (P-5)
Terkini Lainnya
Tantangan untuk Kreator Konten dari Perdesaan
Pemerataan Bidan Harus Sampai Desa untuk Kemandirian Masyarakat
Tiongkok Mengubah Nama Desa untuk Menghilangkan Budaya Uighur
Cegah TPPO dan TPPM, Kakanim Jakpus Gencarkan Program Desa Binaan
Gunung Kunir dan Kopi Benowo, Cita Rasa dan Pesona di Ujung Batas Purworejo
3 Desa di Mamasa Sulawesi Barat Terisolasi Akibat Longsor
Muhibah Budaya Jalur Rempah akan Singgah di Melaka
Bahasa Bali Terancam Punah, Generasi Z Diminta Gunakan dalam Keseharian
HUT Jakarta, Mandra Harap Budaya hingga Kesenian Betawi Terus Lestari
Dieng Culture Festival 2024 Bakal Digelar Agustus
Kondisi Hukum Indonesia makin tidak Baik-Baik Saja
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap