visitaaponce.com

Perbasi Pastikan tidak Ada Ampun Bagi Pelaku Pengaturan Skor

Perbasi Pastikan tidak Ada Ampun Bagi Pelaku Pengaturan Skor
Ketua Umum PP Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) Danny Kosasih (kiri)(ANTARA/Aditya Pradana Putra)

KETUA Umum Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PP Perbasi) Danny Kosasih menegaskan tidak ada ampun bagi pemain yang terlibat dalam pengaturan skor hasil pertandingan atau match fixing.

Pernyataan tersebut disampaikan Danny menanggapi kasus matchfixing yang dilakukan enam pemain Liga Bola Basket Indonesia (IBL) selama musim kompetisi 2021 lalu.

"Tidak ada ampun lagi, mereka harus menjalani hukuman yang sudah dijatuhkan," tegas Danny dalam keterangan tertulis, Rabu (29/12).

Baca juga : Pemain IBL Perkuat Tim Basket Sulsel di Pra-PON

Dia mengaku kecewa para terhukum tersebut tidak belajar dari pengalaman kasus serupa sebelumnya.

"Saya berharap hukuman kali ini membuat para pebasket semakin menjunjung tinggi sportivitas dan tidak lagi melakukan match fixing," lanjutnya.

Sebelumnya, Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah, Rabu (29/12), mengumumkan keterlibatan enam pemain dalam pengaturan hasil pertandingan selama musim kompetisi IBL 2021 lalu.

Baca juga : Beane Jr Diharapkan Bantu Indonesia Pertahankan Gelar di SEA Games

Lima orang tersebut berasal dari klub Pacific Caesar Surabaya, yaitu Aga Siedartha, Arisanda, Gabriel Senduk, Yoseph Wijaya, dan Aziz Wardhana, serta satu pemain dari Bali United Basketball, Yerikho Tuasela.

PP Perbasi dan IBL telah menjatuhkan hukuman sanksi kepada para pelaku sesuai dengan aturan federasi dan peraturan pelaksanaan pertandingan pada 21 September 2021 yang sudah disampaikan secara langsung kepada seluruh pihak terkait.

IBL menjatuhkan hukuman larangan bermain seumur hidup di lingkup IBL kepada enam pemain tersebut. Sanksi yang dijatuhkan itu sesuai dengan peraturan pelaksanaan IBL Bab IV Pasal 6 Ayat 16 yang berbunyi, "Personel klub yang melanggar Bab IV Pasal 4 Ayat 2, yaitu melakukan dan terlibat dalam pengaturan hasil pertandingan dilarang mengikuti kegiatan IBL seumur hidup dan denda maksimal Rp100 juta."

Baca juga : Ada Pemain Berusia 40 Tahun di IBL, Erick Thohir Singgung Soal Pembinaan Pemain

"Tindakan ini adalah bagian dari komitmen kami untuk meningkatkan kualitas liga agar semakin baik, profesional, dan sehat," ucap Junas.

Pengaturan skor oleh pemain IBL pertama kali dicurigai oleh manajemen klub Pacific Caesar Surabaya yang melihat adanya kejanggalan yang dilakukan beberapa pemain di klubnya dalam beberapa pertandingan selama kompetisi IBL musim 2021 fase regular.

Setelah menerima laporan tersebut, pada Mei 2021, IBL bersama PP Perbasi membentuk tim untuk melakukan investigasi sampai pada akhirnya mendapatkan bukti serta pengakuan dari pihak-pihak yang terlibat. (Ant/OL-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat