visitaaponce.com

Dia Juga Manusia Zverev Menyatakan Beban Sejarah Bisa Membuat Djokovic Terguncang di Final French Open

'Dia Juga Manusia': Zverev Menyatakan Beban Sejarah Bisa Membuat Djokovic Terguncang di Final French Open
Petenis Zverev tidak akan bertaruh Ruud bisa mengalahkan Djokovic. Namun Djokovic juga meiliki beban yang besar.(AFP)

PETENIS Alexander Zverev mengakui dia "tidak akan bertaruh" pada Casper Ruud untuk mengalahkan Novak Djokovic dalam final French Open, Minggu (11/6). Namun ia memperingatkan bahwa sang superstar Serbia bisa terbebani oleh harapan besar yang hampir terwujud.

Ruud, yang menjadi runner-up tahun lalu melawan Rafael Nadal, berhasil mencapai final dengan kemenangan mudah 6-3, 6-4, 6-0 atas Zverev dalam semifinal Jumat.

Djokovic mencapai final di Paris untuk kali ketujuh dan final Grand Slam ke-34 dengan mengalahkan Carlos Alcaraz dalam empat set. Meskipun Alcaraz mengalami masalah kesehatan.

Baca juga : Novak Djokovic Jadi Raja Tenis

Jika berhasil memenangkan pertandingan, Djokovic akan memecahkan rekor dengan meraih gelar Grand Slam ke-23. Ia menjad satu-satunya pria yang berhasil memenangkan keempat Grand Slam setidaknya tiga kali.

"Apakah Djokovic menjadi favorit? Ya, tentu saja. Tidak diragukan lagi. Dia tahu caranya. Dia tahu bagaimana melakukannya," kata Zverev setelah kalah dalam semifinal untuk ketiga kalinya berturut-turut.

"Jika saya harus bertaruh, mungkin saya tidak akan terlalu yakin dengan peluang Casper. Tapi apakah dia memiliki kesempatan? Ya, dia punya. Dia bermain tenis luar biasa dan layak berada di final."

Baca juga : Ruud Sebut Djokovic Bisa Pecahkan Rekor Gelar Grand Slam

Zverev mengingat saat Djokovic hanya perlu mengalahkan Daniil Medvedev dalam final US Open 2021 untuk mencapai Grand Slam kalender pertama oleh seorang pria sejak 1969. Namun, Medvedev berhasil memenangkan pertandingan itu dalam straight-set di final New York.

"Menurut saya, ini adalah situasi yang paling baik bagi Casper," tambah Zverev.

"Djokovic adalah salah satu pemain terbaik di dunia, itu pasti, tetapi ketika Anda berada di ambang sejarah, tekanan itu bisa terasa. Ingatlah final US Open yang dia lalui dengan Medvedev? Tekanan itu, kita semua manusia. Djokovic juga manusia. Kita semua merasakannya. Jadi, menurut saya, ini adalah skenario terbaik bagi Casper."

Baca juga : Jadi Juara Prancis Terbuka, Djokovic Cetak Sejarah

Ini adalah final Grand Slam ketiga bagi Ruud dalam lima turnamen terakhirnya. Setelah menjadi runner-up melawan Nadal di Paris tahun lalu, ia kemudian kalah dari Alcaraz dalam final US Open.

Namun, Ruud belum pernah berhasil mengalahkan Djokovic dalam keempat pertemuan mereka, dua di antaranya berlangsung di lapangan tanah liat, dan belum pernah memenangkan satu set pun.

Pada Jumat (9/6), pemain tenis asal Norwegia berusia 24 tahun ini berhasil mematahkan servis Zverev, yang merupakan juara Olimpiade, sebanyak enam kali.

Baca juga : Rafael Nadal: Novak Djokovic petenis Terbaik Sepanjang Masa

"Saya hanya pergi ke sana dan berusaha bermain tanpa terlalu banyak berpikir, tanpa tekanan, dan bermain dengan sangat baik hari ini," kata Ruud, yang mencatatkan 87 kemenangan di lapangan tanah liat sejak 2020.

Ruud telah menghadapi tahun yang penuh tantangan dan datang ke Paris dengan catatan 16-11 yang kurang mengesankan.

"Saya tidak datang ke Roland Garros dengan pikiran bahwa saya adalah favorit untuk mencapai final. Ini dua minggu yang sangat menyenangkan di Paris dan semoga kali ketiga ini bisa menjadi pesona bagi saya," ujarnya.

Bagi Zverev, ini adalah kekalahan pahit lagi di lapangan yang sama di mana ia mengalami cedera ligamen pergelangan kaki yang mengakhiri musimnya dalam pertandingan semifinal melawan Nadal 12 bulan yang lalu. (AFP/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat