Leani Ratri Oktila, Pencetak Sejarah Indonesia di Ajang Paralimpiade
![Leani Ratri Oktila, Pencetak Sejarah Indonesia di Ajang Paralimpiade](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/09/8c84b83cf7f49ac192429be4dd907ce8.jpg)
LEANI Ratri Oktila sempat mengira perjalanan kariernya sebagai atlet bulu tangkis berakhir setelah tragedi Kecelakaan sepeda motor menimpa dirinya pada 2011.
Perempuan yang masih berusia 21 tahun itu padahal bermimpi menjadi atlet bulu tangkis yang hebat dan bisa membanggakan Indonesia di berbagai kejuaraan. apalagi ia sudah menekuni olahraga tepok bulu itu sejak umurnya masih tujuh tahun.
Namun, mimpi tersebut harus dikubur dalam-dalam sejak tragedi kecelakan yang membuatnya mengalami patah tulang pada kaki dan tangan kirinya.
Baca juga: Tidak Hadir di Tokyo, Komite Olimpiade Korut Disanksi
Dia divonis mengalami gangguan pada kakinya yang memiliki panjang yang berbeda. Ia pun harus pensiun sebagai atlet nondisabilitas dan beralih menjadi atlet disabilitas.
Di tengah keterbatasan fisiknya itu, Leani memutuskan untuk terus berjuang merawat mimpinya agar bisa menjadi pebulu tangkis hebat, meski harus menghadapi berbagai tantangan.
Dalam perjalanannya menjadi atlet Paralimpiade, ia sempat mendapat tentangan dari orangtuanya yang tidak mau anaknya merasa kecil hati karena harus bertanding sebagai atlet nondisabilitas.
Namun, Leani selalu memutuskan untuk terus berjuang tidak kenal lelah demi mewujudkan cita-citanya menjadi atlet yang membanggakan. Ia pun mulai mengikuti berbagai turnamen.
Gelar pertama Leani di cabor para-bulu tangkis dicatatkan saat Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2012 Riau ketika dia meraih satu emas dan satu perak.
Tahun 2013 menjadi awal perjalanan Leani bergabung bersama dengan Komite Paralimpiade (NPC) Indonesia. Ia pun mulai turun dalam kejuaraan internasional.
Naik podium utama berbagai kejuaraan sudah pernah dirasakan, mulai dari emas ASEAN Paragames, emas Asian Paragames, hingga Kejuaraan Dunia Paragames.
Berkat rentetan prestasi yang ditorehkannya, Federasi Badminton Dunia (BWF) menganugerahinya gelar atlet parabadminton putri terbaik selama dua tahun berturut-turut pada 2018 dan 2019.
"Walaupun saya kecelakaan, tapi saya tidak merasa terpuruk saat itu. Yang membuat saya tangguh di tengah keterbatasan, ya, pasti keluarga dan orang sekitar saya yang selalu mendukung saya," kata Leani saat dihubungi, Rabu (8/9).
Kini, sudah 10 tahun berlalu sejak tragedi kecelakaan itu, Leani justru mengukuhkan dirinya sebagai atlet Indonesia tersukses yang mampu mencetak sejarah dengan mempersembahkan tiga medali dalam satu penyelenggaraan Olimpiade atau Paralimpiade lewat cabang parabulu tangkis.
Atlet berusia 30 tahun itu membawa pulang dua emas dan satu perak dalam cabang parabulu tangkis yang baru pertama kalinya dipertandingkan di Paralimpiade.
Emas pertama dipersembahkan dari nomor ganda putri SL3-SU5 bersama Sadiyah Khalimatus pada Sabtu (4/9). Kemenangan tersebut mengulang kisah indah Indonesia di ajang Paralimpiade dengan menghadirkan kembali medali emas untuk Merah Putih, mengakhiri penantian selama 41 tahun.
Sehari berikutnya, Leani mesti menjalani dua laga final, yakni tunggal putri SL4 dan ganda campuran SL3-SU5 bersama Hary Susanto.
Dia hampir saja meraih mahkota kedua ketika mencapai final tunggal putri SL4. Namun ia harus merelakan medali emas kepada wakil Tiongkok Cheng Hefang setelah melewati pertarungan ketat rubber game selama hampir 1 jam.
Leani hanya memiliki waktu kurang dari 3 jam untuk kembali bertarung pada pertandingan final ganda campuran bersama Hary Susanto. Meski letih, ia tidak mau menyerah begitu saja dan tetap memberikan seluruh sisa kekuatannya di lapangan demi sekeping emas lainnya.
Usai gagal di final tunggal putri, Leani justru seakan terlahir kembali, tampil habis-habisan pada final ganda campuran untuk menghabisi wakil Prancis Lucas Mazur/Faustine Noel dan mengklaim emas keduanya di Tokyo.
Emas kedua itu menjadi penutup yang manis bagi perjalanan Indonesia di hari terakhir pelaksanaan Paralimpiade. Raihan dua emas menjadi prestasi terbaik kontingen Merah Putih dalam partisipasi di pesta olahraga penyandang disabilitas terbesar di dunia itu.
"Ini merupakan Paralimpiade dan pertama kalinya saya bertanding di Paralimpiade," kata Leani dikutip laman resmi Olympics.
"Saya selalu mengatakan bahwa saya ingin menunjukkan yang terbaik untuk Indonesia, memberikan segalanya untuk masyarakat Indonesia," ujarnya.
Turun di tiga nomor pertandingan, Leani jelas menargetkan dapat membawa pulang tiga medali emas dari Tokyo.
"Bagi saya pribadi, hasil ini tidak sesuai target karena semua atlet tentunya ingin meraih yang terbaik. Tentunya saya turun di tiga nomor, jadi inginnya tiga emas," ujarnya.
Meski demikian, Leani mengaku tetap bersyukur dengan torehan tersebut. Sebab, ia mengatakan telah memberikan penampilan yang maksimal selama pertandingan.
Leani yang turun di tiga nomor pertandingan itu memang menghadapi tantangan yang lebih berat karena dia mempunyai jadwal pertandingan yang lebih padat serta waktu istirahat yang minim.
Atlet kelahiran Riau, Pekanbaru itu tercatat telah menjalani 12 pertandingan sejak parabulu tangkis dimulai pada 1 September, dan bahkan mesti melakoni empat laga sekaligus dalam sehari sebelum akhirnya mampu
merebut medali emas ganda putri.
Rasa letih itu pun akhirnya terbayar tuntas. Leani yang dulu sempat mengira bahwa perjalanan kariernya sebagai pebulu tangkis bakal berakhir, kini justru menuliskan tinta manis dalam catatan sejarah Indonesia sebagai atlet yang berhasil menghadirkan kembali medali emas untuk Merah Putih, mengakhiri penantian selama empat dekade lamanya.
Maka, tidak salah jika Leani dijuluki sebagai Ratu parabulu tangkis. (Ant/OL-1)
Biodata singkat:
Nama: Leani Ratri Oktila
Tempat, tanggal lahir: Kampar, Pekanbaru, 6 Mei 1991
Cabor: Parabulutangkis
Klasifikasi: SL4
Prestasi:
Olimpiade
- Medali emas ganda putri SL3-SU5 bersama Khalimatus Sadiyah di Tokyo 2020
- Medali emas ganda campuran SL3-SU5 bersama Hary Susanto di Tokyo 2020
- Medali perak tunggal putri SL4 di Tokyo 2020
Kejuaraan Dunia BWF
- Medali emas ganda campuran, Korea 2017
- Medali perak tunggal putri, Korea 2017
- Medali perunggu ganda putri, Korea 2017
- Medali emas tunggal putri, Swiss 2019
- Medali emas ganda campuran, Swiss 2019
- Medali perak ganda putri, Swiss 2019
Asian Paragames
- Medali emas ganda campuran, Incheon 2014
- Medali perak ganda putri, Incheon 2014
- Medali perunggu tunggal putri, Incheon 2014
- Medali emas ganda putri, Jakarta 2018
- Medali emas ganda campuran, Jakarta 2018
- Medali perak tunggal putri, Jakarta 2018
ASEAN Paragames
- Medali emas tunggal putri, Singapura 2015
- Medali emas ganda putri, Singapura 2015
- Medali emas ganda campuran, Singapura 2015
- Medali emas tunggal putri, Kuala Lumpur 2017
- Medali emas ganda putri, Kuala Lumpur 2017
- Medali emas ganda campuran, Kuala Lumpur 2017
Turnamen internasional
- Tujuh emas, dua perak dari Indonesia ParaBadminton International 2014-2016
- Lima emas Thailand Para-Badminton International 2017-2018
- Tiga emas, satu perak Australia Para-Badminton International 2018
- Lima emas, dua perak Dubai Para-Badminton International 2019
- Enam emas, Canada Para-Badminton International 2019
- Dua emas, satu perak Brasil Para-Badminton International 2020
Terkini Lainnya
Biodata singkat:
Atlet Para Badminton dari 16 Negara Berburu Poin Paralimpade Paris di Turnamen Fox's Indonesia
Penyetaraan Atlet Non-Disabilitas Buahkan Hasil
Ikuti Jejak Para Legenda, Ratri Ingin Bangun Pusat Olahraga di Solo
Raih Medali Perak Paralimpiade, Mensos Apresiasi Ni Nengah Widiasih
Dukung Atlet Indonesia Lebih Kompetitif, WSE Berikan Apresiasi kepada NPC Indonesia
Kemenpora Dorong NPC Indonesia Cari Bibit Atlet di Daerah
Pemilihan Ketua Umum PBSI, Fadil Imran Diharapkan Mampu Berdayakan Klub Badminton
Fajar/Rian Runner-up Singapura Terbuka
Para-Bulu Tangkis Indonesia Bawa Pulang 7 Medali dari Dubai
Atlet Para-Bulu Tangkis Sumbang Dua Emas Buat Indonesia
Debut Emas Rina/Subhan di Asian Para Games Hangzhou 2022
Tim Para Bulu Tangkis Maksimalkan Satu Hari Latihan di Kamboja Sebelum Berlaha di APG 2023
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap